| ⅳ | , (C)loser

11.9K 956 44
                                    


Sore telah berganti malam. Bulan dan bintang dengan senang hati bersinar menghiasi kelamnya langit tanpa kehadiran awan.

Binatang nokturnal mulai bergerak mengincar mangsanya. Tak peduli dengan hawa dingin karena tubuh itu telah dilapisi rambut atau bulu-bulu halus.

Keluarga Jung telah pergi dari kediaman Huang. Tidak untuk pulang, melainkan berjalan-jalan di mall.

Bersama besan mereka.

Ah tidak. Masih calon.

Renjun mendengus setelah lagi-lagi dua ibu muda itu menariknya ke salah satu toko pakaian di mall yang mereka kunjungi.

Cih membosankan.

Sedari tadi hal yang dia lakukan hanyalah berjalan di belakang Irene serta Wendy yang sibuk mengobrol sambil memilah pakaian, tas, sepatu, dan banyak barang lagi.

Di tangan kedua wanita itu terdapat beberapa paper bag berisikan barang belanjaan yag mereka beli di toko lain. Sementara Renjun? Dia bahkan belum menyentuh satu barangpun.

Oke, Renjun akui dia memang suka berbelanja, bahkan bisa dibilang ia cinta dengan hal tersebut.

Dalam satu minggu Renjun dapat menghabiskan separuh dari uang jajannya selama sebulan. Dan itu. Benar-benar. Tidak. Sedikit.

Hampir setiap hari ia pergi ke pusat perbelanjaan—bersama sang kekasih—untuk berfoya-foya. Tapi kini tidak dengan orang tuanya!!!

Bahkan ada orang asing yang ikut serta dalam kegiatan berbelanja.

Ya, keluarga Jung masih asing untuknya. Tidak ada yang dapat mengubah pemikiran itu.

"Sayang... ambil saja baju yang kau inginkan. Ibumu bilang kau sangat suka berbelanja, jadi ambilah salah satu," ucap Irene.

Renjun menggeleng sopan. "Kurasa tidak usah, semua baju ini tidak menarik perhatianku"

Hahaha, bullshit.

Ia rasanya ingin membeli toko ini saja beserta seluruh barang yang dijual.

"Benarkah? Kalau begitu kita akan pindah ke toko la—"

"Eh, tidak-tidak. Tidak perlu. Aku akan mengambil salah satu"

Renjun segera pergi menjauh sementara camernya hanya tersenyum maklum dan kembali menilik tas-tas yang terjual di gerai tersebut.

Oke, memang dia sedikit gengsi untuk membeli pakaian di depan Nyonya Jung, tapi jika harus berpindah ke toko lain— tidak, terima kasih. Tungkai dan tubuhnya kini sangat sangat penat, jika dibiarkan berjalan lagi, mungkin pembuluh vena di betis si rubah dapat membesar nanti.

Huh. Terlalu berlebihan, jujur.

Renjun hanya melangkah sesuai keinginan kakinya. "Ambil saja satu baju random, lalu kembali pada mama," monolognya.

"Eh, tapi tidak apakan jika aku mengambil lebih banyak? Lagipula dia tidak akan ma—"

"Kau bicara dengan siapa?"


Deng...

Suara berat itu membuat tubuh si manis membeku seketika.

Ia menoleh sembilan puluh derajat ke arah kiri dan mendapati Jaehyun tengah besidekap dada, menatapnya dengan raut muka heran.

"Aku— tidak sedang bicara dengan siapa-siapa"

"Jadi kau gila?"

"HEH! APA YANG—"

APHRO 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang