14. if only you know

112 14 4
                                    


"Ray ini kartu saya kamu pegang ya, pake aja jangan malu malu"

Itu sudah terjadi tadi pagi taeyong memberikan salah satu kartunya untuk dipakai raya, wanita itu sedikit terkejut lalu berterima kasih. Ehmm tidak merepotkan sih.

"Haechan tunggu aku dooong"ucap raya mengejar haechan yang sudah menyelonong berlarian bersama haechan di bandara yang masih menunggu anggota lainnya. Haechan sangat dekat dengan raya tidak maksudnya mereka saling melepas tawa sebahagia itu, bagaimana bisa?

"Bingung ya kenapa mereka bisa itu?"tanya doyoung yg duduk disampingnya.

"Euunghh gak "

"Udh memperhatikan, ga ngaku, ngeles juga barang  kumplit banget"ucap doyoung meledek, taeyong merasa bodo amat dan bermain ponselnya. Sambil menyesap kopi yang baru ia beli di bandara tadi

"Bang Kun  juga ada perasaan kayaknya"

Uhuuk..uhuk.

Hanya keselek pemanis saat terkejut menyesap kopi:)

Lalu dua orang itu menatap bang Kun yang ikut bercanda bersama haechan, raya dan Mark yang sudah ikut bergabung.

"Gue gatau dah kalau haechan kan orngnya susah ditebak, kalau Mark kayaknya udh nganggep raya kayak adik, ditambah jaemin mantannya dia, Jeno sama shinceng juga harus dipertanyakan.."ucap doyoung mengatakan hasil analisisnya.

"Lu suka banget menilai gitu doy"

"Iya kayak lu juga suka tapi ngambil jalan sok jadiin bapak walinya, kalau lu suka sama raya dan semisalnya kalian jodoh nanti selain ribet ngurus akte nikah,.."

"Terus"

spontan taeyong bertanya, Doy tersenyum kemenangan. Taeyong sesuai perkiraannya untuk tertarik membahas ini.

"Dia juga belum tentu suka sama lu Yong, dibanding yang lainnya persentase lu jauh"

Taeyong terdiam, dan masih pura pura tidak tertarik dan mencampakkan perkataan doyoung yang ia cap tidak penting, dan mustahil.

Benarkan? Dia tidak suka apapun dari raya.

"Lu bisa melarangnya keluar malam karena lu keluarganya skrng, tapi satu yang lu gabisa larang. Menyuruhnya berhenti mencintai orang yg dia udh pilih"

Taeyong menatap doyoung, pria itu mengangguk, lalu tertawa sambil menepuk pundak taeyong.

"Yakin banget gue bakal jatuh cinta sama raya lu Doy"

Doyoung memutar bola matanya sambil mendorong punggung taeyong. Udah dikasih nasihat malah ngeyel.


"Rayaaaa"panggil Mina yang menghampirinya, Mark tertawa melihat sepupunya ini.

"Kasian banget ya yuqi kan punya pacar, lu makanya jangan jomblo"ucap Mark meledek sepupunya tau karena tujuan Mina itu sekarang meminta raya duduk bersamanya.

"Loh emangnya udh ada yang ngajak kamu duduk bareng Ray?"tanya Mina, raya hanya menyembur lalu mengangguk sambil berkata maaf.

"Dia duduk sama saya naaa, kamu kenapa gak duduk sama xiaojun?"tanya mas Kun, lhoo mas xiaojun? Raya menahan tawa karena dua orang ini sangat sulit disatukan karena tidak akan berganti berdebat.

Awalnya tidak ada masalah, namun disini ada haechan yang tidak berganti membuat onar.

"Xiaojun, lu duduk sama Mina ya gue mau duduk sama hendery!"ucap haechan.

"Chan lu setan banget tau gak!"ucap Mina disambut tawa Mark.

"Setan setan tapi kesenengan itu mukanya merah kayak semangka"

.

Saat pesawat ingin naik, raya sedikit berkeringat. Kun memegangi tangannya.

"Kamu takut?"

"Sedikit, aku kayak merasa Dejavu"ucap raya yang mengangguk dan menenangkan diri.

Kun memakaikan earphone  pada telinga raya dan menarik kepala raya untuk bersandar sama pundaknya.

Sangat disayangkan oleh taeyong yang mengambil seat tepat disebelah mereka bersama jaehyun dan Ten.

"Hyun,gue mau nanya deh..Ten woy"

"Apaan?"-ten

"Kenapa mau pipis?kebelakang sana udh gede"-jaehyun

"Bukan gue mau nanya aja"

Mereka menatap taeyong.


"Kalau orang yang kalian suka tapi dia sukanya sama orang lain gimana"


Jaehyun menatapnya curiga begitu pula Ten, jarang loh taeyong ngomong gini. Baru saja Ten ingin menyebut nama raya taeyong sudah siap untuk menggeplakkannya.

"Gue nanya doang"

"Kalau gue Ngerelain sih, dan lebih menyesal kenapa gue dulu ga lebih cepet dari orang itu, kalau lu Ten?"tanya jaehyun.

"Kalau gue...kalau cowonya juga sayang sama dia, dan bisa bahagiain dia dari pada hidup sama gue ya mau diapakan lagi"

Jawabannya..jawaban orang tersakiti banget ya Bun, menyelekit. Taeyong menarik nafasnya lalu memejamkan matanya berasa ia main dalam sebuah drama namun bukan ia pemeran utama prianya.

.

"Nah ini vilanya ,nama kalian udh tertera si pintu. Oh iya ini masih siang menjelang sore kalian istirahat aja. Kita ketemu di jam 9 malam untuk makan malam sama main games"ucap Suho, terlihat Vila ini adalah salah satu miliknya terlihat besar dan dapat menampung banyak kamar.

Raya tentu saja bersama Mina dan yuqi.
Mereka bersandar dikasurnya selepas membersihkan badan dan mulai menggosok diatas ranjangnya masing masing.

"Ih gue gak lagi lagi ya duduk barengan sama xiaojun, aduh bikin pala pengen pecah tauk gak!"ucap Mina disambut tawa raya.

"Mina biasanya yg kayak gitu bakal jodoh kayak di film film"ucap raya tertawa di setujui oleh sang bucin yuqi katsu.

Ting..

Jeno

Ray liat sunset yuk

"Eh gais aku turun dulu ya di cariin Jeno, kalian mau ikut ga?"

Mereka malah meledekku dan menggoda raya karena dicariin oleh Jeno. Mereka menolak karena Mina bakal mau nyamperin bang Sehun mau minta jajan kalau yuqi pasti ketemu ayang bebebnya lah.

"Eh mau kemana?"tanya taeyong.

"Liat sunset sama Jeno, mas mau kemana?"

"Mau cari kelapa"ucap taeyong, hampir ada kecanggungan saat taeyong berpas-pasan sama Jeno.

"Bang minjem rayanya ya"ucap Jeno

Disengaja sih tau sendiri mereka masih berantem, taeyong hanya mengangguk sambil meninggalkan mereka yang ingin pergi bersama.

"Lu bisa melarangnya keluar malam karena lu keluarganya skrng, tapi satu yang lu gabisa larang. Menyuruhnya berhenti mencintai orang yg dia udh pilih"

Kenapa perkataan doyoung malah menghantui pikirannya.

NERD•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang