03

350 47 4
                                    

Dear Readers, Happy Reading 💕

Keesokan harinya aku terbangun  kebingungan. Kata Jero aku pingsan di depan kamar. Jero terus menjagaku semalaman. Ku lihat Yeji sudah berada di sisiku.

Melihatnya tertidur manja di tengah kami berdua, perasaanku bercampur aduk. Aku lega melihat anakku sekaligus merasa aneh. Peristiwa semalam benar-benar teror nyata yang mengerikan. Tetapi pagi ini mendadak semua terasa normal kembali.

"Jero, cepat berangkat. Papa sudah menunggu." Kata mama.

"Mobilmu sudah dibawa Bobby ke bengkel." Kata mama tiba-tiba masuk ke kamar.

Melihat mama aku teringat mama yang muncul semalam. Apakah itu benar mama? Tanya ku dalam hati.

"Hari ini Jero tidak ngantor saja ma, temani Jisoo dulu." Jawab Jero.

"Tidak Jero, kamu sudah banyak cuti, lagi pula untuk apa mama pagi-pagi sekali kau minta pulang ke rumah." Kata mama kesal.

Ternyata mama benar-benar tidak ada di rumah semalam. Dan sosok itu memang sangaja menyerupai mama.

"oke. Jero berangkat Ma. Titip Jisoo ya ma." Kata Jero mengalah.

Dia pun mengecup keningku dan beranjak. Sampai diambang pintu kamar ia berhenti sejenak. Terlihat wajahnya yang kelelahan memandangku penuh cemas.

"Sudah pergi sana!! Jangan khawatir! mama jaga istrimu." Teriak mama. Lalu mama mengantar Jero ke luar.

.
.
.
.

Hari sudah siang, namun aku masih berdiam diri di kamar karena trauma dan tak berani meninggalkan Yeji. Di kamar, aku banyak berpikir~ mencerna semua kejadian aneh yang kualami.

Aku memikirkan sosok itu yang mengikutiku dan menerorku sampai ke rumah. Mengapa sejak awal hanya aku yang merasakan keberadaannya? Sedangkan Jero tidak. Dan mengapa sosok itu mengincar anakku?

Ku ambil ponsel dan ku kirim pesan pada Jero. Kuputuskan untuk bercerita padanya.

"Jer, aku ingin menceritakan sesuatu"

"Ada apa sayang? Cerita saja"

"Nanti saja saat kamu di rumah."

"Baik, hari ini aku pulang cepat."

Setelah mengirim pesan kugendong anakku dan aku pergi ke ruang makan karena perutku terasa lapar. Di meja makan aku melihat mama yang sudah menyelesaikan makannya.

"Makanlah Jisoo sejak pagi kau diam saja di kamar." Kata mama padaku.

"Ma, boleh temani Yeji sebentar?" Pintaku pada mama. Menyodorkan Yeji untuk ia gendong.

Mama terlihat enggan. Ia sama sekali tak menatap Yeji cucunya. Seingatku belum sekalipun aku melihat mama menggendong cucunya. Malah sosok menyerupai mama yang menggendong manja Yeji. Apakah mama masih bersikap dingin?

"Kamu ini! Kenapa tidak ditinggal saja di kamar kalau repot" Katanya ketus.

Aku mengelus dada mendengar nya. Ku gendong kembali Yeji.

"Taruh di kamar! Biar mama yang jaga" Perintahnya.

Lalu mama segera menuju kamar dan aku mengikutinya di belakang. Ku letakan Yeji di ranjangnya dan mama hanya duduk di pinggir ranjangku dan menyuruhku segera makan.

Selesai makan kudengar Yeji menangis. Aku segera ke kamar dan ku lihat mama hanya diam saja tak menggubris anakku.

Ya tuhan ternyata hati mama masih sekeras batu. Dia hanya baik di depan Jero. Aku kesal sekali dan kuputuskan untuk melakukan sesuatu nanti.

Where Is My Baby? (Horror Short Story) || Jensoo  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang