La Mezquita

0 0 0
                                    

Sebuah Mahakarya tak ternilai peninggalan Daulah Umayyah II berdiri di Cordoba. Inilah dia, The Great Mosque Cordoba atau akrab disebut dengan La Mezquita. Masjid yang merupakan pusat keislaman pada masa kekhalifahan Cordoba selama tiga abad ini terletak di kaki bukit Siera de Montana.

Awalnya gedung Masjid merupakan gereja Visigoth Saint Vincentius yang didirikan pada tahun 600 M oleh bangsa Visigoth. Namun setelah islam berhasil melebarkan sayap kekuasaan di Andalusia, lokasi tersebut dibagi menjadi dua. Lokasi untuk muslim kemudian dijadikan sebagai masjid agar umat islam dapat beribadah.

Lantas sekitar tahun 784-786 khalifah Abdurrahman I merubuhkan bangunan gereja dan menjadikannya masjid, diikuti dengan renovasi yang dilakukan oleh keturunan berikutnya. Seperti khalifah Abdurrahman II yang membangun menara baru, kemudian pada tahun 961 Al-Hakam II memperluas masjid serta mempercantik mihrab. Dan renovasi terakhir dilakukan pada tahun 987 oleh Al-Mansur Ibn Abi Amir dengan membangun jalan penghubung ke istana.

Tidak hanya digunakan untuk beribadah, masjid ini juga berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan syariat islam. Pada zaman itu masjid mampu menampung setidaknya sepuluh ribu jamaah.

Masjid yang dulunya bernama Al-Jami atau ada juga yang menyebut Al-Jama ini, mempunyai mihrab yang dibangun tanpa mengikuti tradisi, yakni membangunnya searah dengan Mekkah. Mihrab dibangun justru mengarah ke selatan, sementara Mekkah berada di Timur Tenggara Masjid.

Masjid Cordoba dibangun serupa dengan masjid-masjid peninggalan Bani Umayyah dan Abbasiyah yang ada di Timur Tengah seperti Irak dan Suriah. Karakteristik masjid dapat terlihat dari tempat salat yang berbentuk persegi panjang dan dikelilingi oleh lapangan terbuka.

Pada masa kekuasaan Islam di Andalusia masjid ini mengalami perluasan sebanyak tujuh kali. Sampai saat ini, La Mezquita mempunyai luas sekitar 250.000 kaki. Dengan panjang 175 m, lebar 135 m, dan tinggi 20 m. Bangunan dibangun ala arsitektur  Moor. Menggunakan bahan-bahan seperti marmer, granit, onyx dan emas yang hanya ada pada zaman Romawi kuno. Setidaknya ada 1239 pilar-pilar bermotif kaligrafi dijadikan penopang masjid. Sembilan belas pintu berlapiskan perunggu dan berhiaskan ukiran bernilai estetik tinggi turut mempercantik masjid. Pada dinding masjid pun ditemukan hiasan-hiasan serta prasati  bertema flora serta kaligrafi khas Arab yang memukau.

Kekhasan dari La Mezquita yang sampai saat ini masih dipertahankan adalah pilar-pilar yang sisi atasnya melengkung serupa dengan tapal kuda dan berwarna merah. Ciri-ciri ini sama dengan model pilar yang ada di Masjid Nabawi.

Selain itu, mozaik serta kaligrafi khas Moor tetap dipertahankan meskipun kaum Kristen mengubahnya menjadi katedral.

Setelah masa Reconquista atau penaklukan kembali, masjid kemudian diubah kembali menjadi katedral pada tahun 1236 M. Renovasi dilakukan dengan membangun kapel-kapel yang disekat untuk berdoa. Hiasan dan pernak-pernik kristen ditambahkan. Sebagai peringatan Reconquista, mereka membuat patung St James Matamoros yang menginjak-injak orang Moor. Patung tersebut diletakkan di dekat kapel kerajaan.

Pada abad ke-14, Raja Enrique II mengganti menara masjid sebagai menara katedral yang berhiaskan lonceng dari katedral Santiago de Compostela.

Tempat salat diubah menjadi lokasi misa, dengan sisi kanan adalah ruang berbangku tinggi, sementara sisi kiri digunakan sebagai tempat utama untuk misa.

Selain itu, di bagian depan terdapat podium tempat pendeta berpidato, serta patung-patung dan lukisan juga dapat ditemui di dinding-dinding gereja.

Saat ini, masjid-katedral Cordoba mempunyai nama resmi gereja St. Mary the Assumption. Bangunan peninggalan bani Umayyah ini telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan bersejarah dan penting pada tanggal 15 Desember 1994.

Kalian dapat mengunjungi La Mezquita dengan membeli tiket seharga 8-10 euro.

Sebelum memasuki bangunan masjid-katedral, kalian akan disuguhkan oleh deretan pohon jeruk, dengan buah-buahnya yang bergelantungan di pohon. Pepohonan jeruk tersebut adalah Patios de los Naranjos atau kebun jeruk. Kebun ini adalah taman yang diperuntukkan untuk publik. Kalian bisa duduk-duduk di kursi taman untuk sekedar melepas penat sebelum menelusuri La Mezquita. Bagi yang senang berswafoto, kalian dapat memanfaatkannya sebagai latar belakang.

Tak hanya itu, selepas mengunjungi bangunan masjid, kalian bisa singgah untuk membeli oleh-oleh di luar area masjid. Disana, ada banyak jenis item yang dapat dijadikan buah tangan. Mulai dari kaos, aksesoris sampai makanan semua tersedia. Oleh-oleh yang umumnya kerap dijajakan yakni lokum, sejenis biji-bijian kering yang mempunya rasa manis.

Sayangnya, meskipun dulunya pernah menjadi masjid, umat islam saat ini tidak diperbolehkan untuk beribadah atau bahkan sekedar bersujud. Aktivitas sekecil apapun diawasi oleh penjaga disana. Sebab petinggi gereja tidak menghendaki adanya aktivitas peribadatan agama lain.

Beberapa waktu lalu, santer kabar umat muslim di Cordoba giat melakukan kampanye agar diizinkan dapat beribadah bersama di masjid-katedral di Cordoba. Seorang pemeluk islam asli Cordoba Mansur Escudero mengatakan bahwa La Mezquita juga penting bagi umat muslim.

Namun keinginan tersebut ditolak oleh Uskup Cordoba, Demetrio Fernandes. Menurutnya, hal tersebut serupa berbagi istri dengan dua suami, "apa mereka berkenan jika kami melakukan hal yang sama di masjid mereka?" ungkapnya seperti yang dilansir dari CNN. "Tidak sama sekali." jawabnya.
"Sebab kami mengerti perasaan keagamaan mereka, dan mereka pun harus memahami kita."

Terlepas dari perdebatan ini, semoga ada titik temu agar kedua agama sama-sama bisa beribadah di La Mezquita tanpa ada konflik serta ketersinggungan dari kedua pihak.

La Mezquita sama pentingnya bagi umat islam dan kristen. Keduanya punya histori sendiri dalam memaknai keagungan dan kesucian La Mezquita.

Gugusan IkhtisarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang