12. Tell Me You Love Me

222 35 6
                                    

Tell Me You Love Me-Demi Lovato

***

Menerobos kerumunan murid-murid yang bergerombol di depan mading sekolah, Salsa langsung merobek semua kertas yang terpajang di sana. Bisa dipastikan, semua yang terpampang adalah foto dirinya dan Rafael setelah insiden jatuh ke kolam di acara Wilona.

Tanpa berkata-kata, ia merobek foto serta kertas A4 berisi berita tersebut. Salsa muak dengan hal ini. Ia hanya ingin melanjutkan masa-masa SMA-nya tanpa mengingat peristiwa ini lagi.

"Nggak mau bilang makasih nih sama gue setelah gue selamatin tas lo?" Virza muncul di sebelah Salsa yang baru saja menjauhi mading.

Salsa menoleh. "Makasih."

"Cuek banget." Virza menggerutu. "Udah dibantuin juga."

"Terus gue bilang makasih sambil kayang gitu?" Salsa balik bertanya.

"Lo tuh agak lembut dikitlah. Pantes Rafael nggak sayang." Ucapannya tersebut langsung mendapat lirikan sinis oleh Salsa.

Bukannya menjauh, Virza malah dengan santainya menunjukkan kunci yang ia pegang pada lawan bicaranya. "Mau ikut gue, nggak?" tanyanya seraya memainkan alis.

"Apaan tuh?" Salsa menatap kunci yang sedang dipamerkan Virza dengan heran.

"Kunci ruang musik. Gue mungut waktu nggak sengaja dijatuhin anggotanya." Virza menyengir begitu mendapati ekspresi Salsa merespon dengan pelototan kaget. Gadis itu spontan mencoba meraih benda yang ia pegang. Tak ingin kalah, ia dengan cepat menghindarkan kunci tersebut dari tangan Salsa. "Apaan, sih?"

"Lo yang apaan. Kalau anak-anak musik nyari kuncinya gimana coba?" Salsa memprotes.

"Udahlah. Aman, aman. Tenang aja. Percaya sama gue, deh." Virza menunjukkan ekspresi wajah tengil yang direspon dengan embusan napas panjang dari Salsa. "Ikut gue, yuk. Ke ruang musik."

"Ngapain?"

"Udah ikut aja."

Entah apa yang ada di pikiran Salsa hingga memilih untuk mengikuti Virza yang secara diam-diam memasuki ruang musik. Ia tahu ini salah, mengingat mereka saja tidak termasuk anggota, sehingga akan menjadi masalah besar apabila ketahuan. Hanya saja, ia tak punya perasaan buruk tentang hal ini.

Ruang musik pada dasarnya kedap suara dengan drywall yang dipasang di tembok serta karpet tebal di lantai, membuat konsekuensi mereka ketahuan akan menurun. Hanya saja, siapa yang bisa menjamin seratus persen jika tak akan ada yang tahu?

"In another life. I would make you stay. So I don't have to say. You were the one that got away. The one that got away."

Salsa yang pada mulanya fokus dengan ruang musik, langsung menitikfokuskan pandang terhadap Virza. Pemuda itu mengambil gitar dari sudut ruangan sebagai iringan musiknya dalam bernyanyi singkat barusan.

"Bagus, nggak?" Virza berhenti bermain gitar. Pemuda itu mengangkat wajah, menatap Salsa yang kini berdiri tak jauh darinya. "Aneh, ya?" tanyanya lagi setelah Salsa tak kunjung merespon.

Salsa menggeleng. Tanpa disuruh, ia mengambil salah satu kursi dan membawanya mendekati Virza. "Suara lo kok bagus." Untuk kali ini, Salsa tak bisa bohong. Suara Virza benar-benar nyaman di telinga, membuatnya tenang hingga merasa seperti kecanduan. Ditambah, pemuda itu mampu memainkan gitar. Kombinasi ini rasanya membuat Salsa merasa dimabuk.

TIEMPO (revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang