Happy reading :)Tringg!!!
Seluruh murid berhamburan keluar kelas karena saat ini jam istirahat. bertepatan saat itu Fany dan Ben sudah siap menyelesaikan tugas di perpustakaan.
Fany belum siap, dia tidak mengerti sama sekali sama soal-soal yang dipenuhi angka membuat kepalanya meledak. Walaupun Ben sudah menerangkan tapi tetap saja tidak mengerti. Alhasil jadilah ben yang mencontek kan Fany, karena Fany yang ingin cepat siap menyelesaikan tugas dan pergi ke kantin untuk makan. Padahal Fany sudah sarapan tadi pagi tapi tetap saja Fany tidak bisa lepas dari yang namanya makanan.
" X kali Y sama dengan?" Tanya Ben.
Bukan jawaban yang Ben dengar tapi malah bunyi keroncong perut Fany.
Kriukk
Fany mengusap perutnya padahal ia sudah sarapan kenapa lapar lagi.
Ben menghela napas saat ia menjelaskan soal, dia melihat Fany "Cepat salin abis tuh kita ke kantin" Perintah Ben sambil menyodorkan bukunya.
"Seharusnya dari tadi dong biar nggak pecah kepala gue" Ucap Fany Seraya mengambil buku Ben.
Mendengar hal itu Ben kembali menarik buku yang sudah berada di tangan fanny. " Ingat ulangi di rumah yang tadi gue jelasin "
"Ck iya ya sini bukunya" Ucap Fany seraya merampas buku dari Ben.
Ben mengusap pucuk kepala Fany seraya tersenyum " Good girl" Ucap ben.
Fany tidak menghiraukan tindakan Ben ia memilih menulis salinan jawaban secepatnya.
....
Sekarang Fany sudah berada di kantin. Ditemani Ben, Elan, Nindy, Stella, Tara dan Ansel. Ah iya Fany tidak melihat Liam mungkin dia tertidur di kelas. Ansel cowok itu ikut bergabung karena Elan yang mengajaknya tadi.
"Pelan-pelan dong makanya nanti kamu keselek sayaang" Ben memperhatikan fani yang berada disebelahnya.
"Pilin pilin ding mikinyi ninti kimi kisilik siying" Ucap Elan mengikuti ben, bedanya dia mengucapkan itu terarah ke Stella.
Stella ingin menabok kepala Elan, namun ide jahilnya muncul mengerjai cowok itu. "Mikisibinyik pirihitiinnyi siying "teriak stela seraya tangannya bergelanyut di lengan Elan.
Seisi kantin melihat tingkah Stella. Ada yang mengira mereka berdua pacaran. Apalagi anak jurnalistik yang sedang sibuk memperhatikan tingkah dua sejoli itu.
Elan memandang lenganya yang dipegang Stella " Idih idih jijik gue sama lo" Ucapnya seraya menghempaskan tangan Stella secara paksa.
"Ish gue lebih jijik sama lo" Ucap Stella kesal sambil mengibaskann rambutnya yang hampir mengenai wajah Elan.
" Uhek Rambut lo bau " Teriak Elan
Stella melotot marah ke arah Elan sambil memeriksa rambutnya. Padahal ia sudah memakai banyak wewangian di rambutnya.
"Harum gini lo bilang bau, hidung lo yang nggak berfungsi! " Ucap Stella percaya diri ia tahu Elan pasti berbohong.
"Hidung gua berfungsi buktinya aja sekarang gua bernapas, liat gua hidupkan"
Ben tidak mempedulikan perdebatan antara Stella dan Elan. Ia lebih memilih makan sambil melihat cewek yang berada di sebelahnya siap lagi kalau bukan Fany.
Nindy memperhatikan mereka berdua, ia menyaksikan sambil menikmati makanannya. Sesekali ia tertawa melihat perdebatan antara Elan dan Stella yang menurutnya lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Eternal Enemy ( ON GOING )
Fiksi RemajaSejak kepindahan Liam yang bersebelahan dengan rumah Fany. Membuat Fany sangat membenci Liam dan mengagapnya sebagai musuh abadi. Semua itu karena ia selalu dibanding - bandingkan oleh orang tua nya dengan cowok itu. Segala cara Fany lakukan agar...