Apa kalian pernah berpikir untuk hidup sesuai kehendak kalian dengan mudah? Berakar dari niat, memproses di otak, mengatakan hal tersebut hingga perbuatan kalian walaupun paling kecil, dan berakhir pada hasil.
Entah kenapa sebagian besar manusia di dunia ini lebih memilih hal tersebut, termasuk diriku. Apakah karna mereka pesimis dengan hasil yang mereka peroleh, atau takut dengan pilihan yang mereka pilih tanpa berpikir matang?
Sebagian manusia mungkin akan menjawab hal tersebut, tetapi aku tak berpikir demikian. Mengapa? Karna hal sekecil apapun sudah diketahui tuhan dan dia hanya melihat atau membantu membimbing kita melalui takdir yang dia buat untuk kita semua. Kenapa tidak mencoba berpikir tentang pilihan dari banyak sisi?
"Alfi? Kau sudah selesai dengan perlengkapan lain?".
Tiba - tiba pemikiranku buyar oleh panggilan dari temanku itu.
"Sudah dari tadi, aku menunggumu sudah hampir satu tahun loh."
"Maaf, ak tadi disuruh guru dulu. Maaf ya."
"Ayo pulang. Aku sudah mulai capek, Min."
Dia pun hanya mengangguk setuju sambil tersenyum menyeringai.
Oh ya, perkenalkan Namaku Alfi Syahri dalam bahasa arab artinya seribu bulan. Aku murid dari SMA Palembang 1, sama dengan namanya aku tinggal di Kota Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia. Kalau temanku ini bernama Muhammad Amin, teman sekelasku dari kecil hingga sekarang. Kami memang suka pulang bersama tapi rumahnya berbeda arah dari rumahku dan jauh dari sekolah, maka dari itu dia memakai sepeda motor bebek.
SMA Palembang 1 ada di tengah kota Palembang, dan merupakan salah satu SMA yang masih memakai sistem pelajaran dan fasilitas sekolah yang normal pada sebelum perubahan kurikulum nasional tahun 2013 yang lalu. Bisa dibilang sekolah kami adalah sekolah yang agak tertinggal zaman. Tapi, menurut beberapa orang sekolah dari pemerintah adalah pilihan yang sangat diminatiketimbang swasta karna harga iuran sekolah yang terbilang murah. Kalau SMA 1 Palembang masih seperti SMA pemerintah pada umumnya, perbedaannya bukan cuma dari keterlambatan kurikulum, tetapi iuran sekolah kami digratiskan.
Siang itu, setelah aku keluar dari halaman sekolah dan melambaikan tangan kepada Amin, aku seperti biasa pulang dengan jalan kaki. Di dekat jalan raya aku melihat ada seorang gadis, perawakannya cantik dan membuat seolah semua di sekitarnya terpana olehnya. Rambut hitam twintail panjangnya itu menambah keunikan selain kulitnya yang putih cerah itu.
Aku tak pernah melihat gadis sepertinya sebelumnya, apakah dia baru di sini atau dia hanya turis. Apakah persaanku yang aneh atau memang kalau gadis tersebut berkeliaran sendirian dan tidak dalam zona trotar? Dari jauh aku melihat sebuah mobil MPV dengan kecepatan yang melebihi batas normal. Akupun langsung merespon dan segera mengejar gadis tersebut sambil meneriakinya.
Aku tidak lagi berpikir lama dan menelaah keputusanku itu, aku hanya berpikir tidak mungkin aku membiarkan orang lain mati walaupun aku sudah tau kenapa bisa orang tersebut kehilangan nyawanya.
"HEI!! LARI!! Menyingkir dari sana! CEPAT!"
Gadis itu seperti tak mengerti bahasaku, tapi apa boleh buat aku terpaksa menarik gadis tersebut dan aku langsung menariknya ke belakang.
Tapi terlambat bagi diriku yang tak sempat kembali ke trotoar tersebut, akupun langsung bertabrakan dengan mobil tersebut. Aku langsung tertabrak mobil itu yang memacu kecepatan yang sangat tinggi. Akupun langsung terhempas layaknya batu hancur yang dihempas ke depan dengan kuat. Entah kenapa rasa sakitnya hanya sebentar dan sebelum aku hilang kesadaran aku melihat dia mengahampiriku sambil berteriak dan menangis. Tapi aku tidak menyesali perbuatanku ini, karena inilah PILIHANKU.
Dan aku tidak menyesali perbuatanku ini walaupun aku tahu aku menyia-nyiakan hidupku untuk seseorang yang tidak aku kenal, tapi aku akan lebih menderita jika hidup dengan penyesalan dan resiko karena diriku yang masih hidup di dunia ini. Serta, tentunya terbebani oleh kematian orang tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Forbidden : Legends
ActionDunia ini telah rusak sampai ke akar yang terdalam. Tapi, apakah kita akan tetap membiarkannya walaupun dunia telah merubah seluruh isinya dan termasuk DIRIMU SENDIRI? Jawaban itu ada di tanganmu yang terlihat hampa dan pikiranmu yang selalu diremeh...