01

6.5K 62 0
                                    

Warning 21+ !


"Calvin... papi memintamu untuk bisa mengelola anak perusahaan papi di Indonesia" ucap Robbin pada putra semata wayangnya itu.

" tapi pi, aku sudah nyaman disini menetap disini. Masa iya papi tega biarkan aku mengelola anak perusahaan itu? Biar Johnson aja pi" rayu Calvin.

" Tidak! Jangan membantah! Papi hanya ingin melihat kamu bisa mengelola perusahaan kecil itu disana dengan baik. Disini kamu tidak fokus bekerja selalu saja bermain dengan wanita sialan itu! Papi tidak suka kau dekat dan bertemu dengan jalang itu!" Ucapnya.

" dia kekasihku! Bukan jalang!" tegas Calvin lalu ia membalikkan badannya dan melangkahkan kakinya keluar ruangan megah itu.

Dasar anak kurang ajar! Lihat saja nanti kau akan menyesal memilih wanita jalang itu menjadi kekasihmu nak. Batin Robbin.

Calvin dengan tampang yang masih kesal menghempaskan seluruh benda yang berada didekatnya. Ia marah karena papinya sangat membenci wanita yang begitu ia cintai itu. Padahal tampak sangat jelas wanita itu sangat baik dan perhatian padanya. Bahkan ia begitu liar dalam ranjangnya yang selalu membuat Calvin rindu akan belaian wanita itu.

Ah ya! Helsa? Kenapa dari tadi ia belum menghubungiku?. batinnya. Ia mengecek handphonenya dan mencari nama helsa disana.

Hallo...

Ahh.. hmphmm.. terus bebhh.. ahh

Keparat kau bajingan!

Calvin mematikan handphonenya. Ia semakin kesal mendengar wanita yang ia puja sedari tadi terdengar mendesah bersama pria lain.

Hallo james.. segera kau blokir kartuku yang ada pada Helsa sekarang!

Tapi tuaan.. dia kan kekasihmu

Cepat kau laksanakan sekarang !!!!

Bbbaik tuuan

Argghh sialan!. awas kau Helsa! Kau buat hatiku jatuh padamu, kini kau tega bermain dibelakangku. Awas! Kau jalang!. batinnya.

Calvin sangat terluka, ia begitu mudahnya mempercayai Helsa. Selama dua tahun ia menjalin hubungan dengan wanita itu, sama sekali ia tidak pernah melihat maupun mendengar dengan mata dan telinganya sendiri bahawa Helsa berkhianat, namun kali ini benar. Apa yang papi, mami dan semua terdekatnya katakan padanya bahwa Helsa bukanlah wanita yang baik-baik memanglah benar adanya. Terbukti melalui telpon itu, meski calvin tidak memastikan apakah benar itu Helsa atau tidak. Namun ia sangat tahu bagaimana wanita pujaannya itu mendesah. Sangat seksi dan menggairahkan.

" kamu mau kemana nak?" sahut Maria maminya Calvin.

" ke club" jawabnya sekilas dan berlalu dihadapan maminya.

Maria merasa heran kenapa putranya bertingkah dingin seperti ini. Ada apa dengannya?. apakah karena Helsa? Wanita jalang itu?. apa yang ia lakukan pada putranya?. maria merasa cemas dan langsung menemui suaminya yang masih berkutak atik pada tabletnya.

" sayang.. apakah kau tau kenapa calvin bertingkah cuek hari ini?" tanya maria sembari membelai suaminya yang sibuk dengan meneliti hasil kerja para karyawannya.

"hmmm"

" sayang! Lihatlah anak kita.. dia berubah! Dia emosional!" ucap maria membuat penekanan pada kalimatnya.

Robbin menarik tangan istrinya yang sedari tadi membelai rambutnya yang mulai putih dimakan usia. Lalu mencium lembut punggung tangannya.

" maria, Calvin sudah besar.. dia bukan bocah kecil yang harus kita perhatikan terus menerus. Apapun masalahnya saat ini, biarkan ia membereskannya sendiri. Kita selaku orang tua hanya bisa memperhatikan dan memberikan sedikit nasehat" ucap Robbin berusaha menenangkan istrinya.

" sepertinya kamu tahu apa yang terjadi pada Calvin" ucap Maria dengan tatapan penuh curiga.

" hahaha... kau lupa siapa suamimu sayang? Robbin Hudson.." sahutnya kemudian memeluk istrinya dan mendekatkan pada pangkuannya.

**

James datang menghampiri Calvin yang tengah berada di ruang VIP club ternama itu. Terlihat calvin dikelilingi wanita-wanita jalang yang menggodanya. Calvin dengan segelas bir yang tampak sudah sangat mabuk menikmati belaian dari empat orang jalang.

" hey jamess... sobatkuu sekaligus asistenku yang sangat ku sayangi.. kemarilah disini begitu indah" sahut Calvin dengan wajah yang merah karena mabuk.

" maaf tuan.. kau harus pulang. Bapak Robbin telah menunggumu, ini sudah larut malam tuan" balas James sambil memegang bahu Calvin agar pria itu bangun dari duduknya.

" tidak! Aku tidak ingin ke mansion! Tolong bawa aku ke apartemenku saja.. hey kamu yang berbaju merah dan seksi.. kemarilah kau harus mendapat hukuman dariku, karena telah menggodaku sedari tadi" ucap Calvin dengan segala kuasanya.

Mereka pun berangkat ke Apartemen milik Calvin. Apartemen mewah yang diimpikan oleh setiap wanita yang ingin bersanding dengannya. Didalam perjalanan, Calvin tak henti-hentinya membelai wanita penggoda itu.

"puaskan aku jalang" bisiknya pada wanita itu.

Wanita itu langsung menciumnya didalam mobil. Untung saja James tidak melihat adegan panas itu karena diberi batas dengan kaca yang gelap untuk penumpang dibelakang. Wanita itu memegang keperkasaan milik Calvin dengan erat.

" ahh! Kau nakal sekali jalang!" bisiknya.

Calvin terus mencium wanita itu dengan buas dan liar. Menukar saliva diantara mereka, menggigit bibir wanita itu sampai terluka. Dan ketika sampai di Apartemen, Calvin membawa wanita itu ala bridal style, lalu menghempaskan tubuh wanita itu diranjangnya.

"ahhh... call" desah wanita itu.

" kau sangat seksi jalang, aku tergoda" ucapnya.

Kedua tangannya sibuk meremas payudara indah milik wanita penggoda. Ia sesekali memilin puting wanita itu menjilatinya dan menggigit kecil. " ahhh call..." . wanita itu meremas rambut calvin dengan kuat. Tangannya menari hebat di dalam selangkangan wanita itu.

" hhmmphh ahhh... masukkin aku calll... akkhuu ahhh"

Calvin terus menerus menerkam wanita itu dengan liar sampai mereka seringkali pelepasan bersama. Hingga waktu subuh, mereka berdua tertidur dengan berselimut tebal.

Tringggggg.... (dering telpon)

Hallo ada apa James?

Begini tuan, Bapak Robbin ingin ada ke Indonesia hari ini

Apa? Papi sialan!

Perusahaan Furniture terkenal dan mendunia di Florida AS. Disanalah Induk perusahaan itu berada dibawah naungan Bapak Robbin Hudson. Siapa yang tidak mengenal beliau? Kekuasaannya membuat para pesaingnya selalu takut dan berdecak kagum padanya. Terkenal dengan memiliki para mata-mata yang hebat. Disanalah Calvin berada sekarang, saat ia datang semua karyawan tunduk dan hormat padanya. Namun Calvin hanya berlalu saja dengan wajah gusar dan merah padam. Ia berniat akan memaki-maki bapak kandungnya sendiri karena telah bertindak seenaknya.

" papi! Kenapa papi selalu bertindak sesuka hati!" tegasnya sambil menghempaskan pintu dengan keras.

" kenapa kau ini? Baru datang sudah membuat keributan.. " kaget bapak Robbin yang selalu sibuk dengan tabnya.

" papi, come on.. aku mau disini saja.. asisten papi Johnson kan ada. Biar dia saja disana, aku ingin disini papi.." pintanya dengan memelas.

" sekali ku katakan tidak! Ya tidak! Aku ingin kau yang mengelola perusahaanku itu disana, menetaplah disana dan buat aku bangga atau kau tidak akan ku berikan sepersen pun harta kekayaanku" tegas Robbin.

Robbin sangat tidak ingin sekali anak semata wayangnya itu menjadi pria manja dan hanya berharap bahwa kekayaan ayahnya akan selalu ada. Ia ingin anaknya bisa mandiri tanpa campur tangan darinya.

Calvin yang masih terdiam dan berpikir keras.

"baiklah pi,, akan aku buktikan aku bisa mengelola perusahaan kecil itu disana. Tapi izinkan aku untuk memiliki kekuasaan yang besar layaknya aku tinggal di florida ini" ucapnya.

" tentu saja kau akan mendapatkannya.." balas Robbin dengan senyum angkuhnya.

CLARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang