4. Lepas

71 21 7
                                    

Happy Reading ♡


Kringg

Bel tanda pulang berbunyi. Seluruh murid dari setiap kelas bergegas meninggalkan sekolah untuk balik ke rumah mereka masing-masing.

Fany berjalan keluar kelas. Namun, Terhenti saat handphone cewek itu berdering.

"Halo? Kenapa, Bang?"

"Abang gak bisa jemput kamu harini. Fan"

"Yah, terus Fany pulang pake apa?"

"Pake kaki lah sayang"

Fany menghela napas kesal. " Iya tau pake kaki nggak mungkin Fany terbang!"

"yang bilang kamu terbang siapa, Fan"

"Au ah nggak nyambung ngomong sama Abang. Fany tutup aja nih"

"Ets tunggu dulu. kamu pulangnya sama Liam. tadi Abang udah telpon dia buat anterin kamu pulang. Ok?"

"Dih males! mendingan Fany pulang sama Stella dan Tara aja. sekalian ke rumah Nindy mau jenguk dia. Jadi Fany minta tolong Abang bilangin sama Mama kalo Fany pulangnya sedikit telat."

"Tap--"

"Oh iya Bang! KenapaAbang nggak bisa jemput Fany?"

"Makanya kalau Abang ngomong itu dengerin!"

"Abang jemput Papa di bandara. Karena itu nggak bisa jemput kamu"

"Papa pulang?"

"Iya papa pulang. Jadi cepat nanti sampe rumah ya"

"Hm iya"

"Fan--."

Tutt...

Fany memutuskan teleponnya. Ia yang tadi semangat empat lima untuk pulang menjadi terlihat tidak bersemangat.

Fany berjalan Lesu. Ia tidak fokus hampir saja menubruk tembok sekolah. Namun, beruntung jidatnya dilindungi oleh telapak tangan lembut yang menempel di dahinya.

Fany mendongak. ia melihat wajah seorang cowok tinggi itu menatapnya.

"Kalo Jalan tu pake mata" Ujar cowok itu yang masih tetap memegang dahi Fanny.

Fany menepis tangan itu dari dahinya. "Yang bener pake kaki. Mana ada orang jalan pake mata!." Ketus Fanny.

Fany yang ingin melanjutkan langkahnya terhenti karena cowok tadi mencekal pergelangan tangan Fany.

Fany menoleh dan menepis tangan cowok itu. "Ngapain Lo pegang-pegang gue?!"

Cowok itu tersenyum manis sambil mengulurkan tangannya. " Nama gue Ansel"

Fany sempat terpaku beberapa detik melihat senyum manis cowok itu.

Ansel gemas melihat cewek di hadapannya ini. dia mencubit pipi Fany yang menatapnya tanpa berkedip.

"Auh" Fany mengusap-usap pipinya. "Kenapa pipi gue dicubit?" Lanjut Fany menatap kesal.

Ansel hanya tersenyum dan melihat name tag yang tertera di baju seragam cewek itu.

Fany Jacelyn Alvarendra

Fany melihat arah pandang mata cowok itu yang mengarahkan pandanganya ke baju seragamnya. Sontak Fany langsung menyilangkan tangannya.

"Ih Lo ngapain lihat-lihat?! Hah?!" Ucap Fany sambil memukul cowok itu dengan tasnya.

Ansel meringis ketika Fanny memukul dengan tas miliknya. Setelah itu Fany berlari. Ia tidak ingin berlama-lama disini dengan cowok itu.

My Eternal Enemy ( ON GOING ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang