BAB 10 : Reveal

154 17 0
                                        

Ubah tema anda menjadi gelap, selamat membaca!

Ubah tema anda menjadi gelap, selamat membaca!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kai berjalan menyusuri trotoar sambil bersiul. Ia melihat ke sekitar hanya ada pohon-pohon rindang di sisi jalan raya.

Ternyata ini cukup menyenangkan. Dia saja yang terlalu kolot, apa dia pikir dengan menghalanginya dapat mengubah semuanya? Tentu tidak.

Merasa lapar, Kai berpikir untuk mampir sebentar ke minimarket.

Tapi sepertinya ia beruntung, mangsanya.

"Hey, Yuna!"

Cewe berkuncir kuda itu menengok dan langsung menghampiri Kai. Dari wajah sumringahnya Kai tau dia sangat senang.

"Hai, Kai.. a-ada apa kau memanggilku?" Ujarnya malu-malu.

Kai menggaruk tengkuknya lalu tersenyum. "Tidak ada, hanya ingin mengajakmu pergi. Ayo."

Greb.

Kai menarik tangan cewe itu menjauh dari area minimarket. Ia menghempaskannya hingga cewe itu terlentang di trotoar.

Tidak ada siapapun disini. Cahaya dari lampu jalan yang sudah hampir mati itu membuat Kai semakin terlihat menyeramkan.

"A-apa yang mau kau lakukan?! Jangan macam-macam atau ku telpon polisi!"

Namun, baru Yuna mengambil ponselnya tiba-tiba saja ponselnya remuk secara tiba-tiba. Dan pemuda di hadapannya itu memandangnya datar dengan pisau lipat di tangan kanannya.

"Gila, tahan juga dia lo ganggu sejak awal MOS."

"Lebih baik lo membusuk di neraka." lanjutnya.

Jleb.

Cewe itu berteriak namun kalah cepat dengan pisau yang sudah menusuk lehernya. Tidak dalam, baru menyentuh tulangnya saja.

Kai tidak mau cepat-cepat, jadi ia hanya diam sambil memutar-mutar pisaunya disana.

"Astaga, gitu masih bisa bilang Taehyun sialan?" tanya Kai terkekeh.

Kemudian ia mencabut pisaunya dan menusuk dada cewe itu yang langsung menjerit namun tertahan karena lehernya sudah bolong.

Kai tertawa geli melihat Yuna yang menatapnya memelas, jangan harap. Huening yang dulu sudah menggantikan dirinya di neraka, ia adalah Kai. 

Melihat kondisi Yuna yang semakin cantik, membuat Kai semakin bergairah dan langsung membelah dagunya menjadi dua hingga ke hidung.

Lalu membiarkan pisaunya menancap dan mencongkel kedua mata Yuna dengan kedua tangannya hingga tercabut. Lucu sekali uratnya seperti cacing. Setelah itu membuangnya asal lalu beralih menyibak baju cewe itu, dan dengan santainya merobek perutnya dengan tangan kosong.

Rasanya seperti bermain jelly.

Kai merengut ketika tau organ cewe ini ga menarik.

"Eh iya, nanti kau- lah? Kok udah tidur, sih? Bangun!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

000 • TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang