Ketika itu masih pagi...
Pagi itu entah apa yang terjadi tiba - tiba (Name) mendapat kabar bahwa teman satu kelompoknya meminta untuk segara mempercepat scendul pengerjaan copy-an soal dari rektor. Ia bahkan baru tidur tiga jam karna menyelesaikan urusan 'rumah tangganya'. Cepat - cepat ia membersihkan diri hingga tidak menghiraukan sang suami yang menatapnya bingung.
"(Name)-ie ya? Gwenchana?" Lelaki berdarah korea-china itu mengkerutkan keningnya bingung.
"Ne, Gwenchana yo" (Name) menjawab tanpa berbalik menghadap teman satu atapnya itu.
"Lalu?" Huang Renjun namanya jadi jangan ditanya tingkat kekepoannya sebesar apa.
"Apanya yang lalu?" (Name) bertanya dengan alis bertaut heran.
"Ya lalu kenapa panik begitu?" Pria bermarga Huang itu bertanya ketus.
"Aku diminta menyelesaikan tugas kelompokku lebih cepat" Jawab (Name) cepat; tangannya sedari tadi memasukan keperluan tugasnya cekatan.
"Aku antar?"
"Tidak usah, nanti merepotkanmu lagi"
"Tidak papa sekalian kerjakan dicaffe kita dan aku bisa mengawasimu"
"Tck! Aku hanya mengerjakan tugas!"
"Chagi-ya!" Renjun merengek tanda tidak setuju.
"Berhenti menjadi posesif!" Seru (Name) sembari menatap Renjun garang.
"Aish!" Mengacak rambutnya frustasi. "Aku hanya khawatir nyonya Huang!" Renjun berujar sebal.
"Terserah" Sungguh (Name) tidak habis pikir dengan isi otak Renjun.
"Tunggu sebentar! Jangan kemana - mana, aku hanya membasuh wajahku sebentar" Renjun melangkahkan tungkainya cepat dan jangan lupakan senyumnya yang melebar.
"Ne Renjun-ssi!" Sahut (Name) keras.
'Posesifnya itu minta diracunin sekali sih!'
.
Dan dia berhasil membuatku berdecak berkali - kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wife (Huang Renjun)
FanfictionBagaimana perjalan cintamu hingga akhirnya menyandang marga Huang dan ratu dihati seorang Renjun. Ini edisi Babang Renjun. Kalau tidak sibuk pengen buat 10 edisi dari member NCT. Itupun kalau ada yang baca. Nanti kita vote aja ya kalau readernya uda...