Sepuluh

12 2 0
                                    

Yoongi pulang ke kontrakannya dengan ekspresi wajah yang tidak bisa di definisikan. Ekspresi wajah yang selama ini hilang dari Yoongi sejak ia memutuskan meninggalkan rumah. Sejak tadi di taman, Yoongi bahagia setengah gila karena akhirnya mimpinya tercapai dan ada yang mendukungnya selain ibunya.

Yoongi memeriksa telepon genggamnya yang sekarang sedang berada di ruang obrolan "sang manajer".

'Gue harus kirim pesan apa ya? Apa gue bilang, makasih ya udah mau bantu gue atau makasih ya atas segalanya' gumam Yoongi sembari terus berdiam di ruang obrolan.

Tak lama notifikasi muncul tiba-tiba yang membuat senyum Yoongi merekah, satu balon pesan dari pria di ujung sana yang sangat ia tunggu.

" Halo, ini Jimin" Pesan singkat yang membuat Yoongi tersenyum lebar.

"Iya saya tau"

"Hmm, panggil mas atau apa nih?"

"Yoongi aja atau aku kamu juga gapapa"

Seketika bulu kuduk Yoongi berdiri, ia tak terbiasa menuliskan kata menjijikkan itu dan sekarang membuatnya malu sendiri.

"Hahaha, okey Yoongi. Panggil aku jimin ya"

"Baik"

Hari ini benar-benar hari yang terindah dalam hidup Yoongi selama ini. Ia merasakan bahwa hidupnya kini kembali menyala setelah dipadamkan oleh gelap yang sangat panjang.

"Bagaimana persiapan lagunya?" Tanya Jimin antusias.

"Hm, aku belum memikirkan mau membawakan lagu apa"

"Biasanya kau mencari inspirasi itu dimana?"

"Hm, dimapun asal ada objek aku bisa"

"Besok kan hari sabtu, bagaimana kalau kita pergi jalan-jalan untuk mencari inspirasi sekalian aku ingin membeli makanan pinggir jalan, bagaimana?"

BodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang