Menurut asal muasalnya, bioluminesensi berasal dari dua kata, yakni bio (hidup) dan lumen (cahaya). Atau dapat pula diartikan sebagai fenomena dimana makhluk hidup tertentu mampu menghasilkan suatu cahaya yang disebabkan adanya reaksi kimia di dalam tubuh.
Fenomena tersebut pertama kali diperkenalkan oleh Aristoteles dalam karyanya yang bertajuk "Tentang Warna". Aristoteles mengungkapkan bahwa ada zat unik yang menyebabkan makhluk hidup berpendar. Berdasarkan salah satu sumber, bioluminesensi disebabkan oleh dua zat kimia yakni luciferin dan luciferase atau photoprotein.
Luciferin adalah senyawa yang dapat menimbulkan adanya cahaya. Senyawa tersebut diperoleh dari beberapa sumber, antara lain melalui makanan atau hubungan simbiosis. Beberapa organisme mampu menghasilkan sendiri, namun sebagian memperoleh dari organisme lain.
Setiap fenomena bioluminesensi berbeda-beda pada setiap organisme. Hal tersebut dipengaruhi oleh senyawa luciferin juga luciferase yang dikandung, serta reaksi yang ditimbulkan. Dalam hal ini, Luciferase berperan sebagai enzim yang berinteraksi dengan subtrat untuk mengikat oksigen pada molekul organik. Interaksi dari luciferin telah teroksidasi dengan enzim luciferase membentuk produk sampingan berupa molekul dengan energi tinggi. Molekul yang dihasilkan kemudian bereaksi dan melepaskan energi berupa cahaya sehingga organisme bersangkutan dapat berpendar.
Bioluminesensi berlangsung pada beberapa organisme berikut.
1. Ubur-ubur Victoria (Aequorea Victoria)
Organisme ini memiliki penampilan transparan atau kata lain tidak berwarna. Pada tubuhnya ditemukan tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsa. Umumnya spesies ini juga dikenal sebagai ubur-ubur kristal. Mereka banyak ditemukan mendiami wilayah pantai barat Amerika Utara.
2. Ubur-ubur topi bunga (Flower Hat Jelly)
Nama lain dari spesies langka satu ini ialah Formosa Olindias. Mempunyai tubuh berukuran kecil dengan lebar hanya sekitar enam inci. Tampil dengan warna orange dan ungu yang cukup mencolok. Tak hanya itu, ubur-ubur memiliki topi bunga neon berwarna pink di kepalanya, serta tentakel yang berfungsi sebagai pertahanan diri juga menangkap mangsa. Organisme ini menghasilkan sengatan yang menyakitkan, namun tidak mematikan. Ditemukan di Brazil, Argentina, dan Jepang.
3. Cumi Kunang-kunang (Watasenia Scintillians)
Merupakan satu-satunya di keluarga Cephalopoda yang mampu memendarkan cahaya. Cumi-cumi seringkali muncul pada malam hari di permukaan laut, menciptakan harmoni kirana yang mengesankan. Organisme ini ditemukan di teluk Toyama, Prekture Toyama.
4. Kalajengking
Menurut hasil penelitian, hanya kalajengking dewasa yang bisa menghasilkan cahaya. Cahaya yang dihasilkan berwarna hijau lembayung kebiruan dengan ukuran sekitar 16 milimeter. Ternyata, kalajengking dan jamur tidak benar-benar mengeluarkan cahaya. Ada zat kimia yang terdapat di dalam eksoskeleton.
5. Dinoflagellata
Dinoflagellata adalah salah satu jenis phythoplankton yang dapat mengeluarkan cahaya di lautan ketika malam hari. Umumnya mereka bercahaya saat merasa terdistraksi dengan hewan, manusia maupun hantaman ombak. Cahaya yang dikeluarkan beragam, yaitu merah, biru, kuning dan juga hijau.
6. Ikan
Beberapa Ikan seperti Paus Sperma, Hiu, dan Ikan Angel memendarkan cahaya sebagai alat untuk menarik mangsa.
Bioluminesensi tak hanya bermnfaat untuk hewan saja, tetapi juga pada manusia. Pada hewan, bioluminesensi berfungsi sebagai alat mencari makanan atau predasi. Cahaya yang dihasilkan digunakan untuk menarik mangsa supaya mendekat. Hiu Isistius, Paus Sperma dan ikan Angel adalah Hewan yang menggunakan cara tersebut.
Fungsi kedua sebagai pertahanan dari serangan predator. Kelompok hewan seperti Dinoflagelata dan ubur-ubur memendarkan cahayanya untuk mempertahankan diri. Sementara beberapa jenis dekapoda, sefalopoda, dan ikan menggunakan cahaya sebagai kamuflase agar tidak terlihat oleh predator.
Beberapa jenis organisme menggunakannya sebagai sinyal menarik lawan jenis. Misalnya cacing Odontosylllis.
Bioluminesensi juga digunakan untuk berkomunikasi. Beberapa hewan seperti cumi-cumi yang berada di perairan dalam laut membutuhkan cahaya mengingat organisme-organisme tersebut tidak pernah terkena sinar matahari.
Bioluminesensi dimanfaatkan manusia umumnya pada dunia medis. Sebuah teknologi bernama Bioluminescence Imaging (BLI) mampu mendetesi adanya sel kanker dalam tubuh. Teknologi ini pun dapat memantau perkembangan sel tumor. Alhasil dengan adanya temuan ini sel-sel tumor maupun kanker yang timbul dapat segera diatasi dengan baik.
Tak hanya itu, berdasarka beberapa laporan bioluminesensi telah dimanfaatkan dalam tanaman transgenik. Mikroorganisme bioluminesensi rupanya bermanfaat dalam bidang ekologi sebagai detektor polutan maupun kontaminan, dan juga dalam bidang pangan.
Adapun protein yang terdapat pada organisme Ubur-ubur telah memberikan pengetahuan serta solusi dalam menangani kasus Alzeimer.
Di rangkum dari berbagai sumber, ada beberapa tempat yang bisa kalian datangi ketika ingin melihat indahnya pendaran cahaya bioluminesensi. Salah satunya ada di Indonesia loh!
1. Puerto Rico
Ada sebuah teluk bernama Mosquito di pualau Vieques, Karibia. Setidaknya ada 720.000 dinofagelata yang ada di teluk tersebut. Bisa dibilang, Teluk Mosquito adalah tempat terjadinya bioluminesensi yang cukup terkenal. Pendaran cahaya dan keunikannya mampu memanjakan mata.
2. Pulau Vadhoo, Maladewa
Cahaya biru yang ditawarkan tidak dapat ditampik lagi. Umumnya cahaya biru dihasilkan oleh fitoplankton dan juga dinoflagelata.
3. Teluk Toyama, Jepang
Teluk ini berada di pesisir utara Pulau Honshu, jepang. Pendaran cahaya bioluminesensi disana diakibatkan oleh Watasenia scintillans organisme sejenis cumi-cumi.
4. Gili Trawangan
Di indonesia juga ada fenomena bioluminesensi. Kalianbisa berkunjung ke Gili Trawangan Lombok. Disana, pantai diterangi oleh cahaya biru kehijauan yang berasal dari plankton.
Sumber
https://id.wikipedia.org/wiki/Bioluminesensi
On the spot
Foto : google
KAMU SEDANG MEMBACA
Gugusan Ikhtisar
NonfiksiWork ini ada sebagai manifestasi program RAWS community batch 2 bertema meriset, membaca, dan menulis yang dituangkan dalam bentuk non fiksi maupun fiksi Jangan lupa singgah dan tinggalkan jejak kawan :-)