Seorang gadis berdiri di tepi pantai yang sedang menatap lurus ke arah laut, debur ombak yang berirama menyapu bibir pantai terlihat begitu indah, hembusan angin laut terasa sejuk dan matahari yang terbenam dimana langit berwarna jingga."Indah sek--" ucap gadis itu sambil membentangkan kedua tangan. namun, terhenti dan tersentak kaget seketika saat seorang laki-laki datang langsung menggendongnya ala bridal style.
"Liam? Eh apa-apaan,nih! Tur-" gadis tadi kaget ketika melihat sosok cowok yang ada dihadapannya.
"Diem atau gue cium lo?" potong Liam menatap Fany sambil tersenyum miring dan alis yang terangkat satu.
Fany melotot, kedua pipinya merona.
Liam yang melihat ekspresi gemas Fany, perlahan mendekatkan wajahnya, hembusan napas hangat menyapu ke wajah Fany.hingga akhirnya....
"TIDAAAAK!"teriak Fany yang terbangun dari tidurnya.
Ternyata semua ini adalah MIMPI. guru didalam kelas yang sedang menulis di papan tulis terkejut begitu juga dengan seisi kelas yang spontan melihat ke arah dia dengan tatapan tanda tanya dan kemudian mereka tertawa terbahak-bahak.
Kecuali, cowok yang duduk dibelakang pojok kiri itu yang merasa tidak terganggu setelah mendengar teriakan Fany. cowok itu terlihat nyaman tidur seakan-akan dunia adalah miliknya. sungguh Fanny sangat malu sekarang, ia ingin sekali menyembunyikan wajahnya.
"DIAM! Kalian semua jangan berisik!" Bu Rossa memarahi seisi kelas.lalu meredalah tertawa mereka.
"Fanny kenapa kamu tadi teriak?" tanya Bu Rossa melotot garang padanya.
"M-maaf saya tadi ketiduran Bu." jawab Fany tergagap ia tidak berani menatap mata galak Bu Rossa.
"Tidur?bukannya kamu tadi teriak?" Tanya Bu Rossa lagi sambil berusaha menahan kesabarannya.
"Tadi s-sa--"
"Sudahlah kamu keluar sekarang! Keliling lapangan sepuluh kali putaran!". titah Bu Rossa sambil menunjuk ke arah pintu.
" Apa Sepuluh?" Fanny mendongakkan kepalanya sambil memelas menatap wajah Bu Rossa.
"Kenapa masih kurang?"
"Tidak Bu cuk---"
"kalau begitu Ibu tambah sepuluh putaran lagi!" potong Bu Rossa.
Fany hanya bisa membeo sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, tanpa sengaja ia melihat cowok yang berada dipojok kiri itu tertidur.
"Liam tidur Bu" lanjut Fany sambil menunjuk ke arah cowok itu yang masih setia dengan tidurnya. ya, Fany baru menyadari jika cowok itu memang sedang tertidur .
" Liam Bangun! " teriak Bu Rossa.
"Kamu ini anak pinter loh! kok malah tidur sih ?" Lanjut Bu Rosa berjalan mendekati bangku Liam sambil menjewer telinga cowok itu hingga ia merintih kesakitan.
Liam memang anak yang pintar. meskipun, ia tidur saat di kelas. tanpa dijelaskan materi pun ia sudah sangat mengerti ketika ditanya. Cowok itu dikenal di sekolah sebagai Siswa yang paling jenius dan bukan hanya itu ia juga tampan yang membuat seluruh kaum hawa di sekolah tertarik kepadanya. akan tetapi, karena sifat dinginnya seperti Es membuat para siswi jadi merasa minder untuk mendekatinya.
Berbeda dengan Fany cewek itu sungguh tidak tertarik dengan Liam . bagi dia cowok itu adalah musuh abadinya. kenapa? itu semua berawal sejak kepindahan Liam yang bersebelahan dengan rumahnya. hal itu membuat orang tua Fany selalu membanding- bandingkan ia dengan cowok itu karena dia tampan dan jenius sementara Fany cewek biasa yang berada diperingkat bawah di kelasnya.
"Hahaha. Rasain Lo!" Fany tertawa terbahak-bahak melihat wajah Liam yang lucu ketika meringis kesakitan.
Sementara, seisi kelas menahan tawa melihat cowok itu yang dijewer. karena jika mereka tertawa otomatis Bu Rossa bakalan tambah marah.
"Fany DIAM!" gertak Bu Rosa dengan penuh penekanan.
Fany langsung terdiam mendengar Bu Rossa berteriak dan melihat mata guru itu yang membulat sempurna.
"kalian berdua keliling lapangan dua puluh kali SEKARANG!"titah lagi Bu Rossa sambil melepaskan jewerannya dari telinga Liam.
"CEPAT KELUAR ! ". lanjut Bu Rossa yang masih berusaha menahan emosinya.
💛💛💛
Fany dan Liam segera keluar dari kelas. mereka berdua tidak ingin melihat Bu Rossa semakin bertambah marah, Sekarang mereka berdua sudah berada di lapangan sekolah.
"Ini semua gara-gara Lo! padahal gue enak-enakan tidur tadi " ucap Liam sambil berlari mendahului Fany.
"Kok gue sih?" Fanny tak terima ia berusaha mengejar Liam yang mendahuluinya. "kan Lo yang tidur sendiri ! kenapa jadi gue? Lagi pula nih ya, Coba aja Lo nggak Dateng dimimpi gue tadi, nggak bakalan gue teriak " lanjut Fany mengomel.
"Aduh..." Fanny meringis sambil menyentuh hidung dan jidatnya yang menubruk dada bidang cowok tinggi itu.
"Lo ngap---" lanjut Fany yang terpotong sambil mendongakkan wajahnya yang bertatapan dengan wajah Liam yang tersenyum manis.
"Apa? memang ada yang lucu gitu? " tanya Fany yang merasa aneh dengan tingkah Liam karena tidak biasanya cowok itu tersenyum.
"maksudnya apa lo bilang tadi gue Datang di mimpi Lo?" tanya
balik Liam sambil mendekatkan wajahnya ke Fany.Ups, keceplosan...Fanny berucap dalam hati.
JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE AND COMMENT. 💛💛💛
KAMU SEDANG MEMBACA
My Eternal Enemy ( ON GOING )
Teen FictionSejak kepindahan Liam yang bersebelahan dengan rumah Fany. Membuat Fany sangat membenci Liam dan mengagapnya sebagai musuh abadi. Semua itu karena ia selalu dibanding - bandingkan oleh orang tua nya dengan cowok itu. Segala cara Fany lakukan agar...