BAB 3 : Glare

380 51 0
                                        

Ubah tema anda menjadi gelap. Selamat membaca!

. . .

Sesampainya di wc, Beomgyu langsung mencari keberadaan Taehyun.

Sampai di bilik terakhir, terkunci. Ia mundur beberapa langkah dan menendang bilik itu hingga hancur.

Disini, pemuda manis itu meringkuk di atas toilet dengan tubuh basah dan bergetar.

Tanpa ia sadari tangannya mengepal kuat. Siapapun yang melakukan ini harus mati.

Beomgyu memejamkan mata berusaha meredam amarahnya.

Setelah dirasa dirinya kembali tenang, Beomgyu menggendong Taehyun seperti koala. Bisa dia lihat darah keringnya.

Sesaat hati Beomgyu mencelos saat merasakan betapa ringannya tubuh ringkih Taehyun di dekapannya ini.

Ia tak peduli dengan Taehyun yang terus memberontak, yang ia khawatirkan adalah suhu tubuh Taehyun yang sangat dingin.

. . .

Kondisi sekolah sudah sangat sepi karena sudah lewat dua jam sejak bel tanda pulang berbunyi.

Dan dengan waktu itu, Beomgyu mengobati luka-luka Taehyun di UKS, dan menemaninya berganti dengan celana, dan jaket Yeonjun di loker.

Jujur saja Beomgyu merasa kasihan dengan kondisinya, tidak mudah menjadi korban bullying-dan pastinya tidak ada yang mau- sulit ada di posisi itu.

Sekarang mereka sedang berjalan menuju kelas Taehyun yang ternyata dekat dengan parkiran.

Oh ya, dia sudah tidak di gendong lagi. Memalukan sekali.

Setibanya di kelas, Taehyun bergegas menuju bangkunya dan mengemasi bukunya.

Baru kali ini ada yang memperlakukanya dengan baik. Selama ini yang dirinya terima hanya perlakuan bullying fisik dari teman-temannya.

Entahlah kalau verbal Taehyun belum pernah mendengarnya.

"Aku heran, mengapa pemuda manis sepertimu harus di bully."

Taehyun menerjap-nerjapkan mata bulatnya bingung dengan bibir yang sedikit terbuka. Ia memperhatikan gerakan bibir Beomgyu tadi.

Tapi sia-sia, ia tidak mengerti apa yang kakak kelasnya itu ucapkan.

Dan dirinya semakin takut ketika Beomgyu membawanya ke parkiran.

Ya, Beomgyu akan mengantarnya pulang tentu saja.

Taehyun sempat ingin kabur, tapi pada akhirnya menurut. Karena dirinya di angkat oleh Beomgyu dan di dudukkan di jok belakang.

Taehyun jadi takut dan akhirnya tidak bisa turun.

. . .

Keesokan harinya, di pagi hari yang cukup cerah, terlihat seorang bocah berparas blasteran tengah bersenandung riang sambil memakan roti sandwichnya.

Dia Hueningkai. Murid yang terkenal dengan sikapnya yang periang dan sangat mudah bergaul. Dia juga anak klub seni dan memasak.

Ia melihat seseorang yang tidak asing baginya.

Seketika ide jahil terlintas di otaknya di sertai tawa jahat.

000 • TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang