NO EDIT
IRENE tidak ingin terlalu memusingkan diri dengan apa yang Zia ucapkan tadi. Zia menyuruh Irene untuk membedakan mana yang rasa cinta dan obsesi. Namun Irene mengelak kalau dia dituding memiliki obsesi. Baginya, dia hanya terlalu dalam mencinta hingga dia tengelam sendiri dalam lautan perasaannya.
Hanya saja. Apa yang Zia ucapkan tadi pagi sekiranya justru memancing Irene untuk agak mendalami dalam mencari tau bagaimana kehidupan Seulgi yang sekarang. Kesempatan yang ia dapatkan untuk berbincang dengan Seulgi justru berujung bertikaian.
Jujur, Irene menyesali akan hal itu.
Di lubuk hatinya yang terdalam, dia masih ingin berbincang lebih lama dengan Seulgi. Dia masih ingin memandangi wajah anak itu lebih lama. Tapi ego merusak segalanya.
Dan kini untuk menembus rasa penyesalan itu, setelah sekian lama Irene akhirnya memutuskan untuk menjelajahi sosial media. Awalnya dia agak kesulitan dalam berselancar di dunia maya. Irene buta perihal sosial media. Sejauh ini yang dia gunakan hanya whatsapp, skype, dan email.
Sebagai awalan langkah mencari informasi mengenai Seulgi, Irene pertama-tama mencari terlebih dahulu restoran milik ibunya Seulgi yang sekarang sudah resmi di kelola oleh Seulgi. Jemarinya dengan gesit mengetik kata kunci dan ibu jarinya mulai mengusap layar ponselnya secara perlahan.
Ekspresinya terlihat datar.
Namun dalam hati dia terkagum-kagum.
Dia merasa ikut bahagia serta bangga dengan pencapaian yang Seulgi raih. Mantannya itu bahkan masuk dibeberapa artikel bisnis kuliner. Seulgi mengembangkan sayap bisnis dibidang kuliner secara baik. Dia membangun beberapa cabang. Mengusung konsep kekinian yang bercampur dengan konsep kuno.
Menarik banyak perhatian orang sehingga mengunjungi ke restoran miliknya. Bahkan beberapa vloger makanan terkenal juga terlihat menyambangi restoran berserta cabang-cabang yang Seulgi kembangkan.
Sekilas Irene jadi mengingat saat dulu dia bertanya kepada Seulgi,
"Kenapa milih kuliah manajemen bisnis?".
"Sederhana Bu jawabannya, mau nerusin usaha rumah makan punya almarhum Ibu saya."
Irene bahkan masih mengingat jelas bagaimana Seulgi mengulas senyuman saat itu. Anak itu benar-benar mewujudkan tujuannya sekarang.
Dari pencarian di artikel-artikel, Irene kemudian beralih ke pencarian di Instagram. Tapi sayangnya, kegiatannya itu terhalang karena Seulgi mengunci akun instagramnya.
Sedikit Irene menghela nafas kecewa.
Namun akalnya tidak berhenti disitu. Irene bergerak untuk mencari akun ketiga kawan dekatnya Seulgi yang dia kenal. Dari ketiga orang yang dia telusuri akun instagramnya itu, hanya ada satu orang yang membuka akun instagramnya secara publik, yaitu Wendy.
Kedua mata Irene mulai memperhatikan dengan baik akun instagram milik Wendy. Dari postingan yang ada, Irene mengetahui kalau Wendy kini bekerja disalah satu perusahaan yang cukup ternama. Dia hanya sekilas melihat postingan Wendy yang memuat foto-foto anak itu. Ibu jarinya terus mengusap layar ponsel secara perlahan, sampai akhirnya dia menemukan sebuah postingan yang membuat detak jantungnya seolah terhenti sesaat.
Postingan yang memuat foto pertunangan Seulgi dengan kekasihnya yang sekarang.
Di foto itu juga terlihat ketiga teman dekat Seulgi sama-sama memiliki pendamping, mereka bersua foto bersama, dengan wajah yang gembira.
Secara perlahan Irene merasakan sesak di dada.
Selama ini dia rupanya memikirkan orang yang tidak memikirkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tahu Diri ; SR ✔
General FictionSekuel Backstreet; SR Hai, selamat bertemu lagi.