"Dejun!!"
Seruan itu tidak di hiraukan oleh pemilik nama yang kini tengah berkutat dengan kalimat di bukunya.
"Nih! Makan!"
Kalimat itu di iringi dengan sekotak salad, sebungkus roti, dan juga sebotol air mineral dalam satu kantung plastik yang di letakkan di sisi kanan pemilik nama dejun.
"Hm"
Gumaman singkat itu yang si pemberi dapatkan dari manusia di hadapannya.
"Dejun! Heh!"
Lagi suara melengking itu memanggil pria yang tetap fokus pada bukunya. Seruan itu berhasil mengalihka atensi dejun sesaat. Pria itu kini menatap seorang gadis yang sudah duduk di sisi kanannya, menampilkan wajah kesalnya. Dejun mengerti gadis ini benci di abaikan.
"Iya nat iya, nanti di makan. Bentar lagi"
Jawaban yang tidak di harapkan nataline dejun keluarkan. Lalu setelahnya dejun kembali mengalihkan atensinya pada buku tebal di hadapannya.
Nataline menghela nafasnya kasar. Tangan gadis itu lalu mengambil sekotak salad yang berada di hadapannya , membuka kotak transparan yang tertutup itu lalu mengambil sendok yang sudah tersedia. Mengaduk salad itu sedikit dan menyendoknya.
"Dejun! Buka mulut!"
Kalimat bernada perintah itu di turuti dejun. Nataline segera menyuapkan potongan salad buah itu masuk ke dalam mulut dejun. Dejun sedikit mengerutkan dahinya kala rasa asing itu menyapa lidahnya.
" Salad beli ya?"
Pertanyaan dari bibir dejun di angguki oleh nataline. Meski bertanya pria itu tetap menaruh atensinya pada buku.
" Tadi aku bangun terlambat jadi ga sempat bikin bekal" jelas nataline tanpa di minta
Dejun hanya mengangguk singkat lalu membuka mulutnya lagi. Dan suapan kembali masuk ke dalam mulutnya. Begitu seterusnya hingga salad di kotak itu habis.
Manusia yang melihatnya pasti berfikir mereka adalah sepasang kekasih. Atau saudara. Namun nyatanya mereka hanyalah sahabat. Persahabatan yang terjalin sejak mereka berumur 8 tahun hingga kini mereka berumur 18 tahun. Awalnya dejun adalah anak yang tidak banyak bicara dan tidak terlalu aktif bermain. Itu sebabnya jarang anak-anak sekelasnya yang mendekatinya atau mengajaknya bicara. Hingga nataline datang. Gadis itu tinggal tepat di depan rumahnya. Gadis itu masuk sekolah yang sama dengannya, hingga masuk kelas yang sama dengannya. Nataline, gadis dengan pola fikir rumit itu menarik atensi dejun. Nataline selalu mengajaknya bicara, menceritakan banyak hal di dunia ini yang ia ketahui. Nataline selalu mengajaknya berjalan bersama, bermain hal yang tidak memerlukan banyak tenaga, dan selalu menunggu serta membantu dejun. Satu tahun berlalu. Hingga nataline kecil menyadari bahwa dejun harus di lindungi. Hukum mutlak berlaku pada hal itu. Semenjak saat itu nataline selalu merawat dejun. Orang tua dejun juga menitipkan dejun pada nataline. Kebetulan yang menyenangkan bahwa orangtua nataline dan orang tua dejun adalah rekan bisnis. Nataline adalah satu-satunya bagi dejun. Namun tidak bagi nataline. Gadis itu memiliki banyak teman. Alasannya sederhana. Gadis itu mudah bosan pada satu orang. Meski pada akhirnya dejun adalah prioritas utamanya. Bagi nataline kisah hidupnya klise. Namun begitulah kenyataannya.
"Ini mata pelajaran terakhir di ujian kita sebelum libur panjang. Berhenti baca buku dejun! Kamu udah pintar!"
Seru nataline kesal seraya membuka tutup botol air mineral dan memberikannya pada dejun
Dejun menerima botol mineral itu lalu mengangkat bagian kanan bukunya. Sampul buku itu terlihat oleh nataline"KEINDAHAN GUNUNG FUJI"
adalah bunyi dari sampul buku tersebut. Nataline bungkam. Mengerti tentang hal yang berusaha dejun ungkapkan tanpa kata-kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
NCTWayV STORY
Short Storynct dan wayV bisa jadi apapun yang kamu bayangkan dengan lagu lagu yang mengiringi setiap kisahnya nge halu aja dulu. sakitnya belakangan.