TEMU - 6

1K 157 12
                                    

Warn! Typo!





"Gua ga salah dengar tadi itu suara lo?"

Oh sial, Rendy lupa ada Grahana dan lupa mengecilkan suaranya saat bernyanyi sendiri.

"Jawab pertanyaan gua,"

Pemuda yang di tanya oleh Grahana hanya terdiam sambil merutuki dirinya dalam hati. Ia takut.

Takut orang di depannya tidak akan suka dengan suaranya bernyanyi. Karena Rendy selalu menganggap bahwa suaranya jelek.

Suka bernyanyi di kamar saja agar orang lain tak terganggu dengan suara menyanyinya.

"Rendy,"

Rendy menjawab dengan helaan nafas kasar sambil menunduk, "Iya, itu suara gua."

"Suara lo merdu,"

Apa yang barusan Grahana katakan, merdu? Merusak dunia? Rendy yakin Grahana baru saja mengatakan sebuah ironi untuk dirinya.

"Suara gua emang bikin merusak dunia-"

"Gua bilangnya merdu bukan merusak dunia. Suara lo bagus gini kenapa minta di ajarin ke gua buat latihan nyanyi?"

"Gua ga salah denger? Suara gua bagus?"

"Buat apa gua bercanda, Ren,"

Anggapan Rendy bahwa suaranya jelek adalah salah, justru menjadi sebaliknya. Suaranya tak seburuk yang ia kira. Pemuda bertinggi 171 cm itu melepas kacamata tebalnya dan kepalanya tersandar di sofa.

Terasenyum tipis, merasa percaya dirinya bangkit perlahan karena anggapannya salah.

"Ren, kebetulan suara lo bagus gua butuh lo buat jadi vokalis di band buat lomba,"

Dahi Rendy mengernyit. Band yang salah satu anggotanya adalah si Haikal?

"Setau gua ada Haikal yang bisa nyanyi, kenapa harus gua?"

"Dia maunya yang jadi gitaris. Sayang banget bakat nyanyi lo yang terpendam ga lo gunain di kesempatan ini,"

"Gua malu nyanyi di depan banyak orang,"

"Di coba dulu aja,"

Rendy termenung, sebenarnya cukup menarik juga tetapi ia ragu.

"Gua tunggu jawaban lo, tapi kalo lo ga mau juga ga apa gua bakal cari-"

"Ga usah cari anak lain, gua mau,"

Pemuda bermata bulan sabit itu sedikit terkejut. Padahal tadi sudah terlihat bila Rendy tidak ingin menjadi vokalis.

Apa yang merasuki seseorang bernama Alzevaro Rendy sehingga dengan cepat berubah pikiran?

"Lo serius? Jangan maksa-"

"Gua serius."

Pemuda bernama Grahana itu tersenyum mengembang, sungguh keberuntungan.

Tanpa ba bi bu ia langsung meraih ponselnya dan memberi kabar kepada Aldav soal ini.

"Besok waktu jam istirahat pertama jangan lupa lo datang ke ruang musik."

Dijawab dengan anggukan mantap oleh pemuda berkacamata tersebut.

°
°


Jam istirahat pertama berbunyi, pemuda berkacamata tebal itu langsung melangkahkan kaki menuju ruang musik.

Saat sampai ia melihat sudah ada Grahana dan Haikal disana dan ia langsung masuk ke ruangan.

"Halo, Ren. Akhirnya kesini juga lo,"

Haikal terheran dengan seseorang yang baginya asing dan justru di ajak masuk oleh Grahana.

"Ra, itu siapa?"

"Ini Rendy, vokalis band kita nanti,"

Langsung saja Haikal mengulur tangannya untuk berkenalan, "Gua Haikal Candra Bagaskara, panggil aja Haikal,"

"Alzevaro Rendy, biasanya pada panggil Rendy."

Keduanya terseyum terutama Rendy, ia tak pernah merasa senang seperti ini. Mungkin temannya akan bertambah setelah Grahana.

Tiba-tiba Aldav muncul dari pintu dengan ngos-ngosan, bisa ditebak ia berlari saat kesini.

Namun ada pemuda asing lainnya yang ada di belakang Aldav yang membuat terheran siapa pemuda yang dibawa Aldav tersebut.

"Yo, Wassup guys, sorry I'm late, ada urusan sebentar dan gua bawa anggota satu lagi buat gabung kesini."




"Yo Grahana! Sudah lama tidak bertemu"

°
°
°

—redo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


—redo

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

7RSHNGIMPI - friendship of dreamer [story ver.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang