| ⅱ | , Same problem

27.7K 1.4K 180
                                    


Musim panas telah tiba. Angin berhembus dengan tenang, matahari tidak sedang bersinar terik, dan cuaca yang cerah menjadikan hari ini hari yang indah untuk dihabiskan bersenang-senang seiring kawan atau orang tersayang.

Mall, klub, dan banyak tempat wisata nampak ramai oleh pengunjung dan turis luar kota juga mancanegara yang ingin menikmati acara berlibur masing-masing.

Sepertinya musim panas tahun ini, orang-orang lebih memilih untuk berpergian daripada bersantai di kediaman.

Entahlah, itu agak aneh.



Renjun melangkah gontai ke arah meja bar dengan setelah oversized hoodie abu-abu, black jeans juga sneakers putih di kaki.

Rambut coklat itu bergerak mengikuti gelagat empunya. Menari-nari bak seorang dancer yang kini tengah melakukan pekerjaannya di atas panggung.

Duduk di salah satu kursi, ia mengetuk meja dengan jemari kecilnya. Manik berwarna madu tersebut bergerak tak tentu menelisik interior klub yang nampak elegan.

"Carbenet franc"

Renjun mengangkat telunjuknya, memberi isyarat pada sang bartender untuk memberi satu gelas anggur hitam beralkohol yang tadi ia sebutkan.

Si manis bertumpu dagu pada telapak tangan sambil tangan yang lain bergerak mengetuk dan sedikit membuat corak transparan pada bidang datar di hadapannya.

"Here's your order, pretty"

Bartender itu tersenyum ramah dengan mata yang dikedipkan sebelah.

"I'm a boy, sir"

Renjun tersenyum tipis dan menegak red winenya. Menatap bartender tampan itu dengan tatapan memuja.

"Oh, aku minta maaf. Tapi sungguh kau sangat cantik, even prettier than my girlfriend"

Si manis tertawa renyah. "Kalau begitu aku anggap perkataanmu sebagai pujian"

Ia berjalan menjauhi meja bar tatkala ponselnya berdering dari kantung celana.

Mengambil benda pipih itu, Renjun menatap nama yang tertera pada panggilan dan seketika mengernyit saat mengetahui bahwa yang menelfonnya adalah sang ibu.

Ia memencet tombol hijau di bagian kanan lalu mendekatkan ponselnya ke telinga.

"Halo, ada apa ibu?"

Wanita di seberang sana menghela nafas panjang, membuat lipatan pada dahi si manis makin ketara.

"Renjun, bisa kau pulang sekarang? Ayah dan ibu ingin membicarakan sesuatu denganmu"

"Sepenting itu kah? Aku sedang berada di klu–"

"Kali ini ibu akan memerintahmu. Cepatlah pulang dan rapikan penampilanmu"

Suara tegas itu mengintrupsi Renjun untuk menghela nafas kasar. Ia menegakkan kembali bahu sempitnya, kemudian meraih kunci mobil di kantung celana.

"Iya, bu. Aku akan segera kesana"

Sang ibu tersenyum tipis. "Terima kasih. Jangan bersikap yang aneh-aneh ya saat pulang nanti"

Ia memutus sambungan sehingga anak semata wayangnya kembali dibuat heran dengan kelakuan ibu muda itu.

"Pertama dia memerintahkanku untuk cepat pulang. Kedua dia menggunakan nada yang agak kasar dan menyuruhku untuk merapikan penampilan. Terakhir ia melarangku untuk bersikap aneh?!"

Ada yang tidak beres, dan Renjun dapat merasakan hal tersebut.


Sesuatu menantinya di rumah.



APHRO 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang