10. IRGI ITU SUKA YANG ...

68.6K 8K 1.3K
                                    

"Terkadang sikap seseorang itu tergantung orang-orang yang ada di sekelilingnya."

Dua pertanyaan untuk kamu :
Pacaran atau langsung nikah?

Asal kota mana, nih?

"Vi, menurut kamu ini gimana?" Faniza bertanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Vi, menurut kamu ini gimana?" Faniza bertanya. Kini, gadis manis itu tengah mengenakan gaun pengantin berwarna putih dengan pernak-pernik sebagai hiasannya. Ya, dia memang minta ditemani Luvi untuk fitting baju sebab Kazevan ada kepentingan perihal urusan kampus.

Teliti, Luvi mengamati gaun tersebut. Senyumnya tercetak. "Cantik, gue rasa lebih cocokan yang ini deh dari pada yang tadi. Kalau ini tuh sederhana tapi keliatan wah, gitu."

Faniza bercermin. Turut mengamati postur berbalut gaun tersebut. "Hm, iya juga sih. Yaudah deh aku pilih ini aja. Makasih Luvi." Selanjutnya gadis pendek itu menuju ruang dalam untuk berganti.

Luvi mengangguk. Lantas netranya berpendar ke penjuru butik.

Jajaran baju yang terpajang di manekin sungguh memukau membuat siapapun betah untuk berlama-lama di sini, tetapi kalau melihat-lihat saja juga tidak seru jika tak membelinya, 'kan?

Boleh lah, lain kali Luvi mengajak Irgi untuk memborong baju di butik ini.

"Teh, habis ini seblak kuy!" ajak Halika yang sedari tadi duduk bersandar di sofa tunggu seraya memainkan game. Luvi menaikkan alisnya. Seblak? Ide bagus! Kebetulan hari ini dia tidak nafsu makan sama sekali. Perutnya terasa mual bila dimasukkan sesuatu.

"Kayanya enak tuh, hayuk lah, gas."

"Mau ke mana?" Faniza menghampiri seraya merapikan hijabnya.

"Beli seblak. Lo ikut, ya?"

Faniza tampak berpikir lalu bahunya turun. "Yah, sayang banget aku masih ada urusan abis ini. Padahal mah pengen makan bareng kalian. Lain kali aja ya kalau gitu."

"Hm, yaudah deh nggak apa-apa." Luvi tersenyum, mengangguk paham.

• • •

Sesuai permintaan adik iparnya tadi. Sekarang, Luvi dan Halika sudah berada di salah satu warung pinggir jalan. Memesan dua porsi seblak level tinggi dan es jeruk lalu menunggu sembari bercerita. Cuaca siang ini cukup terik membuat peluh tak berhenti menetes dari pelipis.

"Teteh tau nggak?" ujar Halika dibalas kernyitan tipis oleh Luvi. "Tau apa?"

"Itu, si A' Irgi tuh nggak suka makanan manis. Jadi, kalau bikinin A'a sesuatu jangan yang manis-manis."

Santrimu SuamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang