"Tumben sekali Sensei mau pulang," ujar Yuuji. Nobara di belakangnya mengangguk setuju.
"Biasanya Sensei mengganggu atau apalah," timpal Nobara. Megumi di belakang keduanya hanya diam memasang wajah datar.
"Aku ada janji~"
"Pentingkah?" tanya Yuuji. Satoru mengangguk.
"Sudahlah kalian ini, Sensei juga kan pasti ada keper-"
"WAAAAAAAAA!!!"
Mendengar teriakkan seseorang, tiga anak kelas satu itu terlonjak kaget.
Menoleh ke belakang, mereka dihadapkan dengan seorang gadis belia yang tengah berlari ke arah mereka-lebih tepatnya ke arah Satoru. Nobara mengerutkan keningnya.
"Chotto, siapa yang membiarkan anak kecil-"
"PAPAAAAAA!!!!"
Satoru berjongkok, menyambut lompatan yang berakhir dengan pelukan si gadis.
Sementara para muridnya? Shock. Bola mata Yuuji dan Nobara saking kagetnya membola hingga siap keluar. Megumi yang notabenenya paling tenang saja kini shock sampai lupa cara bernapas. Tapi gak mati kok.
Dengan gerakan patah-patah, Yuuji menunjuk si gadis mungil dalam gendongan Satoru.
"P-P-P-P-PAPA?! S-S-S-SENSEI, J-JANGAN BILANG?!"
Satoru menoleh ke arah anak didiknya dengan sebuah senyum khas.
"Uhm. Kau benar kok. Dia anakku,"
Oke, mereka shock untuk kedua kalinya.
"S-sensei bercandakan? Aku tak tahu apa-apa loh!" Megumi bertanya dengan tidak santainya-meski ekspresinya tidak berubah banyak.
"Aku tak bercanda kok. Dia juga bisa keluar masuk tempat ini karena diizinkan. Mungkin dia sendiri karena kabur dari kepala sekolah,"
