3

45 4 2
                                    





Acara perpisahan yang digelar dengan dana sisa kas OSIS dan sisa sponsor serta ditambah donatur itu bisa dibilang cukup mewah. Bertempat di cafe baru yang memang sedang terkenal di kota kami karena pemandangan yang ditawarkan dari lokasinya yang berada di perbukitan. Jadi selain tempatnya yang kece parah dan aesthetic, dari sini kami bisa melihat pemandangan seluruh kota. Gue sempat lihat-lihat di instagram kemarin, bagus banget sih emang.

Ternyata lumayan banyak juga yang sudah datang. Gue dan Xiaojun berjalan masuk beriringan seperti pasangan, hanya saja tidak saling bicara.

"Hyena, Xiaojun," Gue menoleh ke sumber suara, mendapati Naeun yang juga baru saja datang. "Kalian berangkat barengan?"

"Iya," jawab Xiaojun singkat.

"Lo sendirian?" tanya gue berbasa-basi karena gadis cantik yang merupakan rekan satu seksi bidang gue ini tidak terlihat bersama siapapun.

"Gue sama Jaehyun, tapi dia masih di luar." ujarnya ceria sambil menunjuk ke arah parkiran.

Deg-,

Mendengar nama itu disebut, terlebih oleh seorang Naeun membuat perasaan gue jadi sedikit tidak karuan. Entahlah.

Seperti tahu sesuatu, Xiaojun melirik ke arah gue. Tapi tanpa menghiraukannya, gue mengamit tangan Naeun, mengajaknya masuk ke dalam.

Di manapun tempatnya dan apapun acaranya, OSIS di SMA kami memang seperti ini kenyataannya. Tidak bisa membaur. Yang kelas 12 dengan kelas 12, yang kelas 11 dengan kelas 11, itu pun terbagi lagi dengan kumpulannya masing-masing.

Dari dulu hanya gue dan Naeun yang netral, tidak masuk ke kubu manapun. Kebetulan gue dan Naeun juga sama-sama berada di Seksi Bidang Apresiasi Seni dan Daya Kreasi, jadi cewek ini adalah orang yang paling dekat dengan gue di OSIS setelah Xiaojun.

Xiaojun sendiri juga sudah bergabung bersama cowok-cowok di sana, meninggalkan gue. Jadi gue mengesampingkan perasaan yang mengganggu dan memutuskan untuk duduk di sudut ruangan bersama Naeun.

"Ramai ya Na, orang-orangnya lebih banyak daripada yang biasanya datang rapat OSIS mingguan," komentar Naeun yang mengikuti arah pandangan gue ke seluruh sudut ruangan.

"Iya lah jelas. Lo kaya nggak tahu aja pada jadi pengurus OSIS kan emang cuma pengen seneng-senengnya doang. Sama dapet famous." ujar gue blak-blakan. Bekerja bersama selama setahun membuat Naeun hafal sifat gue yang satu ini.

Gadis cantik itu refleks menaruh telunjuk di bibirnya. "Hussstttt, jangan keras-keras, Na."

Gue mengibaskan tangan. "Bodoamat, toh periode mendatang gue nggak daftar jadi pengurus lagi."

"Lho kenapa?" kaget Naeun.

"Gapapa."

Setelah menunggu semuanya datang, acara resmi dimulai dengan kata sambutan dari Pembina OSIS kami, Pak Taeyong yang tampan idola seantero sekolah. Kata-kata sambutan itu hanya masuk ke telinga saja, karena gue malas memprosesnya dalam otak. Formalitas, tidak begitu penting. Toh yang lainnya juga lebih fokus dengan wajah rupawan Pak Taeyong daripada pesan-pesan yang disampaikan beliau.

Sambutan dilanjutkan oleh Kak Winwin sebagai ketua OSIS yang sudah memimpin jalannya organisasi selama setahun kebelakang. Kakak kelas ganteng itu sudah siap di depan dengan mikrofon di genggamannya.

"Selamat malam rekan-rekan sekerja serta Bapak Ibu guru pembina yang sudah hadir disini. Singkat saja, Saya ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas bimbingan yang diberikan demi terwujudnya program kerja OSIS. Tidak terasa sudah setahun lamanya kita tergabung dalam organisasi kesiswaan ini dengan segala kesedian dan kontribusi yang telah teman-teman berikan."

KELAS SEBELAS +Doyoung LucasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang