Yuuji berucap. Nobara menaikkan sebelah alisnya bingung. Menatap gawai ponsel, Nobara semakin dibuat bingung. Menjawab rasa penasarannya, kini jemari menggeser tombol hijau.
"Ya?"
"..."
"Hah?! Bagaimana bisa?!"
"..."
"Arggh!! Baiklah-baiklah, aku akan ke sana sekarang juga!"
Nobara mematikan ponselnya. Memasukkannya ke dalam saku, alis kini tertaut dengan raut kacau. Nobara mengacak surai coklatnya. Dengan racauan tak jelas, kedua rekan di hadapannya kini menatap heran sang gadis.
"Kugisaki, kau tak apa?"
Menatap ke arah Megumi, Nobara menggeram.
"Apa aku terlihat baik-baik saja?!"
"T-tidak??"
"Aku harus pergi!! Kalau ada Gojou-sensei, pakai alasan apapun!"
Nobara bersiap tuk pergi.
"Eh?! Tapi kan—"
Nobara mendelik.
"Urusan ini bahkan lebih penting dari nyawaku,"
***
Nobara berkacak pinggang. Dirinya meraih tangan kanan sosok gadis di hadapannya.
"Astaga ... kok bisa kau kemari?!"
Membuka telapak tangan, Nobara mengukir kanji di atasnya. Paham, sang lawan bicara ternyum.
"Maaf, aku terlalu senang dan tak sabar untuk mengunjungimu,"
