BAB 8

4.3K 448 22
                                    

Pulang sekolah kali ini Raka tidak mengantar Arion. Tadi pagi sudah bilang dan Arion akhirnya di jemput oleh Pak Hamdun. Raka menemani Arion menunggu jemputannya.

"Kakak mau kemana dulu?" Pertanyaan ini sudah dari pagi Arion katakan tapi Raka selalu mengalihkan pembicaraan.

Memandang Arion sambil tersenyum Raka mengusap kepala Arion.

"Mau nongkrong dulu sama yang lain. Udah lama ga kumpul-kumpul." kata Raka.

"Baru Senin kemarin kumpul bareng, sekarang hari Jumat. Emang itu termasuk lama ya?"

Raka tertegun sejenak, menggaruk pipinya yang tidak gatal.

"Ya bukan kumpul-kumpul kaya kemarin. Kita bakal ke cafe Kakaknya Yudha." jelas Raka berusaha terlihat tidak mencurigakan

Arion membulatkan matanya, "Mau ikut!"

Arion menggoyang-goyangkan tangan Raka, memasang wajah memelas agar diperbolehkan ikut. Raka tertawa melihatnya.

Menangkup pipi Arion, Raka memasang wajah serius.

"Ga bisa sayang."

Arion memajukan bibirnya, "Kenapa gak bisa?"

"Nanti yang ada kamu gak betah disana. Bakal banyak asap rokok. Home Squad juga ga ikut kok." Raka berusaha memberi penjelasan agar Arion tidak memaksa ikut.

Arion membuang nafas, "Yaudah."

Raka tersenyum mendengarnya, "Good boy."

"Jangan ngerokok banyak-banyak!" Arion memasang wajah garang.

"Kenapa gak boleh?"

"Gak boleh! Nanti umur Kakak nambah pendek, soalnya makanin asep terus."

Raka tersenyum miring, "Imbalannya apa kalo Kakak ngurangin rokok?"

"Kok pake imbalan?" tanya Arion bingung.

"Iya dong, Kakak 'kan udah berusaha buat ngurangin nyebatnya. Masa engga ada reward? Kalo gitu Kakak ga mau."

Arion berpikir apa yang bisa dijadikan hadiah untuk Raka. Keningnya berkerut tanda Arion berpikir keras. Kemudian sebuah senyum manis terukir di bibir Arion.

"Permen."

"Permen?"

"Iya permen. Kalo Kakak bisa ngurangin rokoknya aku kasih permen. Mau rasa apa?" tanya Arion dengan wajah polosnya.

Rasa tertawa pelan mendengarnya, "Kalo cuma permen Kakak juga udah pernah nyobain tapi ngga ngaruh tuh, rokok masih jadi kebutuhan Kakak."

Arion berpikir kembali apa yang bisa membuat Raka mengalihkan kebiasaannya merokok.

Papa seorang perokok, apa yang bisa buat Papa mengurangi konsumsi rokoknya? Begitu isi pikiran Arion. Tapi sepertinya susah untuk mencari solusinya.

Arion menghela nafas, menyerah mencari solusi.

"Kakak mau apa?"

'Gotcha'

Raka menyembunyikan senyum miringnya, "Gimana kalo diganti sama ciuman?"

"C-ciuman?" Arion membulatkan matanya.

"Iya ciuman. Sehari Kakak bisa abis satu bungkus rokok. Setiap satu batang rokok yang kesisa berarti satu ciuman. Gimana?"

Arion memikirkan ucapan Raka, keningnya berkerut tanda tidak setuju. Satu bungkus rokok itu isinya belasan. Jika Raka menyisakan lima batang rokok saja bibirnya pasti sudah mati rasa menerima ciuman Raka. Belum lagi Raka bisa saja menghabiskan satu bungkus rokok seperti kebiasaannya lalu membeli rokok baru dan mengeluarkan sebagiannya agar terlihat seperti sudah dirokok.

(✓) CONNECTING LINE [KV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang