Chapter 4

316 41 2
                                    

Plan menggelinjang saat Mean menyedot bagian mencuat di antara selangkangannya. Napasnya naik turun, tak beraturan dan itu kali pertama, Plan sadar akan suara lenguhannya sendiri. Wajahnya memerah saat Mean tersenyum dan menatapnya dengan bahagia. Mean juga bahagia mendengar suara itu sebab itu semakin menambah gairahnya.

Mean melanjutkan aksinya. Ia kembali pada bagian mencuat kecil dan merah muda itu. Ia menciumnya pelan dan lembut lalu menjulurkan lidahnya dan menjilatinya pelan. Plan meringis dan melenguh lagi. Ia menikmati suguhan lidah Mean di bagian kecil itu.

Ia masih menggelinjang dan melenguh pada saat yang bersamaan sampai pada stu titik, ia merasakan tubuhnya melayang, kepalanya terasa kosong dan sesuatu yang sangat nikmat mengokupasi dirinya sehingga tubuhnya menegang dan ia mendesah panjang.

Plan mencapai orgasme pertamanya. Ia tersengal, menatap Mean yang tengah tersenyum kepadanya dan bersiap dengan naganya.

"Rak," lirih Mean.

Plan tersenyum. Mereka berciuman dan perlahan naga Mean berada di permukaan bibir bawah Plan dan Mean memulai petualangannya dengan menggesekkan naganya pelan.

"Uhmmmm, mmmmmmph, nnnngh," desah keduanya sambil memejamkan mata. Mereka sama-sama merasakan kenikmatan dari sentuhan kedua bagian sensitif itu.

"Oooo, Plaaan, Baby, nnnngy, " desah Mean. Plan mengeratkan pelukannya dna mereka berciuman lagi dan kegiatan masih seperti itu sampai beberapa waktu berselang dan tak lama kemudian, Mean mencapai pelepasan, sementara Plan mencapai orgasmenya yang  kedua kalinya.

Mereka tersenyum dan berciuman. Lalu tidur berhadapan sambil bertatapan dengan lembut dan mesranya.

"Kau cantik sekali, Plan. Jangan pernah tinggalkan aku apapun keadaannya. Berjanjilah kepadaku," lirih Mean sambil mengelus wajah Plan pelan.

"Aku berjanji, aku tak akan meninggalkanmu apapun yang terjadi. Aku mencintaimu, Mean," lirih Plan.

Mean tersenyum. Mereka berciuman lagi dan mereka bercumbu lagi dengan mesranya. Malam itu sangat panjang dan petualangan bercinta mereka baru saja dimulai.

Mean di atas Plan. Mereka berciuman lembut dan hangat. Sudah tak terhitung lagi jejak bibir itu di bibir Plan dan begitu pula sebaliknya. Mereka tenggelam dalam nikmatnya saling menjamah dan memagut untuk beberapa waktu sampai keduanya merasakan tak kuat lagi untuk menahan diri mereka, membiarkan bagian bawah mereka bercengkrama dengan nikmatnya.

Pelan-pelan Mean mengarahkan naganya di depan pintu lubang Plan  ia mendorong sangat pelan sampai ia meringis sebab ia merasakan kontak yang memberi sensasi luar biasa pada dirinya. Mean masih dengan usahanya. Ia mendorong pelan naganya dan membenturkannya lada dinding itu.

Ia terus pada kegiatannya begitu gigihnya. Saat ia merasakan dan mendengar Plan meringis, ia menghentikan kegiatannya dan beralih menghibur wanita di bawahnya. Barulah setelah Plan mulai merasa lebih tenang, ia melanjutkan kembali aksinya.

Sang naga benar-benar tak kenal menyerah. Stamina anak muda itu sungguh luar biasa. Tak terhitung jumlah bulir keringat yang bercucuran dan sengal napas karena lelah, gerah, dan juga menahan berahi yang terus bergejolak dan seolah jauh dari kata redam.

Perlahan, Mean merasakan ada celah kecil dari dinding itu dan ia mendorong naganya lebih keras dan membuat Plan kaget serta meringis lebih kencang.

"Ah, maafkan aku!" bisik Mean dan ia berhenti dari kegiatannya. Plan hanya menggelengkan kepalanya pelan dan ia sangat paham dan menghargai bagaimana Mean memperlakukan dirinya dengan begitu lembutnya dan hati-hati. Ia sangat bahagia dan merasa beruntung sebab ia mendapatkan lelaki ini sebagai orang pertama yang memberi pengalaman bercinta yang begitu nikmatnya.

"Aku tidak apa-apa," bisik Plan.

"Syukurlah. Aku lanjutkan, na!" Mean menatapnya. Plan mengangukkan kepalanya dan ia kemudian mencium bibir Mean, memberikan tanda bahwa ia menyukai yang Mean lakukan kepadanya.

Mean melanjutkan usahanya. Ia menggesekkan lagi naganya pelan dan kemudian mendorongnya lagi dan begitulah celah itu semakin terbukan dan usaha sang naga untuk mengakses calon rumahnya itu mulai membuahkan hasil. Jalan masuknya lebih mudah sebab cairan di dalamnya memperlicinnya dan keduanya mendesah dengan begitu kerasnya.

"Oooo, astagaaaa!" Keduanya kompak bersuara saat Mean dan Plan merasakan kehangatan dan kenikmatan di bawahnya. Mean terus mendorong sampai akhirnya mentok pada ujungnya.

"Aaah!" desah Plan lagi dan ia mengeratkan pelukannya.

"Semuanya masuk. Punyaku ke dalam punyamu," bisik Mean.

"Sangat enak, nikmat!" Mean melenguh.

"Meaaan, besar sekali," desah Plan saat bagian bawahnya mencengkram naga Mean.

"Astagaa!" Mean meringis keenakan karena cengkraman bagian bawah Plan itu.

"Boleh aku gerak?" Mean menatap Plan dengan penuh berahi. Plan juga sama. Keduanya sudah sampai pada puncaknya dan tak akan mundur lagi. Ia menganggukkan kepalanya dan itu membuat Mean bahagia. Ia mulai bergerak.

"Aaaah, aaaah, nnnnnngh, hmmmm, Meaaaan, oooo," desah Plan.

"Baby, nnnngh, aaaaaah, ooooo, so goooood," lenguh Mean panjang.

Keduanya mulai aktuf bergerak. Plan mengimbangi gerakan Mean dan ini membuat kenikmatannya berkali-kali lipat.

"Astagaa, noooo! Nnggggh, mmmmph, aaa, Meaaan, aku keluar," desahPlan saat Ia merasakan kenikmatan menguasai ubun-ubunnya. Tubuhnya menegang dan ia mengeratkan pegangannya pada lengan Mean yang kekar. Mean masih menggoyang dan ia juga merasakan sesuatu menendang otaknya keras dan naganya semakin tegang. Ia mendorongnya semakin dalam dan ia membenamkan bibirnya di bibir Plan dan kemudian memagutnya dengan kuat.

"Mmmmph," desah Plan kewalahan dibarengi semprotan cairan dari mulut naga Mean yang membanjiri dindinh dalam lubang Plan dengan hangatnya.

"Eh!" Plan kaget. Ia pikir ia pipis, tapi tak lama ia sadar bahwa itu adalah cairan Mean yang membasahi dinding nonanya.

Keduanya tersengal dan saling memandang dan tersenyum. Mereka berciuman lagi dan lagi dan lagi dan keduanya bergairah lagi. Naga Mean belum sempat dicabut dan berahi keduanya sudah memuncak lagi dan mereka bermain lagi.

Mereka sama sekali tak santai malam itu, tapi tak ada yang keberatan dari satu pihak pun karena keduanya menikmati pergumulan malam itu. Cukup luar biasa. Pengalaman  pertama umumnya hanya satu sampai tiga babak saja. Mereka melakukannya sampai enam babak.

Sungguh luar biasa pasangan anak muda yang satu ini!

Mereka menutup kegiatan malam mereka dengan berciuman mesra dan tidur berpelukan sampai dini hari tiba. Mereka bangun dan memutuskan untuk pulang. Mean mengantar Plan sampai rumahnya dan kemudian ia berjalan bergegas ke rumah utama sambil tersenyum dipenuhi dengan kebahagiaan.

Sejak malam itu, mereka terlalu sering melakukannya. Dalam perjalanannya, mereka semakin terampil dan belajar lebih banyak dari satu sama lain. Bahkan Mean sudah sangat paham dengan semua kebiasaan Plan dalam bercinta. Poan juga begitu.

Tempat mereka pun lebih beragam, khususnya sekarang mereka sudah sama-sama di universitas. Mereka tidak hanya lebih matang dan dewasa dalam banyak hal, tetapi juga semakin paham arti bercinta untuk mereka.

Waktu terus berjalan sampai akhirnya Mean dan Plan lulus universitas. Ploy memutuskan untuk mengirim Mean ke luar negeri untuk melanjutkan sekolahnya. Ini sebenarnya upaya Ploy untuk memisahkan keduanya.

Ploy sangat tahu yang terjadi di antara dua insan ini dan ia tidak bisa memisahkan mereka begitu saja atau ia akan kehilangan anak satu-satunya yang merupakan pewaris keluarga ini. Ia merencanakan sesuatu yang amat jahat yang sebentar lagi akan mengubah takdir Mean dan Plan yang tadinya indah menjadi resah.

Bersambung

NEXT TO YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang