Part 9 : Saat itu

6 0 0
                                    

Tidak ada perasaan yang lebih nyaman ketika seseorang telah mendengar kabar bahwa sosok yang ia nanti tengah mengirimkan surat pada wanita pengagum dirinya. Mungkin malam ini akan menjadi momen malam paling indah membuka surat darinya yang entah apa maksud dari sosok R yang mengirimkan pesan lewat surat kepada temannya, Rai.

Sinta tidak sabar untuk segera membuka surat itu, ia bergegas lari dan menghempaskan tubuhnya di dalam singgasana lebar nan empuk itu. Jari jarinya lincah membuka setiap sisi surat. Siapa pun pasti akann mengerti perasaannya saat itu. Lipatan demi lipatan ia buka, dan tertulis :

Hai Sinta..
Sudah lama kita tidak bersua, apa kabar? Gue harap lo baik yah. Gue tau lo pasti kaget kan gue ngirimin surat ini, ah tapi santai aja sin, gue cukup seneng jika surat ini sudah sampai ketangan lo, dalam artian lo pasti baik baik aja kan.
Sinta.. gue sebelumnya minta maaf yah tentang kejadian waktu itu. Gue tau lu susah buat ngelupaian hal itu. Tapi jujur gue gak bermaksud untuk ngebongkar itu di depan semua orang.. guee---

Krekk.. kertas yang ia baru saja baca setengah dari isi surat itu, ia gumpalkan dengan persaan marah. sepertinya ia salah menduga, bahwa sosok R yang dimaksud rai bukanlah dia, bukan sosok kakak tingkat yang sinta kagumin selama ini. Bahkan sebaliknyan sosok cowok yang justru sinta benci dan tidak akan pernah ia membuka maaf untuk sosok pengecut itu.

Tidak beberapa lama wajah sinta semakin memerah, suhu wajahnya memanas dan butiran air pun membasahi pipi wajahnya yang sudah tidak terlapis make up. Ia mengutuk malam ini dengan air mata serta isi kepala yang kembali mengingat kejadian masa lalu. kenapa dia harus hadir dan datang kehadapan gue lagi lewat perantara surat yang hanya menghabiskan kertasnya.

Ini tentang sosok cowok yang pernah mempermalukan sinta dihadapan orang banyak. Namanya Reza Adytama. Awalnya sinta berteman baik dengan cowok itu sampai ia pernah mengaggapnya sebagai sahabat. Tapi setelah kejadian itu, ia salah. Salah telah memilih teman yang sebenarnya dikatakan teman saja pun tidak, terlebih sahabat. Kejadian yang membuatnya merasa telah dipermalukan dihadapan orang banyak, membuatnya merasa bahwa ka raiham mungkin saja telah membecinya dalam diam setelah mengetahui bahwa selama ini aku menyukainya diam-diam dan tidak hanya itu aku mengambil gambarnya tanpa sepengetahuan satu orang pun sekalipun Rai sahabatku sendiri. Aku tidak tau, saat itu mungkin saja kak Silvi cemburu atas perkataan yang dibuat oleh reza sendiri terhadap sinta. Sebab semua yang dikatakan reza saat itu adalah suatu kebohongan yang mempermalukan dìrinya.

Beberapa tahun lalu saat SMA sinta memang sudah lebih dahulu naksir dengan kaka senior yang bernama raihan itu. Tidak jarang setiap turun sekolah pagi pagi ia sering melewati kelas 11 ipa 2 yang berada di lantai 1, tentu dengan alasan satu, hanya ingin melihat ka raihannya.
Namun setelah lama berlalu, sosok Reza masuk ke dalam lingkungan pertemannya yang membuat seolah olah ia menjadi sosok yang terlihat, sebab Reza juga menjadi salah satu cowok ngetrend yang digandrungi siswi di SMA ku saat itu, tapi hanya paras saja yang dia punya serta pernak pernik layaknya anak sultan. Zaman SMA, Sinta memiliki satu grup bernama KEPOmpong terdiri dari sinta, ayu, lona dan Reza si laki-laki paling cantik di grup kepompong saat itu. Sinta sebenarnya tidak cukup tau tentang hal yang membuat reza tiba tiba datang dan masuk kepertemanan kami. Oh iya, sinta dan Reza tidak satu kelas saat itu, dia anak kelas 10 Ipa 3 sedang Sinta, ayu dan Lona, satu kelas 12 ipa 2. Dia begitu cepat sekali berbaur, yang aku dengar dari teman teman sekelasnya bahwa reza menyukai Sinta saat itu. Ada juga yang bilang Reza memenfaatkan cara berteman seperti ini supaya ia mudah mengungkapkan rasa pada Sinta.
Apa pun itu sinta tidak peduli, omongam yang selamanya hanya jadi omongan orang lain, dia tidak benar benar peduli sebab yang sebenarnya rasa yang ia punya hanya pada Raihan bukan yang lain.

Sejak naik kelas 11, grup kami saat itu mulai kurang rekat dari ayu dan lona yang sudah jarang berkumpul, dengan alasan rapat ekskul, dan saat itu menjadi kesempatan Reza untuk bisa berdua dengan Sinra. Namun lama kelamaan Sinta merasa risih dengan perlakuan reza padanyaa. Terlebih reza sering menjemput dan mengantar pulang sinta ketika sekolah, yang membuatnya ia sulit untuk melihat kak Raihannya. Ia begitu tidak suka. Pernah sekali aku ketahuan oleh Reza telah memotret ka Raihan dengan diam diam saat pertandingan basket. Aku begitu sumringah, melihat kak Raihan saat bermain Basket yang selalu mencetak skor terunggul, dan cara main ka Raihan yang membuat siapa saja terpesona dengan ke maskulinannya. Cool, rendah hati, pintar cewek mana yang berani kufur nikmat atas mahakarya Tuhan yang satu ini.

Tak henti aku memotret kak Raihan ditengah-tengah kerumunan dan suara teriakan cewek" yang menyemangatinya dengan nada wastel yang cukup tidak diterima oleh telinga. Aku yang saat itu memotret sebenarnya muak dengan suar suara itu tapi ku coba singkirkan dan fokusku hanya pada kamera yang sudah banyak memotret momen monen keren yang dimainkan kak raihan saat measukkan bola basket ke dalam ring. Namunn... saat itu tiba tiba reza datang, menarikku untuk menjauh dari kerumunan itu. Aku melihat matanya yang tidak biasa, seperti mengeluarkan sinar marah yang membuat siapa saja akan takut jika menatap.

Reza membawaku keluar dari arena itu. Aku tiba tiba saja melepas paksa tarikan tangannya.

Ada apa sih..
"Gue boleh pinjam kamera lo.." tunjukknya kearah kamera yang sudah menggantung di leher sinta
"Buat apa?" sinta seperti ragu akan sesuatu hal yang akan di lakukan reza pada kameranya.
"Gapapa cuma pengen pinjem aja, ga boleh yah?" Ucapnya sembari menyilangkan kedua tangn di depan dadanya.
Sinta yang merasa tidak enakkan, justru meminjamkan begitu saja kamera yang ia miliki.

Sepulang sekolah tepat berada di hall lantai bawah Handphone sinta berdering, terlihat nama reza di taskbar hpnya, Reza meminta sinta untuk menemuinya di koridor sekolah lantai 3 untuk mengembalikan kameranya.

Sinta merasa sebal, sebab dia yang meminjam harusnya dia yang menemui barang orang yang di pinjam. Ini justru malah sebaliknya. Sinta mengepalkan kedua tangannya kemudia menarik napas sebentr untuk tetap mempertahankan rasa sabarnya. Akhirnya sinta harus berbalik haluan untuk pergi ke lantai 3 tepatnya di 12 ipa 3. Terlihat koridor sudah sangat sepi hanya ada beberapa siswa yang sedang sibuk menyapu kelas, karena mngkin hari ini bagian dari jadwal piketnya. Sinta terus menelusuri hingga sampai di muka kelas. Ia mengambil gawainya, berniat untuk menghubungi reza agar segera keluar, tapi sebelum sinta menghubunginya, sosok itu lebih dulu menyapa sinta.

Sin.."
Tanpa aba aba atau membalas sapaannya sinta langsung menagih kamernya.

"Sini cepetan balikin kamera gue"
"Bentar sin, gue pengen ngomong sesuatu sama lo
"Apaan udah cepetan
Tanpa aba-aba beberapa sirkus datang melalui arah belakang sinta. Badut badut yang entah kapan direncamakan tiba tiba datang dengan membawa serangkaian spanduk yang bertuliskan

"Sinta Happy britdey tu yu" tulisan dengan hasil kloning antar bangda inggris dengan indonesia yang memang cocok dibahasakan oleh merek mereka yang membawa spanduk itu.

Haaa.. sinta sontak terlihat kaget bukan buatan. Bagaimana tidak, ia sangat tahu bahwa angka lahirnya bukan angka yang tertera di kalendesaat ini.

"Apa apaan ini..siapa yang ulang tahun
Gue tau hari ini bukan hari ulang tahun lo, tapi gue mau jadi orang pertama yang ngucapin ini ke lo..
Iih apa apaan sih..ulang tahun gue 3 bulan lagi..ini baru blan maret za..
Gue udah kasih tau alasan gue tadi..
Dan sekarang gue pengen bilang kalau suprise ini buat lo sin..

Reza mendekat memberikan sebuah benda berbentuk kotak lengkap dengan kertas kado pink bergambar kupu-kupu dan pita pink yang menghias atasnya.
Bukannya baper atau semacamnya Sinta justru makin merasa risih, atas perbuatan yang dilakukan reza terhadapnya.
Tanpa menunggu lama sinta segera membuka benda yang sepertinya jika di bilang kado juga bukan. jari jarinya lincah membuka setiap sisi benda berbentuk kubus itu. Sesekali mata sinta megedarkan pandangannya kearah Reza dan beberapa sirkus yang masih betah berdiri di belakangnya. Ternyata isinya adalah kamera sinta sendiri.
.
.
Next

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CERITA CINTA RAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang