1.Awal Mos

208 99 139
                                    

Assalamualaikum wr.wb

Ini aku si pemilik akun
@yolanda_laa03. Kalian lanjut baca di sini aja ya guys. Soalnya akun yang lama udah rusak. Ceritanya masih sama kok cuma yang ini lebih seru!

Ayok buruan baca.

Happy Reading ❤

***

Di sinilah mereka di sebuah lapangan yang luas dengan ratusan manusia yang sedang melaksanakan mos di tengah teriknya matahari.

Tak terkecuali seorang gadis dan kedua sahabatnya sedari kecil. Bahkan mereka selalu di takdirkan untuk bersama, sejak SD hingga saat ini mereka selalu berada dalam satu sekolah bahkan satu kelas. Hanya saja Aulia tidak satu sekolah dengan mereka saat SMP karena dirinya harus ikut ke Bandung bersama keluarganya dan bersekolah disana. Namun takdir siapa yang tau, nyatanya saat ini mereka di pertemukan lagi dan jadilah mereka sekarang bersekolah di Canis Minor HighScool.

Saat ini mereka betiga tengah berbaris di barisan yang hampir terbilang paling belakang. Memang ini kemauannya Leya. katanya jika berbaris paling depan itu sangat menjengkelkan, Karena jika di depan jangankan untuk grasak grusuk berbicara saja rasanya enggan.

Kok lama si! batin gadis itu.

"Ish kok lama banget," keluh Aul yang kini sudah berjongkok diantara teman temannya.

"Sabar napa," timpal Sarah, Sedangkan Leya hanya diam saja malas berbicara karena dirinya sekarang mulai merasa dehidrasi akibat panasnya hari.

"Udah deh gak usah pada ribut!" ujar Leya.

"Ini kepsek lagi nyampein kata sambutan apa lagi ceramahin bininya si!" ketus Aul.

"Iya nih gak tau apa gue udah hampir lumutan nih," sewot Sarah.

"Ul cepetan diri!" ujar Leya.

"Kenape si?"

"Itu kepseknya udah selesai."

"Akhirnya gue bi-," ucapannya terpotong kala melihat seorang pria dengan tubuh tegap dan wajah coolnya sedang menaiki mimbar.

"Wah gila itu pasti anaknya dewa yunani," heboh Aul sambil senyam senyum.

"Itu pasti ketua osis nya," timpal Sarah, Leya dan Aul mengangguk setuju terbukti dengan dirinya yang memakai almet berbeda dari anggota Osis lainnya.

"Bersyukur gue keterima sekolah disini," ujar Aul dramastis. Memang saat mendaftar di sini Aul agak sedikit menyerah karena dia merasa dirinya tidak akan lulus testing, sebab sekolah ini adalah salah satu sekolah dengan rating tinggi di Ibu kota.
Terbukti dengan Kualitas guru dan siswanya yang sudah patut disebut the best. Jadi diterima di sini bukanlah hal yang mudah, harus melewati berbagai testing dulu itupun kalau lulus.

"Apaan si lo lebay," cibir Leya. Aul langsung memukul pelan lengan Leya "Lo mah mana paham masalah beginian ya."

"Baiklah saya rasa tidak perlu perkenalan lagi karena moderator sudah memperkenalkan diri saya,". Ia menjeda tatapannya menyapu bersih seluruh siswa baru di sini. "Selamat datang di Canis Minor HighScool, Saya harap kalian bisa menunjukkan bakat dan prestasi kalian disini serta membawa nama baik sekolah ini". Suara dingin nan tegas itu mengudara dan mampu membuat seluruh manusia disini terdiam seketika.

"Sekian,terimakasih," lanjutnya dan segera turun dari mimbar.

"Mana ada sih kata sambutan sesingkat itu!" kesal Revan yang notabenya adalah sahabat sang ketua Osis tersebut.

"Yee lu kagak tau dia aja!" Samuel pun sedikit merasa kesal dengan sahabatnya ini, tidak pernah berubah selalu saja irit bicara.
Emang ngomong bayar apa!

ARLEYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang