Ch 06. Pacar

19 2 0
                                    

Seusai kelas mananjemen bisnis. Rama, Shinta dan kawan-kawan duduk santai di taman kampus.

Seseorang perempuan berusia 20 tahunan berjalan mendekati Rama. Seluruh mata tersorot akan kecantikan perempuan itu.

Gea, sang dewi fakultas ekonomi begitulah julukkannya. Bukan menyombongkan tetapi memang begitu kenyataannya.

Tanpa ada angin tanpa ada badai, Gea mejulurkan tangannya di depan Rama.

"Gea Pratiwi."

"Rama Aryo." Jawab Rama kebigungan

Gea mejulurkan tangannya kembali namun kali ini ia julurkanya di depan Shinta.

"Gea Pratiwi."

"Shinta." jawab Shinta singkat

"Pacarnya Rama?"

Shinta pun mengeleng sebagai jawaban.

"Aku pinjam dulu Ramanya ya Shinta" pungkas Gea.

Shinta mengangguk sebagai jawaban.

"Hay Rama. Sudah empat tahun kita tidak berjumpa," ucap Gea.

"Empat tahun? Kapan kita pernah ketemu? Dimana?" tanya Rama penuh dengan kebingungan.

"Sudahku duga pasti kamu lupa. Aku yang pernah kamu tolong empat tahun yang lalu. Dulu aku yang di kucir dua, waktu SMA."

Dengan kedua jari telunjuk Gea diletakan di samping kepala.

"Oh. Iya. Iya. Aku mengingatnya dulu kamu yang menjadi korban tabrak lari bukan?" tanya Rama kembali.

"Syukurlah kamu masih mengingatnya. Aku mendengar dari temanku bahwa kamu berada di fakultas ekonomi. Aku langsung kesini untuk memastikan Rama yang itu atau bukan? Tak ku sangka ini beneran Rama itu--Rama empat tahun yang lalu," jelas Gea dengan angun.

"Memangnya ada berapa banyak Rama, hm?" canda Rama.

"Aku sudah mencari sejak empat tahun yang lalu, tetapi selalu saja bukan Rama yang menolongku. Bayangkan sudah berkali-kali aku tertipu dengan Rama yang lain!".

Gea menghela nafas panjang dengan wajah yang bersedih.

"Oh ya. Aku punya sesuatu buat kamu. Ini surat yang ku buat empat tahun yang lalu. Sudah terlalu lama berada di kamarku, untung saja belum berjamur," canda Gea sambil memberikan sebuah surat berwarna merah muda dengan emoji kecupan di sudut kanan atas.

"Apa ini?"

"Kamu akan tahu setelah membukanya," jawab Gea ramah.

"BUKA!.... BUKA!.... BUKA!" teriak para kaum adam yang sendari tadi menyaksikan kejadian luar biasa.

"Ini ..." Rama menatap Gea lekat.

"Ya. Itu adalah perasaanku saat pertama kali kita bertemu," terang Gea

"TERIMA!.... TERIMA!.... TERIMA!" teriak seluruh penonton.

Seluruh kau adam merasa iri dengan apa yang terjadi pada Rama hari ini.

Tidak ada angin tidak ada hujan dewi fakultas datang menghampiri.

Bagaikan mimpi yang terealisasi.

Rama menoleh ke arah Shinta, dengan isyarat mata Rama bertanya, "Bagaimana ini Ci?"

Shinta mengangguk singkat karena ini bukan pertama kalinya. Toh, nantinya Rama akan tetap berada di sisi Shinta sepeti yang lalu-lalu.

Rama pun akhirnya menerima pernyataan cinta sang dewi fakultas. Rama dan Gea pun berakhir menjadi sepasang kekasih.

Ia lelaki normal, bohong jika dia tidak terpesona akan kecantikan Gea.

Ramayana Milenial (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang