02. LUVI YANG TAK TAU DIRI

81.6K 8.7K 320
                                    

_______________________________

"Menikah, bukan perkara mudah. Kita harus siap segala-galanya. Bertanggung jawab terhadap pasangan serta saling melengkapi kekurangan. Menikahlah atas dasar akhlak, bukan kesempurnaan."
______________________________

Sebelum baca absen pakai emot yang mendeskripsikan hatimu saat ini, yuk!JANGAN LUPA VOTE DAN RAMAIKAN KOMENTAR.

Follow akun ini juga, ya.


"TOLONG BERHENTI! ADA APA INI?!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"TOLONG BERHENTI! ADA APA INI?!"

Bu Hasna berseru, telapak tangannya terangkat tinggi. Menghentikan aksi tiga pria yang riuh di rumah orang tanpa rikuh. Benda seperti kerikil dan tanah kering pun turut berserakan mengotori lantai.

Luvi segera berlari ke arah Ibunya. Memeluk wanita yang berpakaian serba hitam itu. Dia juga menatap heran pria paruh baya yang turut berdiri di belakang Bu Hasna. "I-ibu dari mana? Kenapa ada Pak RT juga?"

Menghela gusar. Bu Hasna mendesah kecil. Wanita itu baru pulang melayat saudaranya di kompleks sebelah dan kebetulan pulang bersama Pak RT karena malam semakin tua.

"Masuk! Pakai bajumu, Luvi. Di mana urat malumu sebagai perempuan? Dengan begini yang ada kamu malah mengundang mereka untuk berbuat maksiat."

"Tapi, Bu ... tadi tuh mati lampu. Bukan salah aku."

"Ibu bilang masuk! Malu, banyak orang di sini."

Kalau sudah begini, Luvi bisa apa selain pasrah. Mengunci malas pintu kamar lalu mulai mencari baju yang sekiranya tidak gerah sebab cuaca malam ini terasa lebih panas.

"Ada apa ini? Tolong jelaskan ke saya sejelas-jelasnya tanpa ada yang ditutup-tutupi." Dengan tegas Pak Hendra yang merupakan ketua RT kompleks Kenari angkat suara.

"Anuu, cowok ini mau lecehin calon istri saya, Pak," jawab Gareng. Masih percaya diri mengakui Luvi sebagai calon istrinya.

"Maaf, tapi bukan begitu, Pak. Mereka cuma salah paham. Saya berani bersumpah, ada Allah saksinya," sangkal Irgi tak terima atas tuduhan pria-pria su'udzon tersebut.

Apa mereka tidak tahu kalau FITNAH LEBIH KEJAM DARI PEMBUNUHAN?

Bu Hasna pun memijat kening. Luvi yang patut disalahkan. Tak heran jika putrinya sering berbuat ulah. Baru ditinggal tiga jam, keadaan langsung riuh. Berantakan.

"Sudah, sudah. Saya tahu betul siapa Irgi. Dia tidak mungkin melakukan tindakan bejat seperti tuduhan kalian. Lebih baik kalian bertiga bubar dari rumah saya," putus Bu Hasna yang diangguki oleh Pak RT.

Pria berpeci itu menggiring ketiga laki-laki tadi supaya keluar. Seperginya mereka, barulah Pak RT kembali lagi ke dalam.

"Maaf Bu Hasna, tamu Ibu ini dari mana? Mau bagaimanapun Ibu juga salah tidak segera melapor kepada saya," ujarnya kemudian.

Santrimu SuamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang