Happy Reading!
Semoga Suka💜
~♥♥~
"Assalamu'alaikum," sapa gadis yang memakai gamis berwarna peach dan memakai hijab berwarna baby pink pada orang-orang yang tengah duduk di salah satu meja restoran.
"Wa'alaikumsalam," jawab lima orang yang ada di meja itu dan menatap Elisa.
Deg!
Rasanya jantung Elisa berhenti berdetak saat melihat Ethan yang tengah tersenyum menatapnya. Oh, Tuhan. Rasanya Elisa ingin mengguyur wajah itu dengan air bekas cucian piring saja. Posisi Ethan saat ini tengah membelakangi Elisa.
"Dek, duduk sini," perkataan Nanda membuat lamunannya buyar seketika.
Elisa duduk di kursi diantara kedua orang tuanya yang otomatis berhadapan dengan Ethan. "Ini nggak seperti yang gue pikirkan 'kan?" tanyanya dalam hati.
Elisa jadi ketar-ketir sendiri. Demi apapun ia tidak mau kalau Ethan-lah yang akan dijodohkan dengannya nanti.
"Apaa kabar, Sa?" sapa Ethan membuat Elisa mendongakkan kepalanya.
"Baik," jawab Elisa singkat.
"Kita makan malam dulu setelah itu baru kita bahas inti dari pertemuan ini," ujar Ervinando Wijaya memecah keheningan.
Tak lama setelah itu, para pelayan restoran datang membawakan berbagai macam makanan mewah.
"Selamat menikmati," ujar salah satu pelayan laki-laki menunduk sopan.
Setelah mengucapkan terima kasih, para pelayan itu pergi meninggalkan meja mereka.
Kedua keluarga itu menikmati makanan sesekali mereka bercanda. Apa lagi ditambah status Toni dan Ervin yang berteman. Jadi, mereka tidak terlalu canggung. Malah sebaliknya, mereka sangat akrab.
Elisa yang merasa diperhatikan pun mengangkat kepalanya dan bersitatap dengan manik mata Ethan. Elisa menatap Ethan judes lalu kembali melanjutkan acara makan malam. Ia tak peduli dengan Ethan, saat ini perutnya butuh makan karena bekerja seharian.
"Lo kangen gue nggak, Sa?" pertanyaan Ethan membuat Elisa tersedak makanannya.
"Uhuk...Uhuk..."
Dengan sigap Nanda mengambilkan air putih dan menyerahkannya pada Elisa. Elisa meminum air putih itu hingga tersisa setengah. Setelah dirasa batuknya sudah reda, ia menatap Ethan tajam. Yang ditatap hanya menampilkan senyum manis tapi senyum itu berubah menjadi senyum yang menjengkelkan dimata Elisa.
"Kamu ini suka bikin anak orang tersedak saja," ujar Bunga pada Ethan.
"Siapa tau Elisa kangen sama Ethan, mom," kata Ethan.
"Kangen mbahmu!" Ingin sekali Elisa berkata seperti itu secara langsung. Tapi ia masih punya sopan santun di depan orang tua, jadi ia hanya berkata dalam hati saja.
"Gue aja kangen sama lo, Sa. Masa lo nggak?" tanya Ethan membuat yang lain menatapnya geli.
"Nggak," jawab Elisa membuat senyum diwajah Ethan sirna seketika.
Sontak hal itu mengundang tawa dari para orang tua.
"Lucu sekali mereka berdua," ujar Nanda. Elisa menatap mamanya tak suka karena ucapan mamanya. Dipikir ia masih anak kecil apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
IRIDESCENT ✔
General Fiction[Follow Akun Author Dulu!] [Baca Cerita Seven Of Us Biar Nggak Bingung] [PINDAH KE FIZZO!] Dari sekian banyaknya laki-laki di dunia ini kenapa gue harus dijodohin sama lo? -Elisa . . . . . Dia adalah Elisa, gadis yang saat ini tengah menjadi CEO un...