Part 3. Flashback (2).

2K 176 20
                                    




"Gun.."

"Khap, Papii?"

"Ayo makan malam. Setelahnya, ayo pergi ke taman bermain malam hari."

"Ayo Papii!" Gun menggenggam erat tangan kiri Off. Tersenyum manis pada suaminya dan menggerakkan tangan keduanya kesana kemari dengan senang.

"Ingin makan dimana?" Off menghentikan langkahnya, melepaskan genggaman tangannya dan Gun, lalu membuka jaketnya dan memakaikannya ditubuh kecil istrinya.

"Hei, Gun. Mengapa tidak memakai jaket, hum?"

"Lupa, Papii." Gun kembali mengaitkan tangan keduanya. Menunjukkan senyum damai dan berpose peace dengan tangan kirinya, menandakan perdamaian. Takut dimarahi suaminya.

"Lain kali bawa jaketmu, sayang. Lain kali aku tidak mau memberikan mu jaket lagi." Off berpura pura kesal. Mengalihkan pandangannya agar tidak menatap Gun. Off bohong, karena tidak mungkin jika ia tidak memberikan jaketnya pada sang istri.

"Uhh. Iya, Papii." Gun berjinjit, mencium gemas pipi Off. Tersenyum lebar hingga menampakkan kedua dimplenya di ujung pipi.

Off tersenyum dalam diamnya. Ia berfikir akan selalu memberikan jaketnya pada Gun agar selalu dapat ciuman seperti tadi.











Off hanya tidak tahu. Ini adalah terakhir kalinya ia dapat memberikan jaketnya pada istrinya.

Ia hanya tidak tahu. Apa yang mereka lakukan hari ini adalah yang terakhir.













"Ugh? Bagaimana? Enak tidak, Papii?" Gun mengusap bekas makanan diujung bibir Off. Tertawa gemas melihat ekspresi konyol suaminya.

"Ya. Ini enak. Bagaimana denganmu, babe?"

"Enak Papii!"

"Ayo beranjak. Tunggu didepan, aku akan membayarnya." Off berdiri dari kursinya, menepuk pelan ujung kepala Gun. Mengambil dompetnya dan beranjak ke kasir.

Setelah membayar, Off keluar dari restoran untuk mencari istrinya. Tapi, Gun tidak dapat ia temukan di manapun ketika ia keluar restoran.

Matanya beredar panik. Mencari kesana kemari, "GUN!!"

Langkahnya dipercepat meninggalkan restoran, mulai berlari panik mencari sang istri yang tengah hamil.

"Permisi, apakah kau sempat melihat orang ini?" Off menghentikan salah satu pejalan kaki di dekat stan stan taman bermain. Disambut gelengan orang tersebut, membuat Off semakin panik.

Off hampir menangis jika saja ia tak melihat siluet istrinya yang berjalan dan tersenyum riang keluar dari toko aksesoris yang biasanya dijual dan dipakai di taman bermain.

Off berlari kencang memeluk sang istri yang kaget karena dipeluk tiba tiba. "Gun! Kau kemana saja?! Aku panik astaga!"

Ia berbicara tidak santai, menangkup wajah Gun dan memeriksa setiap ujung wajahnya. Off menghela nafas lelah, kepalanya terjatuh dibahu Gun. Menarik pinggang Gun dan merapatkan pelukan keduanya, air matanya menetes di pundak Gun.

"Jangan seperti ini lagi, Gun. Aku khawatir." Off berkata gusar, menaikkan kepalanya yang berada dipundak Gun.

"Ungh? Papii menangis?" Gun bertanya sedih, bibirnya mengerucut. Mengusap air mata suaminya dan mengalungkan kedua tangan kecilnya di leher tinggi Off dan mengecup leher Off pelan.

Mom. { OffGun }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang