11(Anita pov)

1 1 0
                                    

Hari sudah berganti mentari pagi menelusup dan menyinari ruang UGD rumah sakit. Anita dan Amanda masih terbaring lemah dengan wajahnya yang pucat mereka tak masuk sekolah dan itu sudah di atur oleh Reno. Dia sudah memberikan surat dari dokter kepada guru di sekolah yang mereka tempati sebagai pertanda bahwa mereka berdua sedang sakit. Kemudian Reno kembali ke rumah sakit

"Kenapa kamu tidak pernah mengatakan apapun tentang penyakit kamu"ucap Reno duduk di tengah-tengah antara ranjang Anita dan Amanda sambil menatap Amanda yang kini tengah terbaring lemah di ranjang samping Anita. Amanda hanya tersenyum lemah

"Aku enggak sakit apa-apa kok kak. Gimana keadaan kamu Nit?"ucap Amanda menatap Reno kemudian Anita

"Aku baik kok Nda"jawab Anita pada Amanda

"Papah mau bawa Anita ke singapore untuk berobat disana"timpal Reno pada Amanda

"Singapore Nit?"Amanda termenung dan Anita hanya mengangguk lemah

"Kak. Aku mau nya berobat di sini aja. Kemo disini aja kak. Jangan ke singapore"ujar lembut Anita pada Reno

"Tapi papah-"

"Pliss kakak bantuin aku ya. Kakak bicara sama papah. Adek akan lakuin apapun perintah papah asal jangan bawa adek ke singapore"potong Anita memohon pada Reno

"Baiklah. Kakak akan coba bicara sama papah"ucap Reno membuat Anita tersenyum merekah

"Terima kasih kakak ganteng nya aku"ujar Anita bahagia

"Udah kamu harus minum obat ini udah waktunya kamu minum obat"ucap Reno sambil berjalan keranjang Anita dan mengambil piring kecil di atas nakas yang sudah berisi beberapa butir obat. Kemudian membantu Anita untuk duduk. Reno pun menyodorkan obat tersebut dan Anita memasukkan obat tersebut kedalam mulutnya dan menenggak segelas air yang di sodorkan oleh Reno hingga tersisa setengah.

"Kamu mau ngapain"ucap Reno pada Amanda yang sedang melepaskan alat oksigen dan selang infus yang menempel di hidung dan tangannya. Amanda berlari dan memeluk Anita dan menangis di pelukan Anita

"Kamu kenapa Manda"lirih Anita sambil mengelus punggung Amanda

"Aku udah kehilangan mamah. Aku enggak mau kehilangan kamu juga"jawab Amanda disela isakannya membuat Anita sedih

"Aku enggak apa-apa kok Manda. Udah kamu jangan nangis"ujar Anita mencoba menenangkan Amanda. Namun Amanda kesulitan bernafas. Nafas nya sesak

"Amanda kamu kenapa"ucap Anita khawatir melepaskan pelukannya. Reno yang melihat Asma Amanda kambuh langsung berjalan menghampiri Amanda dan menuntunnya untuk duduk diranjang yang tadi di tempati Amanda kemudian memasangkan alat oksigen pada Amanda.

"Kamu tenang. Relax. Atur nafas"ujar Reno dan Amanda perlahan-lahan bisa mengambil nafas dengan teratur dan kondisinya kembali membaik

"Makasih kak"ucap Amanda setelah dia melepaskan alat oksigennya

"Kak. Aku bosen di ruangan ini terus. Kita ketaman yuk"ujar Anita pada Reno yang membuat dua orang yang ada di hadapannya menoleh

"Suster sedang menyiapkan kamar rawat kamu dek. Yaudah kita ketaman"ujar Reno sambil meraih kursi yang di berikan seorang suster

"Kamar nya sudah siap dok" ujar suster tersebut pada Reno

"Baik nanti kami kesana"jawab Reno kemudian suster tersebut pergi. Reno memapah Anita untuk duduk di kursi roda

"Aku ikut boleh?"timpal Amanda yang membuat keduanya menoleh

"Tapi kamu masih pucat gitu dek"ujar Reno pada Amanda

"Aku enggak apa-apa kak"jawab Amanda tersenyum pada Reno dan Anita. Mereka bertiga pun keluar dari ruangan UGD dengan Reno yang mendorong kursi Roda Anita dan Amanda menggeret besi yang sudah tergantung cairan infus di samping Anita.

Dia Cinta Masa laluku (Slow Up) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang