Lima tahun sudah berlalu. Mean kembali ke Thailand untuk bertunangan dengan seorang perempuan bernama Neena. Ia adalah anak bangsawan pilihan ibunya sekaligus rekan bisnis keluarga Mean juga. Mereka dijodohkan dan Mean tak merasa keberatan.
Setelah Plan meninggal, hidupnya sangat hampa. Tujuannya hanya melanjutkan pekerjaan ayah dan kakeknya dan berkewajiban melanjutkan garis keturunan Phiravich. Oleh karena itu, siapapun yang menjadi istrinya, ia tak peduli. Cinta dalam hidupnya sudah mati saat kejadian dengan ayahnya dan kemudian Plannya benar-benar meninggalkan dirinya.
Ia juga ingin mati dan ia berkali-kali mencoba melakukannya. Jika saja New dan Gong tak menggagalkannya, Mean pastinya takkan ada lagi di dunia ini.
Bagaimana bisa menguraikan perasaan Mean yang bukan main berkecamuknya? Di satu sisi, Plan adalah cintanya, tapi juga kenyataannya mereka tak bisa bersama karena hal yang menimpa pada ayahnya. Ia tak percaya bahwa Ken dan Nune melakukannya tapi semua bukti begitu jelas mengarahkan pada keduanya.
Bagaimana ia bisa berbakti kepada ayahnya jika ia menikahi anak yang membunuh ayahnya itu, meski ia tak percaya. Ia menjadi dilema dan hatinya mati sudah. Ia memilih untuk mengubur semua kenangan dirinya dengan Plan dan bertindak sebagaimana yang pewaris Phiravich harusnya lakukan.
Sementara itu, di sebuah pulau pribadi yang amat terpencil, seorang perempuan tengah berdiri di dekat jendela dengan tatapan sumringahnya. Ia adalah Plan Rathavit yang berganti nama menjadi Hope Kanarot, anak dari bangsawan terkaya di Thailand tapi juga terkenal tak suka bergaul dan selalu menyendiri yang bernama Kallawat Kanarot atau biasa dipanggil Weir Kanarot.
Dia tinggal sendiri dengan banyak pelayan di pulau pribadi yang juga dinamai Pulau Kanarot. Plan hilang ingatan. Weir menemukannya saat ia berjalan membawa anjingnya ke pesisir pantai dan ia menemukan Plan tengah terkapar di atas pasir.
Yang lebih mengangetkan adalah karena wajah Plan begitu mirip dengan wajah anaknya yang bernama Hope Kanarot yang meninggal saat berusia 18 tahun karena tenggelam di laut dan jasadnya tak pernah ditemukan. Istrinya sudah jauh lebih lama meninggalkan dirinya sehingga saat menemukan Plan ia seperti menemukan kembali anaknya yang hilang.
Weir merawatnya dan ia sadar selama proses penyembuhan Plan bahwa perempuan yang tengah berbaring tak sadarkan diri itu adalah Plan Rathavit. Melalui detektif suruhannya, ia bisa dengan cepat mengetahui infromasi tentang Plan. Namun, ia memilih menyimpan semua informasi itu dan mulai membangun kepribadian Plan menjadi seorang Hope Kanarot dan itu berhasil.
Plan bukan lagi Plan. Ia berpikir bahwa ia adalah Hope Kanarot. Pernah ia bermimpi tentang banyak hal di masa lalunya, tentang orang tuanya, tentang Mean. Ia utarakan mimpi anehnya kepada Weir dan Weir dengan cepat mengarahkan dirinya pada sebuah cerita bohong dan dengan cepat mengalihkan pembicaraan mereka.
Lantas kenapa Hope alias Plan itu senyum-senyum sendirian di dekat jendela? Itu karena, tunangannya yang sebentar lagi akan menjadi suaminya, Antoine Pinto, si ahli tester anggur terkenal di dunia itu akan menjemputnya dan membawanya ke daratan.
Plan sungguh tak sabar ingin segera pergi ke Bangkok dan mencoba baju pengantin yang sudah mereka oesan jauh-jauh hari. Pernikahan mereka hanya tinggal dan bulan lagi.
Plan tersenyum. Ia lari keluar pintu dan berlari menuju Antoine yang tengah berjalan ke halaman rumah. Plan langsung memeluknya dan mereka berciuman lama sekali.
"Kau lama sekali. Ayahku akan segers berubah pikiran kalau kau terlambat. Kau tahu ia tak suka aku berada di Bangkok terlalu lama," ujar Plan lagi dengan nada kesal. Itu setelah mereka berciuman lama.
"Iya, maafkan aku. Pekerjaanku membuatku gila," ujar Antoine lembut. Ia mengelus wajah kekasihnya itu dan mereka saling mengecup sebentar lalu berjalan masuk ke dalam rumah menemui Weir untuk pamit.
Mereka pergi ke Bangkok menggunakan kapal laut pribadi mereka dan sampai di sana pada siang hari. Sebelum mencoba baju pengantin mereka makan siang dulu di sebuah restoran yang cukup mewah dan jalan-jalan sebentar.
Akhirnya, setelah puas berkeliling di mal, mereka mendatangi sebuah butik. Mereka baru saja masuk saat Antoine mendapatkan panggilan telepon dan meminta izin keluar dari butik untuk menerima telepon. Plan mengiyakan. Ia berjalan menuju staf dan berbicara tentang baju pengantin pesanannya. Sang staf menyambutnya dengan ramah dan membawanya ke sebuah tempat untuk menunjukkan baju pengantin itu.
Pada saat yang sama, Neena menuruni mobil di tempat parkir. Ia berjalan duluan memasuki butik dan berjalan menuju staf butik lainnya bertanya tentang gaun pengantinnya juga. Sungguh ironis! Saat itu Plan dan Neena saling memunggungi, menikmati baju pengantin pesanan mereka yang dipakai manekin sebagai modelnya.
"Khun, sudah siap untuk mencobanya?" tanya staf yang melayani Plan. Hal yang sama juga terjadi kepada Neena dan keduanya mengiyakan. Mereka memasuki ruang ganti yang berbeda dan mulai mengenakan baju pengantin itu.
Sementara itu, Mean yang baru saja menyelesaikan menelepon memasuki ruang butik dan bertanya tentang pasangannya. Staf bingung. Mean menunjukkan cirinya dengan pakaian putih dan rambut panjang. Pakaian dan rambut yang mengidentifikasi Plan juga pada hari itu. Dengan sigap, staf yang melayani Plan membawa Mean ke ruangan ganti Plan.
Mean duduk di sebuah kursi, tepat di depan ruang ganti dan menunggu sang staf membuka tirai untuk menunjukkan pengantinnya. Sang staf membuka tirai itu dan Plan tersenyum dengan sumringah.
Mean melotot tak percaya. Di hadapannya, Plan memakai baju pengantin yang begitu indahnya.
"Khun, bukan Antoine?" Plan berkata dengan kagetnya. Mean belum menjawabnya sebab ia masih sangat kaget.
"Baby, maafkan aku!" ujar Antoine tiba-tiba dari belakang Mean dan menarik pinggang Plan dan menatapnya.
"Kau cantik luar biasa!" puji Antoine dengan cepat merajuk karena wajah Plan mulai cemberut.
"Meaaan, bagaiamana?" Neena dari belakang Mean menyapanya. Mean menoleh. Namun, ia tak berkata apa-apa.
"Ada kesalahpahaman rupanya," ujar Antoine lalu ia mendatangi Neena dan Mean sambil masih menggandeng Plan. Mean menatap Plan dan Antoine yang terlihat sangat mesra. Antoine menjelaskan yang terjadi, bahwa ia melihat Neena sebelum Plan dan ia meminta maaf kepada Mean.
Mean mencoba tenang dan berkata dengan tenang bahwa semuanya tidak ada masalah, bahwa senuanya hanya kesalahpahaman saja, seperti yang sudah dijelaskan oleh Antoine.
Selama ia berbicara, Mean beberapa kali menatap Plan dan memastikan bahwa perempuan yang ia lihat bukanlah Plan.Mean tahu itu bukan Plan. Namanya Hope Kanarot yang sebentar lagi akan menjadi Hope Pinto. Nean tahu sipaat Antoine, tapi tak tahu siapa Hope Kanarot. Mereka memutuskan untuk minum kopi bersama. Selama kegiatan itu, Mean tak hentinya mengamati Plan secara diam-diam.
Dia bukan Plan. Taph kenapa gaya dan gelagatnya mirip dengan kekasihnya itu? Bahkan tahi lalat di bagian belakang leher Plan? Kenapa ada dua orang yang begitu mirip padahal mereka tidaklah sama?
Bersambung