13. sengit

115 15 7
                                    


Hari Selasa pun tiba tak butuh waktu lama, jam 11.30 keadaan rumah Lee taeyong rumah bersiap untuk pergi kerumah teh irene..asik makan gratis sih niatnya sekalian ngumpul.

"Engh gini, gue, Mark,haechan naik mobilnya Jhonny"ucap yuta.

"Raya, doyoung, Kun naik mobilnya taeyong" nahkan gada yg ketinggalan?

Smeua mengangguk setuju, akhirnya mereka berangkat, tadinya haechan ingin membawa mobil barunya tapi selagi ada yg mau nebengin gass ajalah.

Tapi ga jadi pamer, padahal dia mau pamer ke Lucas.

"Ray ayo masuk"ucap Kun membukakan pintu buat Raya, eh raya menjadi sedikit malu. Taeyong tetap berusaha bodoamat meski sedikit risih melihat Kun memperlakukan raya seperti itu.

Bukan gimana menurutnya lebay aja sok uwu-uwuan, doyoung sibuk mengajaknya ngobrol lagi, padahal taeyong sendiri ingin menguping kedua penumpang belakang sedang bercerita apa sehingga terlihat sangat seru dan sedekat itu.

"Tapi sama gue malah kaga,padahal gue yg ngurusin"-ty

"Ih tapi serius ya, yang saya ajarin kekamu semalem bener kan itu jawabannya?" Ucap Kun,

"Iya bener mas, ternyata bener kata orang orang mas Kun jenius"ucap raya berterimakasih sekaligus memuji pria dengan senyum yg teduh itu.

"Kamu berlebihan, oh iya diliat lihatlah wajah kamu mirip banget sama adik saya"ucap mas Kun menatapku, kulihat juga dari cermin tengah mobil mas taeyong dan doyoung melihat kearah ku.

"Oh..mm maaf adik mas yang hilang itu ya?"tanya raya perlahan takut menyakiti hati mas Kun

"Iya, tapi ngelihat kamu mengobati rasa rindu saya, mungkin dia juga seumur kamu atau setahun dibawah kamu, cantik"

Raya tersenyum mendapat pujian, sedangkan Kim doyoung diam diam menghanyutkan dan membuat atmosfer makin di uwu-uwukan.

"Adik apa adik bang? Awas punyanya Jeno"

Eh bukan-aduh raya sendiri bingung kenapa semuanya selalu menghubungkannya dengan mas Jeno dan jaemin.

"Oh ya?! Kamu pacarnya Jeno ya?aduh baru pulang dari Amerika saya belum tau apa apa tentang kamu

"Ekhem dia itu nyebelin bang, kadang serem, kadang kasian bang"ucap mas taeyong yang ingin meledekku, mas Kun hanya terkekeh menanggapinya tuh kan lihat mas Kun auranya kayak positif banget..

Hampir sama kayak haechan, tapi beda lagi haechan terlahir dengan tingkatan usil yang sudah mendewa jadinya cahayanya ketutupan kabut heheq.

"Bukan mas, aku sama Jeno jaemin kan sahabatan jadi udh saling Deket aja gitu"ucapku menjelaskannya.

"Syukurlah, saya belum keduluan dong"

"Eh"

Bukan hanya aku yang jadi terdiam kami semua jadi planga plongo, walaupun mobil sudah terparkir disebuah rumah. Waahahhhh besar sekali, terasnya ada bisa buat bikin pasar malem.

"Udh sampai yuk turun, saya udh laper"ucap mas Kun membuka pintu disusul aku mas Doy dan mas taeyong.

Banyak mobil terparkir, bukan mobil kaleng kaleng disini mobil mobil bermerk harga mewah dengan pajak yang bisa membeli rumah saja ada disini.

"Akhirnya kalian Dateng, halo Kun udah lama ya  makin ganteng tau ga lu, ih sini gue mau peluk bujang gue" ucap Teteh Irene menyambut kami.

"Widih calon bininya Suho makin cantik aja"ucap Kun membalasnya , teteh iren juga memelukku.

NERD•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang