Gulf memijat pelipisnya ketika presentasi tadi selesai dengan Mew yang meminta revisi desain kanopi depan dan juga view kolam renangnya. Sialan memang sudah semalaman merevisi desain sebelumnya sekarang kena revisi lagi.
"Kenapa lagi? Mike meminta revisi ulang?" Gulf menggeleng
"Lu tau investor yang datang tadi dari mana?" Tanya Gulf tanpa menoleh pada sahabatnya itu
"Heum seinget gue sih MSS.corp" Gulf langsung menoleh
"Tapi lu tau siapa orang di balik meja CEO?" Kini giliran Mild yang menggeleng
"Si bangsat Mew, sialan emang hidup gue apa gak bisa tenang barang bentaran apa ya"
"Seriusan? Nostalgia dong lu"
"Nostalgia bapak lu.. apa kagak inget si bangsat satu itu yang ninggalin gue 7 tahun lalu, baru aja gue lupa malah muncul lagi semoga aja sih di lupa gue"
"Gulf dipanggil bos" kedua sahabat itu menoleh saat salah satu karyawan memintanya untuk ke ruang Mike. Gulf menghembuskan nafasnya pelan, lalu beranjak dari kursinya.
"Gue ke ruangan si bos dulu" Mild mengangguk kecil.
Gulf berjalan menuju ruangan Mike, mengetuk pelan pintu sebelum masuk. Saat suara dari dalam terdengar Gulf membuka pintu dan melihat Mike sedang mengobrol dengan orang lain di depan mejanya.
"Duduk lah Gulf" Gulf sempat melirik pada pria sebelah yang lain dan tak bukan si pria brengsek yang sudah meninggalkannya 7 tahun lalu.
"Ada apa Pak Mike?" Tanya Gulf, Mew melirik tangan Gulf di bawah meja ia tersenyum kecil. Tidak berubah sama sekali-fikirnya.
"kenalkan ini Mew Suppasit, beliau yang akan menjadi investor terbesar untuk proyek kita kali ini" Gulf tersenyum, dia bangkit dari duduknya lalu membungkuk kecil
"Salam kenal Mr.Suppasit saya Gulf Kanawut saya yang bertanggung jawab untuk mendesain project kita kali ini" Mew Tersenyum
"Mohon kerja samanya Mr. Kanawut" balas Mew
"Saya harap project kita dapat berjalan dengan baik" tangan Mew terulur untuk menjabat tangan Gulf, seperskian detik Gulf sempat terdiam hingga akhirnya ia menyambut jabat tangan itu.
Saat kulit akhirnya bersentuhan, ada tegangan yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Dan ini bukan lah hal yang baik.
.
.
.
.
Gulf membasuh wajahnya kasar, membasahi anak rambut di sekitar wajahnya. Memandang pantulan wajahnya di cermin"No!!.. lupakan Gulf lupakan ingat lu udah ada Airi dan Ice yang harus lu jaga dan sayangi" Gulf berargumen dengan dirinya sendiri. Kenapa di saat kondisinya membaik justru semesta seakan meledeknya.
"Memikirkanku?" Gulf tergelonjak kaget mendapati Mew di ambang pintu toilet tapi ia buru-buru menetralkan kagetnya. Menganggap pria di ujung sana tidak ada, ia terus mengusap tangannya di bawah kucuran air. Gulf tidak ingin melirik pria itu, tapi ia dapat mendengar suara langkah sepatu pentopelnya menggema di ruang toilet.
Gulf terperanjat kaget saat dua buah tangan melingkar manis di pinggangnya.
"Maaf Mr.Suppasit ini melampaui batas" tak mengindahkan protesan sang empunya pinggang, Mew justru membalik tubuh itu untuk menghadap ke arahnya.
"Welcome back" detik berikutnya Mew dengan arogansinya mencium bibir plum yang ia rindukan selama ini. Gulf mencoba mendorong tubuh yang bahkan tidak lebih tinggi darinya tapi entah kenapa tenaganya seakan melemah.
Mew memagut bibir itu, mengecap inci demi inci menjelajahi rongga mulutnya, merasakan kecapan manis di sana mengindahkan tangan yang sedari tadi mencoba melepaskan kungkungannya.
"Iya betul sekali Pak Mike sendiri yang mengatakannya" Mew menatap sinis ketika ia mendengar suara samar-samar dari luar toilet yang semakin mendekat. Ia melepaskan ciumannya, melihat bagaimana Pria di depannya susah payah meraup oksigen sebanyak-banyaknya.
"Sampai nanti" ia sempatkan mencium pucuk kepala Gulf sebelum menghilang di balik pintu toilet.
"Sial"....
Tebece
Vote komen
KAMU SEDANG MEMBACA
story about us
RomantizmKetika kau sudah mencoba melupakannya dan menjalani hidup senormal manusia lainnya tetapi semesta selalu punya cara untuk menghancurkannya. 7 tahun apa kurang cukup aku untuk melupakannya? "Bisakah kita lupakan semuanya Tuan Suppasit, ini sudah 7...