❛ં⸼ ᝢ 𝘌𝘷𝘢𝘯𝘦𝘴𝘤𝘦𝘯𝘵| O. Yuta

6.1K 741 167
                                    

Evanescent

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Evanescent

Request : CindyAtika2515

Pair : Okkotsu Yuta x Reader

Warning : OOC, typo, alur tak sesuai anime atau pun manganya

Jujutsu Kaisen © Gege Akutami

Plot by Lemonara

.

.

.

Evanescent

(n.) lekas menghilang dan hanya bertahan dalam kurun waktu singkat

.

.

.

Dia adalah perempuan yang satu tahun lebih muda darinya. Namun semua tentangnya, kini telah membuat Yuta pergi terlalu jauh ke dalam hutan berkabut bernama cinta.

"Yuta-san, memikirkan apa?"

Maki bertanya kala sepasang mata dibalik bingkai kaca transparan menangkap sosok Yuta yang melamun.

Yuta menggeleng pelan.

"Tak ada. Aku ... hanya memikirkan sesuatu,"

Maki terdiam. Dirinya enggan bertanya lebih lanjut.

***

Yuta kira, cinta adalah sesuatu yang berlangsung sementara. Dengan melupakan dan tak memikirkan, cinta akan hilang dengan sendirinya.

Namun ia salah.

Di dalam kegelapan, hati kecil terus menjerit. Menyuarakan satu pertanyaan yang terkubur dalam-dalam. Bertanya-tanya apakah benar ia telah tersesat di dalam hutan tersebut.

"Ugh ... aku bisa gila,"

"Gila mengapa?"

Tangan yang meremas kasar rambut kini membeku. Jantung seakan berhenti berdetak kala suara yang tak pernah ia lupakan, juga selalu terngiang di dalam kepala terdengar.

Yuta menoleh.

"I-itu ... "

Sosok itu tersenyum lebar. Begitu hangat sehangat mentari pagi. Yuta bahkan mengakui kalau sosok pemikat hati ini adalah pemilik senyuman terbaik.

"Kau sedang ada masalah ya?"

***

Satu bulan terasa begitu singkat jika kita menikmatinya. Yuta sadar. Waktu berlalu begitu cepat. Rasanya baru kemarin ia bermonolog layaknya orang gila di taman pada malam hati. Rasanya baru kemarin sosok pemikat hati bertanya dengan senyuman hangatnya.

Mengapa waktu berlalu begitu cepat?

"Okkotsu-san, Okkotsu-san,"

Gadis itu memanggil seraya melangkah mendekat. Yuta dengan refleks memundurkan tubuhnya.

"I-iya?!"

Gadis itu terkikik kala rona merah menjalar ke arah wajah lelaki di hadapannya. Menimbulkan sensasi panas pada pipi, juga menghangatkan hati.

"Aku mau cerita boleh?? Tapi nanti deh! Hehehe, aku tunggu di taman pertama kali kita bertemu minggu depan ya!"

Yuta mengangguk cepat.

***

Yuta sadar. Pribadinya yang sekarang sungguh tak mendukung untuk menyatakan perasaan.

Dia terlalu malu untuk mengungkapkan. Dia terlalu takut untuk menyatakan.

Dan dia tak berani untuk mendengar jawaban.

Proposal cinta yang ia siapkan dalam beberapa hari belakangan ini menjadi saksi bahwa sesungguhnya ia telah bertekad.

Bibir yang bergetar tak urung membuat niatnya sirna. Mulut juga ikut bekerja melafalkan satu kalimat berharga.

Yuta tersenyum tipis saat rasa percaya diri mulai tumbuh.

Sang pemikat hati kini berdiri dengan rona merah di wajahnya. Begitu manis dengan senyuman yang terkulum pada bibir ranum.

Rasa percaya diri hilang begitu saja berganti rasa gugup.

"(N-name)!"

"Y-ya?!"

Entah nengapa, gadis itu dengan refleks ikut tergagap.

"O-oh! Okkotsu-san, aku mau cerita!"

Yuta memilih untuk lebih dahulu mendengarkan. Lelaki itu terdiam seraya menunduk. Jari tertaut dengan jantung berdegup.

"S-silahkan,"

"Aku suka Inumaki-san!"

Tubuh membeku dengan napas tercekat.

Katakan bahwa ia salah dengar.

Katakan bahwa telinganya salah.

Katakan bahwa semua bohong.

Katakan.

Yuta memohon pada Dewa.

***

Yuta pikir, satu bulan cukup untuk membuatnya lupa akan harapan yang terinjak. Yuta pikir satu bulan cukup untuk membuat cinta pada sang pemikat hati mati.

Yuta pikir ... semua itu hanya bertahan dalam kurun waktu singkat.

Yuta pikir ... semua akan hilang dengan cepat.

Namun—

"Aku pacaran loh dengan Toge-san sekarang! Terima kasih sudah mau mendengarkan curhatanku tempo hari lalu, Okkotsu-san!"

—mengapa rasa ini tak kunjung hilang?

"Ah ... begitu ya?"

Sepasang manik biru gelap meredup. Kelopak mata menurun hendak tertutup. Bibir tanpa ragu mengulas senyum sendu. Bibir kini berucap tanpa adanya lagi rasa malu.

"Kalau begitu ... semoga kalian bahagia ya,"

"—dan biarkan aku saja yang tersiksa,"

***

577 words

13 Desember 2020

𝐈𝐌𝐀𝐆𝐈𝐍𝐄! jujutsu kaisenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang