Can I Call You My Own?

72 5 19
                                    

Setalah sampai istana. Chaewon pun segara pergi masuk kedalam kemarnya. bungkukan pelayan disepanjang jalan menuju kamarnya tidak ia gubris. tangan kanan nya mengangkat sedikt gaunnya agar bisa berjalan sedikit lebih cepat, dan tangan kirinya menggantung disamping badannya dengan masih memegang topengnya. bahkan saat tidak sengaja bertemu sang kakak saat akan menaiki anak tangga dia tidak menyadarinya.

"Bukankah pesta selalu akan selaesai jika jam menunjukan 12 malam.?"

"Chaewon-ah kau bukan Cinderella. jadi tidak apa jika kau pulang lewat jam 12. wujudmu tidak akan berubah." lanjutnya meledek sang adik setelah melihat bahwa jam baru saja menunjukan jam 10:23.

.

Chaewon masuk kedalam kamarnya dia melemparkan topeng nya kesembarang arah.

Siapa pria itu? apa dia mengenal nya? tonight.yesterday.tumorror. and leter. apa yang dia maksud? kenapa dia bersikap seolah mereka sudah saling mengnal? apa dia memang sok asik? lalu kenapa dia tiba-tiba akan men ci-cium nya? apa dia pria jahat? apa dia pria menakut kan?.

kira-kira begitulah ini dalam pikiranya. sial! nya kenapa pikian dan perasaan nya tidak sinkron. jantung nya bekerja lebih keras dari biasanya. dia merasakan napasnya yang memburu. perasaan aneh apa ini? persetanan dengan fakta bahwa Chaewon menyukai perasaanya saat ini.

"Sial! apa yang terjadi pada ku? apa aku mempunyai penyakit asma?" tanynya pada dirinya sendiri sambil memegang dada kirinya.

"Maaf putri ku kira kau sudah tertidur."

"Aku sudah mengetuk pintunya tapi tidak ada jawaban dari mu" lanjutnya lagi sedikit menunduk karna merasa tidak sopan tiba tiba membuka pintu kamar sang Putri, sampai membuatnya kaget.

"Tidak apa apa unnie. masuklah" Ujarnya setelah berhasil mengontrol detak jantungnya karna sedikit kaget tadi.

Eunbi pun masuk sambil membawa nampan ditngan nya. iya eunbi adalah pelayan istana. maka dia adalah 2nd pelayan pribadi chaewon setelah minju.

"Ratu menyuruhku membawakan mu secangkir teh hijau hangat," ucapnya sambil menyimpan nampan -yang berisi 1 teko kecil dan 1 gelas kecil berwarna emas elegant- diatas nakasnya.

"Trimakasih uninnie," Ujarnya sambil tersenyum manis, dan di balas senyuman oleh eunbi takalah manis.

"Uninnie apa Tabib Ko ada di istana?" Tahannya saat melihat eunbi akan melangkatkan kakinya keluar.

"Tidak putri dia sudah pulang tadi sore? apakau merasa tidak enak badan? biar kupanggilka dia untuk segera datang kesini." ucapnya sedikit ada nada panik diakhir.

"Tidak-tidak! tidak perlu. aku tidak apa apa. hanya. hanya sedikit mersa sesak napas. tapi aku bisa menahan nya untuk malam ini. gwenchana." Cegahnya dengan cepat.

"Baiklah kalau begitu, jika ada sesuatu kau bisa mengndalkanku tuan putri. aku pamit." ucapnya membungkukan badanya dan setelah nya dia benar benar keluar dari kamar chaewon.


.

.

.

.

.

.

.


"Apa setelah ini kau akan pergi kepasar seperti biasa putri?" Ucap minju yang berada satu langkah pendek disamping nya sambil membawa buku buku yang di ambil dari perpustakaan Kerajaan.

Iya. mereka -chaewon dan minju- baru saja keluar jadi perpustakaan kerajaan. Rutinitas lain Chaewon selain pergi kepasar jam 9. maka dari jam 7:30 dia akan pergi ke perpustakaan untuk belajar atau sekedar membaca. perpustakaan kerajaan adalah tempat favorite nya, tentu saja setelah taman -dibelakang istana- miliknya.

One shot - Two shot - Three shotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang