Tanah Tiga Bangsa

2 0 0
                                    

Pada zamannya, Andalusia  menjadi tanah suci yang makmur serta berjaya. Di sanalah, beberapa dinasti kekuasaan seperti Romawi, Moor, dan Kristen berdiri tegak melebarkan sayap-sayap kejayaan. Cordoba, sebagai pusat pemerintahan merupakan tempat yang paling bercahaya pada masanya.

Cordoba adalah salah satu wilayah di Iberia Baht (Al-Andalus/ Andalusia) yang terletak di Spanyol bagian Selatan. Kota ini membentang di sekitar sungai Gualdaquivir atau dalam bahasa arab-nya Al-Wadi Al Kabir.

Cordoba pertama kali didirikan pada masa romawi kuno oleh Claudius Marcellus. Kemudian sekitar tahun 711 M, orang-orang muslim yang dipimpin Tariq bin Ziyadh berhasil menaklukan  Cordoba dari bangsa Visigoth.

Setelahnya, Cordoba memulai tatanan baru untuk membentuk suatu pemerintahan. Hal itu dibuktikkan oleh Emir Abdurrahman Ad-Dakhil II yang mendirikan Daulah Umayyah II di Andalusia, dengan Cordoba sebagai pusat pemerintahan. Didirikannya Daulah Umayyah II dilakukan karena pemerintahan Daulah Umayyah yang berpusat di Damaskus telah runtuh oleh Daulah Abbasiyah.

Selang beberapa waktu, bentuk pemerintahan berupa Keamiran diubah menjadi kekhalifahan. Perubahan ini menyusul terjadinya ketidakstabilan pada kekuasaan Daulah Abbasiyah di Timur Tengah. Perubahan itu sendiri, dilakukan untuk menarik simpati mengingat gelar Khalifah sempat hilang 150 tahun dari kekuasaan Bani Umayyah akibat penaklukan oleh Daulah Abbasiyah.

Kekhalifahan Cordoba di Al-Andalus dimulai pada 16 Januari 929 M. Dengan khalifah besar yang termahsyur pada saat itu antara lain Abdurrahman III (931-961), Al-Hakam II (961-976), dan Hisyam II (976-1009)

Kemudian, berbagai infrastuktur dibangun dibarengi dengan pembenahan di beberapa bidang. Salah satu mahakarya dari Cordoba yang paling agung dan suci adalah Masjid Agung Cordoba, atau lebih dikenal dengan sebutan La Mezquita. Masjid Agung Cordoba dibangun sekitar abad ke-8 oleh Emir Abdurrahman dan mengalami renovasi seiring bergantinya pemimpin.

Detail Masjid akan dibahas di pembahasan selanjutnya.

Di bidang pendidikan, Cordoba menjelma sebagai surga ilmu pengetahuan. Khalifah Abdurrahman III mendirikan Universitas Cordoba untuk memenuhi kebutuhan intelektual masyarakat. Disanalah terlahir para cendikiawan-cendekiawan yang mumpuni. Termasuk cendikiawan islam seperti Ibnu Rusyd (ahli fikih, filsuf dan dokter), Ibnu Hazm (ahli fikih dan sastrawan), Ibnu Thufayl (dokter dan filsuf), Ibnu Bajjah (ahli matematika), Al-Zahrawi (ahli bedah), Al-Qurthubi (ahli tafsir) dan Al-Adrisi (seorang Kartografer dan geografer).

Bukan hanya penduduk lokal yang menimba ilmu disana, namun para pelajar dari negara-negara barat pun ramai berdatangan ke Cordoba. Tercatat ada sekitar dua ratus madrasah, dua ratus universitas, dan tujuh puluh lima perpustakaan. Tak lupa beragam literatur dari zaman Yunani kuno diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, Latin dan Inggris sebagai referensi pembelajaran. Berdasarkan salah satu sumber, perpustakaan terbesar Al-Hakam II mampu menampung kiranya 400.000 volume buku. Kemajuan intelektual benar-benar terlihat pada masa keemasan Cordoba di Andalusia.

Ekonomi turut berkembang pesat seiring adanya revitalisasi perdagangan. Mulai dari tekstil, logam, keramik hingga pertanian. Pedagang Muslim  dihubungkan dengan pedagang negara lain melalui laut Mediterania.

Untuk populasinya sendiri, penduduk Cordoba terdiri dari beberapa jenis. Mayoritas merupakan orang muslim keturunan Arab yang menduduki posisi sebagai imam dan punya kekuasaan yang lebih tinggi. Untuk muslim lainnya, seperti orang asli keturunan Hispano Gothic tersebar di seluruh masyarakat. Untuk populasi Yahudi, ada sekitar sepuluh persen. Dan mayoritas orang Kristen Muzarab adalah orang Kristen atau Katolik yang berasal dari ritus Visigoth.

Pada zamannya, etnis Arab atau muslim menduduki puncak hirarki sosial. Diikuti dengan Yahudi kemudian Kristen Muzarab. Untuk penduduk Yahudi dan Kristen Muzarab merupakan dzimi, orang yang dikenai wajib jizyah (pajak) yang dipergunakan sebagai biaya perang melawan kerjaaan kristen di utara.

Gugusan IkhtisarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang