07 [Last Chapter]

636 69 34
                                    

Dear Readers, Happy Reading 💕


Aku tersadar dan sudah berada di rumah sakit. Jero terlihat tertidur di sebelahku dengan tangannya yang diperban. Apa yang terjadi? Mengapa aku masih hidup? Tak lama Jero pun bangun.

"Jisoo, syukurlah kau sadar" Katanya tersenyum.

"Mengapa aku di sini Jer?"

"Kau selamat sayang"

"Bagaimana mungkin aku selamat Jer? Mobil kita meledak"

"aku pun tak percaya Jisoo. Tetapi saat mobil itu meledak. Tiba-tiba kau sudah tidak berada di dalam. Dan kemudian aku menemukanmu terbaring di bawah pohon dengan selamat"

Aku selamat? Bagaimana mungkin aku selamat dari kejadian itu. Sosok itu sudah mencengkramku dan hendak membawaku sebagai tumbalnya tetapi kemudian aku masih hidup.

Aku ingat mendengar suara tangis Yeji yang membuatku mencoba berusaha melepaskan diri. Kemudian aku jatuh dan tak mengingat apa-apa lagi.

"Sudah lah jangan dipikirkan. Yang penting kau selamat Jisoo" Kata Jero melihatku kebingungan dan berfikir keras.

"Jer, aku tidak mau di sini. Aku tidak mau kembali ke rumah sakit ini" Kataku meminta.

"Kenapa Jisoo?" Tanyanya.

"Aku trauma Jer, aku tak ingin mengalami hal buruk lagi" Jawabku.

"Kau memang sedang berada di rumah sakit lain Jisoo" Kata Jero membuatku heran.

Kemudian Jero mengajakku jalan sebentar mencari udara segar di taman rumah sakit.

"Selamat pagi mba Jisoo"

Seorang suster menyapaku dengan hangat di lorong. Kali ini lorong tampak begitu cerah dan tak mencekam. Ternyata benar aku memang sudah berada di rumah sakit lain.

Perasaanku lega sekali. Kemudian aku sampai di taman. Lalu aku melihat bermacam orang yang betingkah aneh. Ada yang terlihat murung dengan tatapan kosong ada pula yang terlihat riang seperti anak kecil meskipun usianya sudah tua.

"Jer aku di mana?" Tanyaku.

"Dengarkan aku, Jisoo. Sebelum aku menjawab pertanyaanmu" Kata Jero membuatku curiga.

"kamu mau mengatakan apa" Kataku.

"Jisoo, Kau harus dengarkan aku baik-baik. Anak kita sudah tidak ada. Dia sudah meninggal saat kau lahirkan di rumah sakit. Sekarang kau harus menerima kenyataan ini, Jisoo. Aku sangat sayang padamu. Mama, papa dan Yeri~ kami semua sangat menyayangi kamu"

Jero menjelaskan tetapi aku menolak mempercayainya.

"Tidak Jer. Yeji anakku masih hidup. Kau juga melihatnya kan? Kau melihat Irene, mengapa sekarang kau berubah lagi Jer?" Tanyaku kecewa.

"Tidak Jisoo, aku percaya padamu. Semua yang kau alami benar terjadi. Hanya saja aku dan lainnya tidak bisa melihat Yeji yang kau lihat". Jelas Jero.

"Maksudmu? Di rumah sakit kamu menggendong Yeji, Jer. Di rumah pun kau membantuku merawat Yeji. Mama, papa dan Yeri mereka juga..."

"Maaf Jisoo. Kami hanya berpura pura demi kamu. Kalau bukan karena mama, aku tidak akan sadar kalau yang aku lakukan ke kamu itu salah. Aku menutupi kenyataan yang sebenarnya darimu"

Berpura-pura? Jadi selama ini aku memang gila? Dunia seakan runtuh dihadapanku. Aku menangis terisak.Jero memeluku.

Kemudian aku melihat gelang pasien yang kukenakan bertuliskan RS Jiwa Melati. Aku terkejut ketika aku menyadari di mana aku sekarang.

Where Is My Baby? (Horror Short Story) || Jensoo  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang