((8. b))

11.8K 1K 40
                                    

Mata tajam ayahnya seakan ingin melenyapkannya dari muka bumi. Bagi ayahnya, kehormatan dan nama baik adalah sesuatu yang sangat dijunjung tinggi di keluarga ini, dan ... Untungnya pria yang kebetulan adalah ayahnya itu memiliki jantung yang sehat, sehingga tak perlu kena serangan jantung.

"Siapa?" tanya pria itu tegas. Sedangkan yang lainnya, ikut duduk di ruangan keluarga, seakan juga menunggu apa yang akan keluar dari mulut Anita. Bahkan Irma, memandangnya dengan wajah tak terbaca, sedangkan Taksa, wajahnya menegang menahan marah. Ibunya, mengusap air matanya berkali-kali.

"Jawab! Siapa laki-laki itu?" Suara sang Ayah menggelegar memenuhi rumah. Ibunya memejamkan mata.

"Fernando," sahut Anita tegas. Ayahnya terperangah, ibunya menatapinya tajam, Irma melongo, dan Taksa mengepalkan tinjunya di atas meja.

"Anak kurang ajar." Ayah Anita benar-benar marah, matanya memerah.

"Dia ... Dia akan bertanggung jawab." Anita mengutuk kekonyolannya, bahkan. Utusan Edo pasti bisa diurus belakangan, yang penting dia harus memberi pelajaran pada Taksa terlebih dulu.

"Bagaimana kau bisa sebodoh itu, bagaimana kau bisa tertarik dengan pria yang bahkan tak mengerti mengenai saham, dan sekarang ...." Ayah Anita mengurut dadanya. Andaikan anaknya itu laki-laki, dia sudah menghajarnya. Dalam sejarah keluarga, tak pernah kejadian hamil di luar nikah. Baginya ini adalah aib yang sangat besar.

"Bawa laki-laki itu menghadap Ayah besok, atau dia akan mati." Ayah Anita bangkit, disusul ibunya, juga Irma, meninggalkan Anita dan Taksa di ruangan keluarga.

Setelah beberapa saat hening tercipta, Taksa memulai pembicaraan.

"Kenapa?" tanya Taksa dingin, dia orang yang paling tak terima dengan kabar ini.

"Apanya yang kenapa?"

"Kenapa kau bisa hamil?"

"Pertanyaan apa itu? Aku dan dia berpacaran, aku wanita dewasa, dia laki-laki dewasa, kami saling mencintai, lalu, di mana salahnya?" Anita menjawab sengit.

"Kau bukan wanita seperti itu, An."

"Mas," sahut Anita, memandang remeh pria itu.

"Aku bukan lagi remaja SMA yang mengejarmu, kita telah berpisah selama sepuluh tahun, banyak yang berubah, termasuk diriku."

"Termasuk menyerahkan dirimu pada orang yang bukan suamimu?"

"Terus aku menyerahkan diri pada siapa? Padamu? Setelah kau menikah dengan Mbak Irma, tanpa peduli dengan diriku, setelah sekian lama aku terbiasa tanpamu, lalu kau kembali dengan cintamu, berharap aku menerimamu? Cih ... Kau pikir, hanya kau laki-laki di dunia ini, Mas? Mimpi." Anita pergi, ini sangat memuakkan.

Tak lama kemudian, dia keluar dengan kopernya. Ibunya yang muncul dari arah dapur memandangnya tak percaya.

"Mau ke mana?"

"Aku mau menenangkan diri dulu."

"Jangan lupa, bawa laki-laki itu ke rumah besok, atau ayah sendiri yang akan menyeretnya." Ayahnya muncul dengan wajah garang.

Oke, Anita harus menyelesaikan kekacauan ini, Edo harus ditemukan malam ini juga.

SUAMI KONTRAK(AN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang