3(Anita pov)

33 20 5
                                    

Setelah sampai di kamarnya Anita melemparkan tas ranselnya kesembarang arah dan merebahkan tubuhnya diatas kasur King size nya lalu kemudian memejamkan matanya. Ia ingin berhenti sejenak dari dunia yang penuh dengan kepalsuan

'Kenapa mama sama papa selalu sibuk dengan urusan kalian si'

'Kenapa kalian nggak pernah ada di rumah'

'Sekalinya ada di rumah yang kalian perhatiin tuh cuma kak Bela. Kenapa kalian nggak pernah peduliin aku. Kenapa kalian nggak pernah menganggap aku ada. Ya allah' tak terasa airmatanya lolos dari kedua matanya yang terpejam itu ketika ia mengatakan semua itu dalam hati nya. Sampai suara ketukan pintu berhasil membuatnya membuka mata

Tok.tok.tok

"Non buka pintunya" ucap bi lastri dari luar pintu kamar dan akhirnya setelah mendengar suara dari pembantunya ia bangkit dari tidurnya dan menghapus air matanya kemudian duduk dan menyenderkan kepalanya pada tumpukan bantal miliknya

"Masuk aja bi gak dikunci kok" Jawab Anita sedikit berteriak. Kemudian Bi Lastri pun membuka pintu dengan membawa nampan yang berisi segelas air putih, segelas jus jeruk dan sepiring nasi lengkap dengan lauknya lalu menaruhnya diatas meja disamping tempat tidur Anita

"Non makan dulu ya nanti kalo non gak makan non bisa sakit" tutur bi lastri sambil mengelus pundak anak majikannya ini

"Bibi bawa aja lagi. Atau kalo bibi mau. makan aja gapapa. Aku udah makan tadi di sekolah" dustanya berbicara dengan lembut pada bi lastri

"Yaudah bibi simpan aja disini jadi kalo non lapar non tinggal makan makanannya. Bibi permisi"ucapnya sambil menatap wajah Anita yang sedikit pucat dan sembab dan diangguki oleh Anita kemudian bi Lastri menutup pintu dan keluar.

Tak lama kemudian handphone Anita berdering setelah di lihat ternyata itu telpon dari Ananda kemudian mengangkatnya dan menempelkan ponselnya ketelinganya

"Assalamu'alaikum iya ada apa Nda"ucap Anita

"...."

"Kapan"ucap Anita malas

"...."

"Males ah ini udah sore"sahutnya lagi

"...."

"Yaudah iya bener ya cuman bentar doang mainnya" ucapnya kemudian

"...."

"Yaudah bentar aku ganti baju dulu"sahut Anita kemudian menutup telponnya lalu melemparkan handphone nya ke atas tempat tidur dan melangkah pergi ke ruangan ganti baju miliknya yang bernuansa Pink. Yang berisi banyak sekali gamis, kerudung dan sepatu miliknya kemudian mengambil gamis berwarna maroon miliknya dan mengambil kerudung pashmina yang senada.

Setelah siap dengan penampilannya ia pun pergi keluar kamar dan menuruni tangga. Setelah sampai bawah ternyata Syila ibu dari Anita sudah pulang dan Anita yang melihat ibunya sekilas tak memperdulikan keberadaan ibunya ia terus melangkahkan kaki nya dengan acuh

"Mau kemana kamu Anita"tanya Syila ketika anaknya berjalan melewatinya. Anita pun berhenti sejenak dengan mendongak dan tersenyum sinis kemudian melanjutkan langkahnya tanpa menjawab pertanyaan ibunya

"ANITA JAWAB PERTANYAAN MAMAH MAU KEMANA KAMU"teriak Syila ketika Anita knop hendak membuka pintu

"Bukan urusan mamah" timpalnya menghela napas namun tetap saja ia tak bisa menghentikan air matanya untuk keluar. kemudian ia melangkah keluar dan menutup pintu itu kembali. Ia tau tak seharusnya dirinya berbicara begitu pada ibu yang melahirkannya. Karna bagaimana pun sikap ibunya pada nya. Dalam hati yang terdalam ia sangat menyayangi ibunya. Dan kata-katanya tak hanya menyakiti orang tuanya tapi juga dirinya. Kemudian ia menghapus air matanya masih menghadap pintu yang baru ia tutup

Ketika Anita membalikkan tubuhnya hendak menghadap ke gerbang ternyata seorang laki-laki yang membawa tas kerja dan menanggalkan jas putih yang biasa di kenakan dokter dilengan kirinya sudah ada di hadapannya hanya berjarak dua langkah dan itu membuat Anita kaget bukan main namun masih bisa ia kondisikan

"Kakak"sapanya dengan lembut pada laki-laki itu sambil menatapnya.

"Kamu mau kemana dek udah rapih gini tumben"ucap laki-laki tersebut yang tidak lain adalah kakaknya atau lebih tepatnya kakak kesayangannya dengan lembut sambil menaikkan sebelah alis nya dengan menyilangkan tangannya memperhatikan penampilan adik kesayangan nya dari bawah keatas

"Adek mau main sama temen adek yang biasa"timpalnya sambil melirik kakak yang tingginya melebihi dirinya dan bisa dibilang masuk ke semua kriteria yang diinginkan cewe. Kemudian Anita menundukkan kepalanya

"Ini kan udah sore lho dek"balasnya sambil melirik jam tangan yang ada di pergelangan kirinya yang menunjukkan 15.30

"Bentar doang kok kak boleh ya"jawab Anita sambil memegang tangan kakaknya dengan wajah memelas yang membuat kakaknya itu tersenyum melihatnya dan kemudian meraih tangan adiknya

"Yaudah kakak ijinin tapi kakak ikut"timpal kakaknya masih dengan tersenyum manis yang mungkin jika cewe lain yang melihatnya pasti akan tergila-gila padanya

"Tapi kan kak Reno pasti cape abis pulang kerja"ucap Anita dengan mengernyitkan alisnya bingung

"Udah nggak papa. Lagian hari ini pasien nya nggak terlalu banyak kok. Kamu tunggu kakak mau nyimpen tas sama jas nya dulu kedalam"tutur Reno Muhammad Fajri yang di angguki oleh Anita. Kemudian membuka pintu dan masuk ke dalam rumahnya. Tak lama kemudian Reno pun keluar dan melihat adiknya sedang berdiri membelakangi nya

" yaudah yuk"ucap Reno sambil menarik tangan Anita kemudian melangkahkan kaki nya menuruni tangga menuju mobil membuatnya terlonjak kaget

"Ih kakak seneng banget si bikin aku jantungan. Kalo aku jantungan beneran gimana"ucap Anita sambil memutar bola matanya malas

"Hush.. gak boleh ngomong gitu ah. Kamu itu adalah adek kesayangan kakak. Dan kakak nggak akan ngebiarin sesuatu yang buruk terjadi sama kamu"tururnya sambil menangkup pundaknya dan dengan mata yang sedikit berkaca-kaca dan Anita hanya menundukkan kepalanya karena ia tahu perkataannya menyakiti kakaknya. Kemudian mereka membuka pintu mobil. Reno duduk di kursi pengemudi dan Anita duduk di kursi samping kakaknya kemudian mereka pun pergi melajukan mobilnya. Menuju Mall.

Anita pov

Ketika Kak Reno menghentikan mobil yang kami tumpangi di parkiran Mall. Aku heran bagaimana bisa kakakku itu tahu bahwa aku dan teman-teman ku akan bertemu di sini.

"Lho kakak kok bisa tahu kalo aku dan teman-teman ku akan ketemu di sini"tanyaku masih berada di dalam mobil dan kakak ku hanya tersenyum

"Jangan kamu pikir kalo kakak nggak ada di dekat kamu. Kakak nggak tahu apa yang kamu lakukan dan kemana kamu pergi. Kakak tahu semuanya. Mata-mata kakak ada didekat kamu dan dimana-mana"kak Reno menjawab dengan tenangnya sedangkan aku hanya melongo dan terpaku tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Kak Reno. Dan dia hanya tersenyum melihatku

"Kakak juga tahu kamu nangis tadi disekolah. Udah tutup mulut kamu dek"kak Reno menyumpal mulutku dengan tisu yang sudah ia remas yang membuatku kesal dan ia hanya tertawa kemudian keluar dari mobil

"Kakak ih nyebelin banget sih ini pasti bekas keringat Kakak " kemudian aku melemparkan tisu itu ke sembarang tempat di dalam mobil kemudian keluar dari mobil dan melihat kak Reno sedang mengedarkan matanya keseluruh halaman Mall menikmati pemandangan yang begitu bersih

"Emang iya de"ucapnya masih dalam posisi yang sama

"Ih kakak awas ya"lalu aku lari mengejarnya yang sudah lari terlebih dahulu

"Ayo tangkap kakak kalo bisa. Wlee"Ledek Reno kemudian dia lari memasuki Mall

Dia Cinta Masa laluku (Slow Up) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang