Terima kasih komen²nya kemarin🥺 wuff yu gais💚❤
_"Aku.."
"Hanya lakukan saja, Jeno."
Jeno memejamkan matanya sesaat untuk menghela nafas, kemudian kembali membukanya dan menatap Siyeon. Jeno mendekatkan wajahnya pada Siyeon, membiarkan bibir tipisnya menempel pada bibir kekasihnya. Kemudian ia menggerakkan bibir tipisnya dengan kening mengerut meski tangannya memeluk punggung Siyeon dengan erat. Sekelebat bayangan Jaemin kecil membuatnya membuka mata seketika. Jantungnya dengan tiba-tiba bertalu kuat, tanpa sadar menghentikan gerakan bibirnya yang tengah mencium sang kekasih.
Siyeon mengernyit, ia menatap Jeno yang entah memandang apa. Manik mata kekasihnya itu nampak kosong seraya memegang dada kirinya.
"Jeno?" Panggil Siyeon pelan.
Jeno mengerjapkan matanya cepat, tersadar dari lamunan tiba-tibanya. Kemudian menatap Siyeon yang masih berbaring di bawahnya. Jeno menipiskan bibirnya, meluruhkan alisnya yang mengerut dalam. "Maaf."
"Maaf? Untuk apa?"
"Maafkan aku. Aku.. aku tak bisa melakukannya." Ucap Jeno menyesal, ia menyingkirkan tubuhnya sendiri kemudian duduk di tepi ranjang.
"K-kenapa?" Manik Siyeon sedikit bergetar, perasaannya tidak enak.
"Hanya.. belum siap."
Siyeon terdiam sejenak sebelum mengangguk pelan, ia mencoba mengerti meski hatinya tercubit. Ia masih memegang rasa cintanya dan menahan diri untuk tidak marah, ia tak ingin Jeno menuruti keluarganya untuk menikahi Jaemin. Siyeon tidak rela.
"Baiklah. Istirahatlah." Siyeon memegang lengan Jeno lembut, memberikan senyum cantiknya.
"Hmm." Jeno hanya bergumam lalu membaringkan tubuhnya disisi Siyeon.
"Selamat malam Jeno."
"Selamat malam."
.
.
.
.
.
Hyunjin baru saja selesai menemui salah satu klien dan menyetujui kerjasama kecil antar kedua perusahaan mereka. Setelahnya, Hyunjin menghubungi Jaemin untuk mengajak pemuda itu makan siang. Keduanya sepakat untuk bertemu di tempat makan, hanya saja Hyunjin berubah pikiran ketika berada dalam perjalanan. Lelaki itu memilih untuk menjemput Jaemin tanpa sepengetahuan pemuda manis itu.
Senyum kecil tersemat pada bibir Hyunjin, ia memutar kemudinya menuju gedung perusahaan dengan ditemani lagu romantis favoritnya. Tak butuh waktu lama untuk sampai, Hyunjin segera memakirkan mobilnya pada tempat kosong. Saat dirinya keluar dari mobil, keningnya mengernyit mendapati Jaemin yang berdiri di ujung halaman kantor. Jika tidak salah, ia sempat melihat Siyeon yang baru saja pergi dari hadapan Jaemin. Perasaannya tidk enak, alisnya pun kini menyatu, kemudian berlari mendekati Jaemin.
"Jaemin." Panggil Hyunjin, ia berdiri di depan Jaemin yang mulai mengangkat wajahnya, balas menatap dirinya.
"Hyunjin."
"Kenapa?? Ada apa denganmu??"
Jaemin menggeleng pelan, namun tak lama ia menubrukkan tubuhnya pada Hyunjin. Memeluk lelaki di depannya dan membiarkan paper bag yang dibawanya terjatuh. Jaemin tidak menangis, hanya saja nafasnya terdengar berat dengan tubuhnya yang sedikit bergetar. Kedua tangannya yang melingkar pada punggung Hyunjin mengerat, meremas jas belakang milik Hyunjin. Sudut bibir Jaemin ikut bergetar namun matanya tak kunjung basah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not a Drama [NOMIN]
FanfictionCOMPLETE✔ [Drama] [Hurt/comfort] [Romance] ▪ Tidak selamanya pihak wanita atau submissive yang lemah dan miskin akan menang dalam sebuah panggung. Mendapatkan cinta yang utuh dan hidup bahagia bersama pria kaya yang rela meninggalkan segalanya hanya...