v i i i

67 10 0
                                    

"Semoga lo beruntung!"

Hampir saja, Rose berteriak. Gadis lain dari lawan arahnya menutup mulutnya dengan cengiran khas.

Rose kini hanya memperlihatkan keberadaannya Chanyeol dari jauh.

'Sial! Siapa sih, orang ini?' Batin Rose meski tidak bisa berbicara.

Lawan bicaranya itu segera melepaskannya dengan kekehan. "Its. Its. Lo mau deketin Ceye?"

Beruntungnya itu adalah teman Rose, tidak lain teman satu kamar dengannya. Maksud kedatangannya adalah memberikan kunci kamar, namun obrolan Rose dan Chanyeol membuatnya mengintip, meski dari jauh.

"Irene!" Rose berdecak lalu menjitak orang itu, "Gaada sebar gosip hoax diantara kita."

Irene, gadis feminim itu mendadak mencitrakan perempuan tanguh dan feminim ketika pemotretan majalah Vogue--salah model brand produk terkenal brand ambassador dengan Chanyeol.

Mungkin karena cuaca tidak mendukung, gadis itu mengenakan Hoodie putih menutup seragam sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mungkin karena cuaca tidak mendukung, gadis itu mengenakan Hoodie putih menutup seragam sekolah.

Ia berseru mengangkat kedua tangannya memberi semangat. "Gue dukung kalian."

"Ren. Areng ... inget ya, gue cuma--"

Irene melemparkan kunci kamar kepada Rose lalu bebaringan menuju ruangan kelas. "Dia tuh tipekal plus, plus, plus banget, Roses."

"Gue siap nih, jadi mak comblang kalian berdua."

Di tengah jalan, Irene masih bercelatuk tentang hal itu membuat Rose menutup telinganya erat-erat.

***

Sepulang sekolah, Chanyeol disuguhkan dengan keberadaan Lay, manager sekaligus asistennya.

Pria berkacamata bulat itu mengenakan masker hitam membuat Chanyeol mengomentarinya, "Kenapa lo, sariawan?"

Lay menurukan kacamatanya, berbalik arah mengarah ke sumber suara, disana sang Bos--eh engak ding, Flay suka memanggilnya dengan sebutan 'bocil' itu berjalan ke arahnya dengan seragam sekolah yang masih terlihat rapi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lay menurukan kacamatanya, berbalik arah mengarah ke sumber suara, disana sang Bos--eh engak ding, Flay suka memanggilnya dengan sebutan 'bocil' itu berjalan ke arahnya dengan seragam sekolah yang masih terlihat rapi.

"Noh. Di berita pilem, banyak orang terinfeksi virus corona yang mele--"

"Congore haters?" Chanyeol bertanya balik memotong perkataan Lay.

Sempat terdengar lucu karena bahasa Chanyeol tidak bisa mengenakan bahasa jawa yang fase.

Lay menghentikan tawanya ketika ia ingat, tujuan kesini, ialah membahas tentang proyek apa yang sedang dilakukan lelaki itu.

"Dari semalem, penggemar lo antusias banget, Bru." Lay menunjukkan layar laptopnya men-scrool banyaknya pemengemar--para peserta seusai mengupload di feed instagram mereka.

Kediaman rumah Chanyeol dengan benda-benda unik itu menarik perhatian, mulai dari benda langkah hingga benda limited edison tersedia.

Kedua remaja yang kini berada di ruang tamu, sibuk memperhatikan dengan pekerjaannya masih-masing.

"Masih hari pertama, postingan ini masih di hati mimin," komentar Lay selagi memperlihatkan feed instagram dari salah satu peserta yang menarik perhatiannya dibandingkan peserta lain.

Lay hanya bertindak seolah sebagai juri--mengatakan apa yang disukainya, dan tidak disukainya. Selama proyek berlangsung, bisa juga, yang ia sukai dihari pertama ini, tergantikan dengan peserta lain.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✔] food bloggerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang