Best Friend

5 2 0
                                    


Aku tak akan bisa melupakan segala kebaikan yang pernah dilakukan oleh langitku, terlepas dari bagaimanapun seorang dia menghabiskan waktunya dengan ketengilan yang dia miliki. Dia adalah langitku yang selalu berbuat baik padaku. Aku masih percaya, segala hal buruk tentangnya hanyalah buah pikiranku yang merasa cemburu atau tak enak hati jika ia dekat-dekat dengan perempuan lain, ah padahal aku bukan siapa-siapa untuknya.

Langitku menjadi sebuah tempat yang nyaman untukku membagi segala keluh kesah yang kualami, rasanya tiap saat aku ingin menceritakan hari-hariku dengannya, berbagai kebahagiaan di hari itu dan melukis spektrum yang menawan untuk langit, bersama. Dan langitku, ku harap aku bisa menjadi bumi, tempat mu menumpahkan segala beban yang sudah tak lagi bisa kau tanggung sekaligus menjadi tempat kau menyebar keindahan dan kebahagiaanmu dengan menampilkan segala warna yang kau miliki.

***
Di suatu malam, selepas kelas tambahan di gedung Labtek Biru semua anak jurusan sudah lesu tak berbentuk. Make up yang sudah dipoles sejak siang pun sudah luntur bersama segala semangat yang terbangun di pagi hari. Belum lagi acara himpunan yang harus didatangi oleh mereka, bentuk tanggung jawab sebagai anggota. Namun, tentu saja tak semua orang beranggapan bahwa himpunan adalah tempatku berkembang. Tidak, malah kebanyakan tidak. Mayoritas dari anak-anak itu langsung bergegas ke gerbang belakang menanti ojek online yang sudah dipesannya atau menuju parkiran motor untuk segera pulang, berbaring di kosan masing-masing, tak berbeda dengan seorang Layka. Ia bergegas menuju gerbang belakang dan menyalakan gawainya untuk memesan ojek. Dari belakang, tiba-tiba ia mendapat tepukan di bahunya, membuat ia hampir menjatuhkan gawainya karena terkejut.

"Ups! Sorry."

Layka hanya membuang muka. " Mau ke mana La?"

"Balik lah."

"Lah, nggak ikut forum himpunan?"

"Males, nggak ada temen pasti."

"Lah gue siapa, La?"

"Maksudnya nggak ada temen deket, malu."

"Yah, gue bukan temen deket, La?"

"Tau ah gelap."

Adit memang tak pernah akan merasa puas menggoda Layka dan niat berhenti tak akan pernah ia sematkan dalam hidupnya (saat ini). Sembari berjalan ke gerbang belakang, Adit senantiasa membujuk Layka untuk datang ke forum himpunan tersebut, pasalnya forum itu sudah dua kali gagal karena kurang kuorum, masalah utama dari himpunan ini. Tak banyak dari anak jurusan ini yang peduli terhadap himpunan, hanya segelintir orang dengan idealisme tinggi yang ingin mempertahankan eksistensi himpunan ini dengan segala kebermanfaatannya. Satu di antaranya adalah Adit.

Setelah acara bujuk membujuk yang cukup ruwet, akhirnya Layka mau datang ke forum asalkan ia diantar pulang dulu ke kosan untuk membersihkan badannya yang ia rasa sangat lengket, sore (menjelang malam) itu. Dan tentu saja Adit harus menjemputnya kembali untuk datang ke kampus. Suatu hal yang ribet sebenarnya, tapi tak apa kata Adit, demi memenuhi kuorum malam ini, dan demi bersama Layka? Mungkin.

Layka bergegas membersihkan dirinya, memakai bentuk perawatan diri dari memakai lotion di badannya, mengoleskan pelembab ke bibirnya, dan tentu saja wewangian ke badannya. Perawatan wajahnya ia tunda untuk malam nanti sebelum tidur karena ia merasa sayang memaparkan wajahnya yang penuh balutan produk perawatan diri terhadap jahatnya debu jalanan kota. Ia memakai hoodie kesayangannya, yang ia beli dari unitnya, berwarna kuning bergambar estetik di belakang hasil desain dari Bayu. Satu jam belum berlalu, tetapi gawainya sudah berdering pertanda sang langit sudah menjemput. Ia mengambil sebungkus roti untuk mengganjal perutnya yang belum ia isi semenjak siang tadi.

"Mau?" ia menyodorkan roti yang sedang ia makan pada Adit.

Tak menjawab, Adit hanya merespon dengan mencondongkan badan ke depan dan membuka mulutnya. Tanpa basa basi, Layka menyodorkan rotinya ke mulut Adit. Adit melirik ke pos satpam, "Duh, Pak, malu. Jangan iri gitu dong liatnya. Hehe."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Langit KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang