"Makasih banyak Dok." Ucap Biru untuk kesekian kalinya
"Iya sama-sama, udah ih makasih mulu." Biru tertawa sambil melambaikan tangannya bersiap keluar dari pekarangan klinik sang Dokter.
"Nanti kalo nikah jangan lupa undang saya ya?"
"AMAN DOK!" Jawab Samudera dengan semangat 45
"Hidih siapa yang mau nikah sama kamu?"
"Loh kamu ga mau?"
"Ya ga mau nolak lah." Jawab Biru dengan nada seperti seseorang yang tengah menolak sebuah ajakan
"Hah?"
"Jualan keong? Hahoh hahoh?"
"Kamu ngomong apa barusan?"
"Ga tau."
"Ah males." Biru hanya menjawab kalimat sang kekasih dengan kekehan lalu ia melingkarkan kedua tangannya memeluk pinggang sang kekasih, ya seperti biasanya jadi tidak usah diherankan.
Hari mulai gelap tapi masih diwarnai semburat orange cerah yang membuat kombinasi cantik dilangit.
"Langitnya cantik ya?" Tanya Sam saat mereka tengah berada dilampu merah menunggu giliran untuk bisa kembali melaju
"Iya Ibu aku cantik."
"Anaknya juga."
"Siapa?"
"Angkasa Biru." Biru terkekeh, entah mengapa lucu setiap kali mendengar Samudera menyebutkan namanya. Ya memang namanya diambil dari nama angkasa yang benar-benar ada dan biru yang merupakan nama dari sebuah warna
"Gimana kalo nama aku Luar Angkasa? Terus panggilan siapa ya?" Mulailah pertanyaan nyeleneh dari seorang Biru
"Ufo atau ga satelit." Dan jawaban tak kalah nyeleneh dari seorang Samudera
"Terus aku ngomongnya preketek?"
"Ufo mana yang bunyinya preketek?" Samudera mulai melajukan motornya bersama kendaraan lain karena memang lampu sudah berubah menjadi hijau yang menandakan ia sudah boleh kembali melanjutkan perjalanan
"Itu ufo yang di-"
BRAGHHH
Tidak ada yang bisa memproses apa yang baru saja terjadi, karena benar-benar terjadi secara tiba-tiba. Samudera yang fokus dengan jalannya dan Biru yang ingin menjawab kalimat sang kekasih.
Saat Biru membuka mata hal yang ia lihat adalah sorot lampu mobil seseorang yang menyilaukan mata, samar-samar juga dapat ia denger bunyi dentuman sesuatu tapi entah apa itu, ingin rasanya ia bangkit dari posisi tidurnya ini tapi rasanya tubuhnya lemas mati rasa dan dunianya seperti sedang diguncang hebat membuatnya pusing dan rasa mual juga mulai merasuki dirinya, beruntung ia terlebih dahulu kehilangan kesadarannya sebelum mengeluarkan isi perutnya. Jadi nasi padang yang tadi, aman.
Disaat Biru kehilangan kesadarannya setelah dirinya terpental beberapa meter dari posisi semula dan membentur pembatas jalan, sang kekasih justru bangkit dari duduknya sambil melepaskan helm dan menghantamkan nya ke kaca mobil milik pengguna jalan lainnya, yang menjadi alasan dirinya dan beberapa pengendara lain terjatuh dan mencium aspal.
Jadi beberapa detik yang lalu, motor mereka, dihantam mobil dari arah kiri dengan kecepatan tinggi. Membuat pemuda manis yang duduk di belakang itu terpental beberapa meter kedepan sedangkan Samudera beruntung hanya terpental ke bagian samping mobil tersebut karena reflek nya yang membelokkan stang.
Samudera kesal, ia sudah mematuhi rambu-rambu lalu lintas tapi pengendara sialan ini malah menerobos lampu merah.
"KELUAR GA LO ANJING! BANGSAT SIALAN LO!" Teriaknya sambil terus memukulkan helm full face miliknya kekaca mobil tersebut hingga kini pecah dan memperlihatkan seorang gadis dengan wajah ketakutan sambil merapalkan berbagai ucapan maaf. Bukan hanya Samudera saja yang terkena imbasnya, tapi juga dua pengendara motor lainnya ikut tertabrak mobil sialan ini, jadi tak heran jika mobil putih ini dihancurkan massa dengan cara yang tidak etis, bahkan yang tidak termasuk korban juga ikut membantu memberikan sanksi tidak tertulis seperti ini agar lain kali tidak melakukan hal yang sama dan juga menjadi jera bagi yang lainnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
BElieVE [ATEEZ BXB]
Fanfiction"Bahkan mereka tetap pergi, setelah mereka berjanji." BACA DULU!!! •BXB •LOCAL NAME •OMEGAVERS