Semua mata mengarah pada sosok laki-laki berbadan tinggi dengan stelan baju kemeja batik berwarna coklat hitam serta tas ransel yang hanya digantung disebelah bahu kirinya. Laki-laki itu tiba-tiba saja masuk kedalam perkumpulan mereka. Sontak kedatangannya menyadarkan Rai dari lamunan-lamunan tentang harinya yang dirasa cukup kurang baik.
"Hay. Rai, Sin.." sapanya dengan membawa segelas minuman ditangannya.
"Gue nggak disapa?" tegur Aryo pada Boni yang baru saja datang sudah menganggapnya tidak ada.
Boni yang merupakan teman satu lokal Rai hanya meliriknya sekilas kemudian beralih pandang kearah Rai dan Sinta."Eh, ngapain lo kesini!" Sambar Sinta
"Yah numpang nimbrung aja, emang nggak boleh!
"Gak boleh!" jawab Sinta cepat.
"Eh Rai, tau nggak dosen yang gantiin mata kuliah Kalkulus tadi ternyata asisten dosen pak Setya dan lu tau--" belum selesai Boni berbicara omongannya sudah diputus oleh Rai.
"Udah tau!,"
"Eh Bon, mulut lu bisa diem nggak sih? sehariiiiiiii aja. Gak temen gak dosen semua aja lu infoin ke gue, emang gue ketua RT apa?!" Sambung Rai yang cukup sensi hari ini.Wajar saja Rai bersikap seperti itu. Sayangnya Boni tentu tidak tau tentang Perihal kejadian yang di alami Rai semenjak pagi tadi. Terlebih dengan Info yang disampaikan Boni itu justru menambah Rai naik pitam. Hari ini Rai sedang tidak ingin berbicara banyak apalagi membahas seseorang yang berkaitan dengan hal buruk yang sedang menimpanya pada hari ini, yah siapa lagi mahasiswi kurang ajar dengan yang berani berbicara tidak sopan pada dosennya.
"Ya-yaa.. gue kan cuma infoin ke lo, kali aja lo pengen tau.." balas Boni sedikit tergugu.
"Tau gak, semenjak dosen itu mulai masuk lokal kita, mahasiswi dilokal itu pada sok cantik, Caper lah dan sok mau cari tauu.." sindir Boni
"Yaa... gue kan bukan mereka, enak aja lu samain gue sama mereka!"
"Emang yang mane sih dosennya.." tanya Sinta yang sok penasaran, walau sebenarnya ia tau lebih dulu tentang siapa dosen yang mereka ghibah saat ini.
"Tuh, lu liat aja sendiri dosennya,"
Boni menunjuk dengan lancang ke arah parkir dosen yang terlihat sangat nampak dari kedai kopi itu, terlihat sosok laki-laki yang diduga sebagai dosen yang tiba-tiba hits di lokalnya itu sedang bersiap untuk memasuki mobilnya.
Tanpa sadar jika mata dosen itu tengah melirik kearah mereka dengan wajah datar sembari membenahi jasnya.
Tukk.. satu ketukan langsung mendarat sempurna di kepala Boni.
"Duhh.." pekiknya sembari memegang kepalanya.
"Gila lu yah bon, lu kira itu temen lo, main nunjuk-nunjuk aja, untung aja lo kagak dilihat, kalau enggak bisa Diamond nilai lu!" bisik Sinta yang begitu geram karena menahan rasa malu ketika berada didekat Boni.
Rai dari tadi hanya memilih diam dan tidak ikut campur dengan keributan yang mereka perbuat, sembari menutupi sedikit wajahnya dengan rambutnya yang terurai kearah samping. Berusaha agar wajahnya tidak terlihat oleh dosennya itu akibat perlakuan Boni tadi. Sudah cukup kesialannya hari ini. Ia tidak ingin kesialan-kesialan yang lain akan berlanjut dan merusak harinya.
Mobil hitam sedan itu meluncur melewati kedai kopi tempat mereka nongkrong. Tak ayal Aryo yang sedari tadi diam mendengar perkataan-perkataan sarkasme dari Sinta dan Boni memilih untuk menikmati minumannya.
***
"Gue balik duluan yah, lagi banyak tugas." keluh Rai mencoba beralasan. Walau alasan sebenarnya ia hanya ingin sendiri.
![](https://img.wattpad.com/cover/218184532-288-k686128.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CERITA CINTA RAI
Teen FictionNovel ini menceritakan sebuah kisah pertemanan yang harus lepas abadi karena perihal rasa yang sama antara 2 insan, yang rela terpaksa menyimpan rasa diam-diam. Kadang seseorang bingung perihal ini, entah harus di kabarkan atau tetap menjadi Rahasia...