04

2.1K 26 1
                                    

Hallo mbak Ara..

Iya mas Tarjo ada apa?

Duh! Gawat mbak, bapak enggak sadarkan diri.. tadi bapak habis batuk berdarah dan pingsan mbak

Mas, tolong bawa bapak kerumah sakit kota ya mas.. ku mohon mas

Berapapun biayanya akan ku tanggung mas. ku segera kesana!

Telpon pun dimatikan sepihak.

Clara sedari tadi mondar mandir didalam kelasnya. Ia bingung harus bagaimana disisi lain ia saat ini akan mengikuti Ujian Tengah Semester, kalau enggak diikuti ia bisa mengulang semester depan dan disisi lain Bapaknya saat ini butuh dirinya. Ia pun melirik Jam dinding dikelas itu, memperkirakan waktu berapa lama Mas Tarjo akan sampai dirumahsakit dengan jadwal ujiannya.

" semoga aja bisa... tidak ada yang harus ku relakan, selagi bisa kenapa aku harus memilih " batin Clara.

" woy ngapain loe ra, mondar mandir terus? " ucap Laurent mengejutkannya.

Clara menarik tangan Laurent dan membawanya ke halaman kelas.

" ren, bapak gue sakit dan sekarang enggak sadarkan diri" balas Clara wajahnya masih tampak cemas.

" apa? Serius loe ra?" teriak laurent kemudian ia menutup mulutnya yang tersadar suaranya mengejutkan banyak orang disana.

Clara mengangguk dengan sendu.

" ra, segera loe harus kerumah sakit... jangan sampai bapak loe mencari-cari loe.. kasihan ra" jawab Laurent dengan paniknya.

" tapi ren, kita hari ini UTS masa gue harus ninggalin UTS gue ren? " tanya Clara bingung.

"Astaga ra.. demi bapak loe ra, gue enggak mau loe nyesel ya ra" Ancam Laurent membuat Clara memikirkan kembali rencana awalnya.

**

" misi sus, apakah pasien atas nama Bapak Hardjo ada disini? Dan kamar nomor berapa ya sus?" tanya Clara

" bentar ya mbak dicek dulu " balas suster.

" benar mbak, sekarang ada di ICU mba " balas sekali lagi dari suster berpakaian putih itu.

Clara berlari mencari ruangan ICU, ia tidak lagi memikirkan bagaimana UTS nya.

Flashback on

" gue akan bantu loe ra, loe enggak usah khawatir soal UTS ini.. loe lupa ya bokap gue siapa? " ucap Laurent menyombongkan.

" maaf gue selalu merepotkan loe ren... lain kali akan gue balas semua kebaikan loe" jawab Clara kemudian memeluk sahabatnya sambil menangis tersedu-sedu.

" oh yaa,, ini buat loe ra" Laurent memberikan beberapa helai uang berwarna merah kepada Clara.

" maksud loe apa ngasih gue ini? Gue punya cukup uang kok ren serius" balas Clara lalu menolak pemberian Laurent.

" ayolah ra, gue yakin nanti loe bakalan perlu uang ini... kalau loe enggak mau gue kasih anggap aja gue pinjamin ke loe dan bayarlah disaat loe sudah mampu membayarnya" jelas Laurent.

Clara memilih mengambil uang itu dan memeluk sahabatnya dengan erat. Ia benar-benar merasa dipedulikan saat ini. Ia merasa Laurent tidak pernah mau melihatnya sedih dan susah. Bagi Clara, laurent adalah keluarganya meski berbeda keyakinan.

" thanks ren... gue benar-benar bersyukur punya sahabat seperti loe ren" sahut Clara mengusap halus punggung Laurent.

" you are welcome my sista... cepatlah loe susul bapakmu, segera kabari gue kalau ada apa-apa" Laurent mempersilahkan Clara untuk pergi meninggalkannya.

CLARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang