*****
Zee melempar tas punggungnya ke sofa dengan asal dan ikut bersandar di sana. Menatap plafon dengan pikiran berkelana. Banyak yang terjadi hari ini dan semuanya melelahkan dan menguras emosi.
"Hai, Cantik." Kiva, Ibunda Zee tersenyum cerah ke putrinya. Tidak lupa mencium kening dan ke dua pipi Zee hingga menimbulkan bunyi khas.
Zee tersenyum lebar dan mencium punggung tangan Kiva yang ikut duduk di sampingnya.
"Cantik, Mama senang banget hari ini," kata Kiva tanpa melepas senyum merekahnya.
Kiva memang selalu tampak ceria dan penuh semangat setiap harinya. Tapi hari ini Zee melihat perbedaan dari sang Bunda.
Zach yang muncul dari balik pintu kamar mengalihkan eksistensi Zee. Cewek itu sontak berdiri dan berhambur ke pelukan sang Abang dan melingkarkan tangannya di leher Zach yang kewalahan.
"Kangen banget sama Aa," kata Zee. Tidak membiarkan Zach lepas dari kungkunganya.
Zach berdecak, tapi tetap ikut membalas pelukan Zee. "Tapi Aa engga."
Zee mencebik dan melepas pelukannya. Ia menoleh ke belakang melihat Kiva yang telah beranjak. Kemudian cewek itu menarik Zach yang diikuti oleh cowok itu dengan ogah-ogahan.
"Bunda aneh ngga, sih, A?" bisik Zee.
"Aneh gimana?" tanya Zach tanpa memelankan intonasi suaranya.
"Jangan gede-gede suaranya, A. Nanti Bunda dengar," kata Zee dan dibalas satu alis terangkat oleh Zach.
"Kita enggak bakal dapat Papa baru, kan, A?" tanya Zee akhirnya setelah berdiam cukup lama.
Zach menatap adiknya datar. "Kalau iya kenapa?"
"Jadi beneran?" tanya Zee tanpa memelankan volume suaranya.
Zach berdecak sambil mengacak rambut Zee. "Mybe."
"I do not want to. Dad remains in my heart," kata Zee kala Zach beranjak.
Langkah Zach terhenti, cowok itu berputar agar menghadap Zee yang menyorotnya kesal. "Nggak ada yang meminta dan berani mengganti posisi ayah di hatimu, Zee. Di hati aku, kamu, dan Bunda, tetap ayah yang nomor satu," kata Zach dan melangkah mendekati Zee yang bergeming.
"Aku nggak mau Bunda menikah lagi."
Egois memang, tapi cinta Zee pada sang ayah terlalu besar. Membuatnya enggan menerima kenyataan jika sang Bunda juga butuh bahagia-dengan menikah lagi.
Bibir datar yang kerap ditampilkan Zach, kini perlahan tertarik, membentuk seulas senyum kecil.
"Kalau pun itu terjadi, kita enggak bisa apa-apa selain mendukung. Bunda berhak bahagia, Zee." Zach menarik Zee ke pelukannya, mengusap punggung kecil itu dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Jumantaraku
Novela Juvenil"Lo tahu enggak rasanya punya pacar, tapi kayak enggak punya pacar?" -Zee- "Zee, tahu nggak hadirnya lo di hidup gue hanya bikin sakit?" -Jumantara- _________ Jumantara hanya datang jika dia lelah, membutuhkan, dan merindu dengan Zee yang katanya t...