| ⅹ | , The new begining

6.3K 707 87
                                    


Suara mesin mobil dan keramaian jalan menjadi pemecah suasana. Mengisi keheningan di dalam mobil, mengatasi ketercanggungan yang Jaehyun alami seorang diri.

Setelah menyelesaikan segala urusan serta mendapat ijin untuk pulang, kini dirinya masih fokus mengendarai mobil menuju kediaman Huang. Kursi di sebelahnya telah terisi oleh keberadaan pemuda mungil yang sedari tadi memperhatikan jalan—mengacuhkannya.

Tak sengaja mencuri pandang ke arah Renjun, tangannya tiba-tiba terkepal kuat, mencengkram kemudi dengan rahang yang mengeras.

Jeno itu, arogan ya?

Jaehyun dapat mengerti tatapannya yang pilu—menunjukkan rasa sakit dan cemburu. Tapi tidak seharusnya Jeno berlaku kasar bukan? Terlebih, pada Renjun..

Yah, anak itu memang laki-laki tapi posisinya disini, bukankah ia harus mendapat kasih sayang?

Jaehyun tahu bagaimana cara menghargai orang lain, terlebih dengan pasangannya sendiri like, itu pelajaran tata krama yang sangat basic.

Pantas saja tuan dan nyonya Huang lebih menyukainya. Cih.

Jaehyun membelokkan mobilnya ke pekarangan rumah setelah dibukakan gerbang oleh penjaga keamanan.

"Renjun, kita sudah sampai"

Tak mendapat respon, ia pun menoleh dan akhirnya menyadari bahwa Renjun sudah tertidur dengan tenang. Bibir tebalnya membentuk kurva indah sembari tangan kirinya mengusap surai kecoklatan itu dengan lembut. Sangat lembut.

Jari-jarinya bersentuhan dengan rambut lembut itu, lalu turun ke pelipis, mengusap keringat dinginnya.

"Malaikat sepertimu tidak seharusnya dikasari seperti itu, Huang Renjun"

Lagi. Entah kenapa Jaehyun selalu terpana dengan wajah cantik itu.

Bibir mungil berwarna pink, kulit mulus yang putih, hidung bangir, dan pipi gembil.

Apa yang tidak sempurna dari Renjun?

"Sudahlah, ayo masuk Renjunie"

Jaehyun keluar dari mobil. Membukakan pintu untuk Renjun lalu dengan hati-hati mengangkatnya ala bridal.

Tungkai jenjangnya melangkah mendekati pintu utama dan dengan bantuan maid, Jaehyun masuk ke dalam. Maniknya menatap detail interior ruang tengah yang ia lewatkan saat pertama kali datang ke tempat ini.

Jaehyun melirik ke bawah. Lelaki Huang itu masih setia menutup matanya yang sedikit sembab. Hidung dan bibirnya yang memerah menjadi perhatian Jaehyun.

"Maafkan aku"

Dan setelah kejadian tadi,

Jaehyun sadar bahwa anak ini sangat sangat rapuh.





Renjun jatuh terduduk, tak peduli akan dinginnya lantai serta setelan yang ia kenakan kotor atau tidak. Maniknya menatap punggung Jeno yang perlahan menghilang ditelan kerumunan.

Sudah berakhir ya?

Lelaki itu menekan dadanya yang terasa sesak. Sebanyak apapun oksigen yang ia coba untuk raih, nyatanya tidak menghilangkan rasa apapun.

Renjun sadar, tak seharusnya ia menaruh harapan lebih pada Jeno maupun kedua orang tuanya.

"Jeno..."

Manik indahnya menangkap sosok Jaehyun sedang berdiri tak jauh dari lorong sunyi yang ia tempati. Tatapannya memang datar namun percayalah jika terselip rasa prihatin di hati pria Jung itu. Renjun dapat melihatnya, namun acuh. Tak peduli dengan apa yang dilakukan Jaehyun bahkan saat ia berjalan mendekatinya yang tengah terisak.

APHRO 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang