03 : Lemah

4.3K 898 260
                                    

NO EDIT













IRENE duduk termenung di tepi ranjang. Dia diam dan kembali memikirkan apa yang dia lihat pagi ini. Hanya dengan melihat sebagian fitur wajah wanita itu, entah mengapa Irene yakin bahwa yang dia lihat benarlah Seulgi.

Hampir enam tahun berlalu dan hari ini dia kembali melihat Seulgi. Nampak dari samping tidak banyak perubahan dari anak itu. Namun dari postur tubuhnya terlihat kalau Seulgi mendewasa. Dan pemikirannya juga turut memikirkan lelaki yang membuat Seulgi tersenyum serta tertawa. Lelaki yang Seulgi peluk lengannya secara mesra.

Satu pemikiran logika yang dapat Irene olah adalah, tidak mungkin anak kecil perempuan yang Seulgi antar tadi ialah anak dari Seulgi sendiri.

Hebatnya.

Irene memakan waktu beberapa tahun untuk menghindar dari Seulgi, mengeluarkan dirinya dari lautan memori akan Seulgi dalam fikirannya, tapi hanya dengan sekali tatap, Irene kembali tenggelam dalam memorinya itu. Dia sadar kalau dia melemah.

Tatapannya kemudian teralih ke lemari pakaian yang ada di ruangan kamar. Perlahan Irene bangkit dan berjalan menghampiri lemari itu. Membuka pintunya dan mencari keberadaan ponsel lamanya.

Begitu benda persegi itu ada di tangannya, Irene kembali terdiam.

Perasaan dan pemikirannya beradu.

Sedari dulu pemikiran akalnya memerintah Irene untuk membuang ponsel itu ataupun mereset data yang ada. Tapi perasaannya selalu menolak dan perasaannyalah yang selalu memenangkan perdebatan.

Dia bawa ponselnya itu dan kembali mendudukkan diri di tepi ranjang.

Menghidupkan lagi ponselnya dan menunggu selama beberapa saat sampai akhirnya ponsel itu siap digunakan.

Di hari ulang tahunnya yang 35 kemarin, Irene memberanikan diri untuk mengaktifkan ponsel lamanya ini setelah lama tidak ia gunakan. Dan dia sempat menyesali tindakkannya itu.

Sebab dia akhirnya melihat pesan yang Seulgi kirimkan disetiap malam pertambahan usianya. Meski Seulgi hanya mengirim kalimat singkat, hal itu membuat pertahanan Irene goyah.

Dia salah karena dulu sudah dengan mudah menaruh kehidupannya di Seulgi. Saat Seulgi tidak mau berjuang dan berjalan bersamanya, Irene seperti kehilangan kehidupannya. Setelah sekian lama dia menutup hati, Irene berusaha keras untuk membuka hatinya kembali. Namun ketika pintu hatinya sudah terbuka, pintu hatinya itu justru di tutup secara paksa oleh orang yang dia persilahkan untuk masuk kedalam ruang hatinya.

Membiarkan ruangan itu menjadi sunyi dan gelap kembali.

Bahkan terasa lebih suram dari yang sebelumnya.

Selama beberapa saat dengan bodohnya Irene melukai dirinya sendiri. Menatap pesan dari Seulgi sembari menahan semua perasaannya.

🕘

Pesta garden di halaman belakang rumah yang Zia dan Andrew usung untuk merayakan hari lahir putra mereka pun cukup membuat para penghuni rumah di hari H-1 acara menjadi cukup sibuk.

Irene membantu Zia untuk merapihkan halaman belakang, sesekali juga turut memantau Jerome yang tengah asik bermain sendiri di rumah dengan berperan sebagai seorang polisi.

"Kenapa kalian gak sewa jasa birthday party organizer aja si?" Tanya Irene sambil menyudahi kegiatan bersih-bersihnya karena merasa lelah.

Peluh pun sudah menetes dari dahinya.

"Kita mau adain pesta di rumah, ngerasa gak aman aja kalau orang lain ikut obrak abrik rumah. Lagian juga pesta ulang tahunnya Jerome gak megah kok, cuman undang teman sekelasnya aja..."

Tahu Diri ; SR ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang